Yoon Jeonghan.4.

2.4K 262 2
                                    

Saat tiba di depan rumah Wonwoo, aku memutuskan untuk mampir sebentar. Sudah lama aku tidak mengunjungi Mama.
"Nu aku ikut masuk ya" pintaku.
"Masih pake minta ijin kaya sama orang lain aja" jawab Wonwoo.
Kami masuk ke dalam rumah, disambut oleh Mama Jeon.

"Ya ampun Jeonghan. Hanie apa kabar? Lama ga kelihatan. Sehat? Makin cakep aja anak Mama yang satu ini" mama Jeon memeluk ku dan menggiring ku untuk duduk di sofa ruang tamu, mengabaikan anaknya sendiri.
"Hehehe baik ma. Mama apa kabar? Tetep cantik" aku tersenyum.
"Mau makan? Mama masak buat lasagna hari ini. Makan dulu sama Wonu baru naik ke kamarnya ya" pinta mama jeon. Tidak ada yang bisa menolak perkataan Mama Jeon jadi aku dan Wonwoo makan dulu.

Selesai makan kami pamit untuk masuk ke kamar.
"Hanie menginap?" Tanya Mama.
"Mmmm sepertinya tidak Ma" jawabku
"Tapi sudah malam, bahaya jalan sendiri. Menginap saja ya? Nanti aku telepon mama Hanie"
"Ma. Hanie sudah besar. Dia bisa menghubungi mama nya sendiri" Wonwoo memprotes mama nya.
"Iya iya sudah sana naik. Selamat istirahat. Mama tidur duluan ya sayang"
"Ya Ma, selamat istirahat" jawabku dan kami langsung masuk kamar Wonwoo.

"Mama tidak berubah ya" kata ku sambil berbaring di kasur Wonwoo.
"Itu sebabnya aku khawatir"
"Khawatir kenapa?"
"Kapan mama akan memberikan aku kepercayaan, kebebasan? Berapa umur ku sekarang?" Wonwoo mengeluh sambil mengganti baju nya.
"Makanya, cepat kenalkan dia ke Mama"
"Ish kamu ini. Siapa yang mau aku kenalkan?" Wonwoo protes tapi pipinya merona.
"Ya Kim Mingyu lah" jawabku sambil memainkan handphone. Mungkin aku perlu menginap juga untuk mempengaruhi Wonwoo.
"Kenapa?" Dia sekarang duduk di samping ku.
"Ya kenalkan dulu sebagai teman baru mu. Nanti kalau kalian sudah resmi, kenalkan lagi sebagai pacar mu" jawabku sambil memandangi wajahnya.
Tiba-tiba wajahku bertemu dengan sisi bantal.
"Yah Jeon Wonwoo!" Erang ku saat dia memukulkan bantalnya ke wajahku lagi.
"Wajah Angel bisa rusak nanti" aku membalasnya tetapi Wonwoo cepat menghindar.
"Makanya jangan macam-macam kalau bicara" jawab Wonwoo jutek tapi pipinya tidak berhenti bersemu.

Tiba-tiba terdengar suara handphone. Wonwoo buru buru mengambil benda ajaib itu dari tasnya.
Sesaat dia membaca pesan yang masuk lalu wajahnya merona, kemudian dengan cepat mengetik balasan dan mengirimnya.
"Coba lihat" aku menghampiri dia dan berusaha untuk mengambil handphone nya.
Jeon Wonwoo tidak pernah mengunci handphone nya, jadi kami semua bisa dengan mudah menggunakan handphonenya dan biasanya dia membiarkan kami mengambil handphonenya kapanpun. Tapi kali ini dia berusaha menyembunyikan handphone nya.

Handphone Wonwoo berbunyi lagi.
Dia langsung berlari ke seberang ruangan untuk membaca dan membalas pesannya lagi.
Dengan sebal aku duduk di kasurnya.
"Pasti Kim Mingyu" tebak ku dan lagi-lagi wajah Wonwoo merona.
"Ahhh...aku pulang saja lah"
Aku bangkit dari tempat tidur dengan kecewa karena Wonwoo tidak mencegah ku.
"Selamat bersenang senang sama Kim Mingyu, Wonu" goda ku terakhir kali sebelum meninggalkan kamarnya.

Yah...semoga saja memang terjadi kemajuan yang berarti.
Aku meninggalkan rumah Wonwoo dan kembali ke rumahku tercinta.

*
**
***

"Pagi sayang" wajah tampan Seungcheol menyapa ku lewat video call.
"Pagi" jawabku setengah mengantuk.
"Angel kalau bangun tidur tetap cantik ya. Ayo bangun, lima belas menit lagi aku sampai ke rumah kamu" Seungcheol di layar handphone ku tersenyum manis.
"Okay~ hati hati dijalan"
"Mhmm. Bye Hanie" Seungcheol mengakhiri panggilan.
Aku langsung bangun dan bersiap. Semangat pagi ku selalu bersumber dari morning call seperti ini.

15 menit kemudian Seungcheol sudah duduk di meja makan bersama Mama dan Papa.
"Pagi Angel" sapa kekasihku
"Pagi Ma, Pa, Cheol"
"Pagi sayang. Ayo cepat duduk. Kebiasaan kamu ini Seungcheol duluan yang sudah ada di meja baru kamu turun. Anak papa yang mana sebenarnya" Papa menegur ku.
Keluarga ku dan Seungcheol sudah sangat dekat. Mama bahkan selalu membuatkan sarapan dengan porsi lebih untuk Cheol.

Selesai kami sarapan Cheol dan Aku berangkat ke kampus dengan mobilku.
"Bagaimana kabar Angel ku dua hari ditinggal?"
Aku hanya cemberut.
"Maaf ya sayang, benar benar tidak sempet untuk pegang handphone. Saat handphone sudah ditangan malah sudah terlalu malam"
"Sibuk banget tapi sempet ya menghubungi Josh" aku masih cemberut.
Seungcheol tertawa.
"Karena nomor Josh disimpan sama kakak ku, jadi yang mengabari ya kakak" seungcheol mengacak acak rambut ku.
"Jadi ada kabar apa dari Hanie ku sayang?"
"Wonu mengakui kalau dia suka sama Kim Mingyu" kata ku seakan itu hal yang biasa.
Alis Seungcheol naik "o ya? Lalu apa peran biro jodoh Yoon Jeonghan kali ini?"
Seungcheol tahu kalau aku yang berusaha untuk mendekatkan mereka berdua.
"Aku hanya memperkenalkan mereka berdua, mengantar mereka pulang. Mereka bertukar nomor telepon atas inisiatif mereka sendiri" ucapku dengan bangga.
"Hanie ku memang hebat" Seungcheol menepuk nepuk kepalaku dengan lembut.

Tiba di kampus aku melihat pemandangan yang sedikit berbeda.
Jeon Wonwoo sedang berjalan bersama Kim Mingyu, tertawa bersama.
Aku baru akan menghampiri mereka saat tangan Seungcheol menahanku.
"Biarkan dulu. Beri mereka waktu. Kita jangan mengganggu"
"Hufff baiklah" aku dan Seungcheol berjalan menuju kelas.

"Han, mana Wonwoo?" Tanya Jun saat aku sampai di kelas. Aku Cheol Wonwoo dan Joshua ada di kelas yang sama pagi ini, hanya jun yang terpisah. Tetapi setiap pagi Jun pasti menghampiri kami.
"Hmm? Belum lihat. Biasanya sama kamu?" Aku berbohong pada Jun, demi kebaikan mereka.
"Aku telepon tidak diangkat. SMS tidak dibalas" Jun cemberut.
"Sudahlah, Wonu sudah besar. Tidak perlu diawasi sepanjang hari, Jun" Seungcheol menepuk bahu Jun dan duduk di kursinya.

Setengah jam kemudian Wonwoo baru terlihat dan Jun langsung menghampirinya.
Aku dan Seungcheol saling pandang.
"Dari mana saja kamu? Aku telepon tidak dijawab" Jun terlihat sedang menegur Wonwoo. Yang ditegur meringis.
"Maaf ya, handphone ku tertinggal di rumah"
"Terus kamu dari mana baru sampai kelas jam segini? Berangkat sama siapa? Cheol dan Jun sudah sampai daritadi"
"Aku naik bis hari ini. Sudahlah Jun, aku baik baik saja. Sana kembali ke kelas mu" Wonwoo tersenyum ke arah Jun lalu melambai dan duduk di kursinya.
Jun memandang ku penuh tanya, dan aku balas dengan tatapan bingung. Akhirnya dia meninggalkan kelas kami.
"Sepertinya Wonwoo sedikit berbeda hari ini" bisik Seungcheol.
Aku hanya bisa mengangguk. Apakah ini efek smsan dengan Mingyu?
Hmmm anak ini harus diinterogasi sebelum keduluan Jun.

*
**
Kelas berakhir, aku dan Seungcheol langsung menghampiri meja Wonwoo dan Joshua.
"Ayo kita ke kantin" ajak ku.
"Tapi aku belum lapar. Belum jam makan siang" jawab Wonwoo.
"Iya tapi kelas kita baru mulai satu jam lagi. Setidaknya kita bisa santai santai"
Kami berempat menuju kantin.

"Nu, kamu baik baik saja?" Tanyaku.
Wonwoo tersenyum manis dan mengangguk.
"Kenapa Han?" Ia balik bertanya.
"Aku lihat kamu dan Mingyu pagi tadi"
Seketika wajahnya memerah.
"Dengar, aku senang kalau kalian sudah ada kemajuan, tapi aku tidak terlalu senang melihat perlakuanmu ke Junhui"
Wonwoo terdiam.
"Bagaimanapun Junhui adalah sahabatmu. Dia mengkhawatirkan kamu. Janganlah terlalu drastis perubahan sikap mu sama dia"
"Lalu aku harus bagaimana Han? Aku harus terus bersikap manis saat aku tahu itu hanya akan membuatnya lebih berharap? Yang aku tahu hanya aku perlu bersikap lain, jadi dia bisa paham" Wonwoo bicara dengan nada rendah, seperti yang ia lakukan saat ia merasa terusik atau kesal.

"Nu, dengarkan aku. Cara terbaik adalah dengan memberitahu Junhui secara langsung. Tidak dengan menghidari, tidak dengan menyakiti"
"Sama saja, pada akhirnya Jun akan terluka karena aku"
"Tapi beda, Nu. Terluka karena kejujuran sama terluka karena kebohongan itu berbeda. Sakitnya lebih sulit hilang kalau kamu membohongi dia"
Wonwoo mulai melunak, ia menarik nafas panjang.
"Jeon Wonwoo, kamu tidak sendirian, oke? Aku Cheol dan Josh ada disini untuk membantu kamu. Ingat itu. Jangan sampai kamu merusak persahabatan ini hanya karena kamu tidak ingin menyakiti dia. Karena yang terjadi bisa sebaliknya"
Wonwoo menatap tangannya dengan serius, seakan tangannya adalah yang paling menyenangkan untuk dilihat.
"Baiklah. Bantu aku , Yoon Jeonghan" akhirnya Wonwoo bersuara dan menatapku. Aku tersenyum melihatnya
"Pasti Nu. Pasti"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Yang maju, yang galau, yang bingung. Lengkap.

May I Know You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang