End

2.9K 262 13
                                    

Mingyu, Mama Jeon dan Junhui masuk ke dalam rumah keluarga Jeon.
"Nu, kami pulang." Panggil Mama Jeon, tapi tidak ada jawaban.
Mama Jeon berjalan menuju kamar anaknya, tetapi dia juga tidak ada di dalam.
"Wonu nggak ada di rumah." Wajah Mama Jeon pucat. Dia terlihat sangat panik.
Junhui segera menghampiri dan memegangi Mama Jeon, membawanya perlahan ke sofa dan mendudukkannya di sofa.
Kim Mingyu langsung mengeluarkan handphonenya dan menghubungi nomor kekasihnya. Nadanya tersambung, tetapi tidak kunjung diangkat.

Sementara Junhui menenangkan Mama Jeon dengan memberikan segelas air, Mingyu mencoba menghubungi teman-teman Wonwoo.
Percobaan pertama, Joshua.

"Halo hyung, ini Mingyu. Mau tanya, apa Wonwoo hyung ada disana? Oh-- nggak ada ya? Ya sudah hyung terimakasih, maaf mengganggu. Eng...dicoba handphonenya ga diangkat. Iya. Minta tolong ya hyung. Terimakasih."
Dua sahabat Wonwoo yang tersisa, Jeonghan dan Seungcheol juga tidam mengetahui keberadaan Wonwoo.

"Tante, Mingyu coba cari Wonwoo hyung disekitar sini ya, siapa tau dia cuma belanja--"
Belum selesai Mingyu bicara, pintu rumah terbuka.

"Jeon Wonwoo!" Ketiganya memanggil, membuat Wonwoo kaget.
"Duh, ngagetin aja." Jawab Wonwoo sambil menuju ruang tamu.
"Darimana? Kenapa nggak kasih kabar? Handphone dimana, ditelpon kok nggam dijawab?" Mingyu langsung menginterogasi.
Wonwoo mengerutkan alisnya.
"Kamu kenapa sih?"

Mingyu menarik nafas panjang.
"Kami semua nyariin kamu. Di rumah nggak ada. Di telepon nggak dijawab. Kami pikir ada sesuatu."
Wonwoo tersenyum melihat raut wajah Mingyu, tetapi senyumnya hilang saat melihat mamanya.
Wonwoo menghampiri mamanya dan duduk disampingnya, menggenggam erat tangan mamanya.
"Maaf ya ma. Aku cuma ke minimarket sebentar cari cemilan. Handphone ketinggalan di kamar. Aku pikir mama masih lama. Maaaf banget Ma. Aku baik baik saja kok."
Mama Jeon memeluk anaknya.
"Mama khawatir, tapi syukurlah kamu baik baik aja, sayang. Kalau sampai ada sesuatu, Mama nggak akan sanggup."
"Ma...Wonu nggak akan kemana-mana." Wonwoo tersenyum meyakinkan mamanya.

Setelah semuanya tenang, Wonwoo bertanya.
"Gimana hari ini jalan-jalannya?"
Tiga orang dihadapannya tersenyum.
"Mama seneng banget ditemenin sama dua pemuda tampan."
Wonwoo menatap mamanya tidak percaya.
"Hari ini super fun ya Ma. Tapi aku harus pulang sekarang. Ada janji." Junhui berpamitan.
"Ya sudah. Hati-hati dijalan ya Jun."
"Siap Ma. Nu, Gyu, aku duluan ya."
"Terimakasih hyung." Jawab Mingyu. Jun hanya mengangguk.

"Kalian ngobrol saja. Mama mau istirahat. Terimakasih ya Gyu sudah mau nemenin tante."
"Saya yang terimakasih, tante, karena sudah mempercayai saya."
Mama Jeon hanya tersenyum dan masuk ke kamar.

"Jadi...?" Tanya Wonwoo saat mereka berdua sudah di kamar Wonwoo.
"Jadi apa?" Tanya Mingyu.
"Ya gimana hari ini?"
"Hmmm baik." Jawab Mingyu singkat. Dia sibuk memperhatikan isi kamar Wonwoo.
"Ihh Kim Mingyu!"
"Ya sayang?" Mingyu menghampiri kekasihnya yang sedang cemberut.

"Gimana hari ini? Jawab aku."
Mingyu mencolek pipi Wonwoo.
"Hari ini sangat menyenangkan. Tante orangnya asik ya."
"Trus?"
"Jun hyung juga. Dia baik banget. Perhatian banget sama tante. Udah kaya mama sama anaknya sendiri."
"Kamu gimana?"
Mingyu tersenyum nakal dan duduk di kasur Wonwoo.
"Aku ya begini, ganteng, jago basket, banyak fansnya..." dan bantal pun mendarat dengan mulus di wajah Mingyu.

"Nyebelin banget sih anak ini." Gerutu Wonwoo. Mingyu terbahak melihat kekasihnya ngambek.
"Maaf sayang, abisnya kamu imut banget kalo lagi ngambek gitu."
Mingyu menarik Wonwoo untuk duduk di sampingnya.

Mingyu menggenggam tangan Wonwoo saat mereka duduk berdampingan. Ditatapnya kakak kelas tampan yang sekaranh statusnya adalah kekasihnya.
"Jeon Wonwoo..." panggil Mingyu. Awalnya Wonwoo ingin protes karena bagaimanapun dia lebih tua daripada Mingyu, tetapi melihat keseriusan di wajah Mingyu, Wonwoo tidak jadi bicara.
"Jeon Wonwoo, aku sayang banget sama kamu. Apapun yang terjadi, aku nggak akan melepaskan kamu. Aku nggak akan menyakiti kamu. Aku akan selalu menjaga kamu. Aku nggak akan mengabaikan kepercayaan yang sudah diberikan tante hari ini kepadaku, jadi jangan nakal dan jangan pernah berpikir untuk berpaling dariku, karena aku, Kim Mingyu, nggak akan melepaskanmu."

Wonwoo berkedip, mencoba mencerna apa yang baru saja diutarakan oleh Mingyu. Tiba-tiba sebuah cincin melingkar di jari manisnya.
"Jaga cincin ini ya, sampai nanti aku menggantinya dengan cincin lain di hari pernikahan kita."

Wonwoo membeku sesaat sebelum akhirnya melompat dan memeluk Mingyu.
"Jangan ingkari perkataanmu hari ini ya." Pinta Wonwoo sambil memeluk erat kekasihnya.
"Iya sayang. Nggak akan."
Mingyu membelai lembut rambut Wonwoo.
Perlahan Wonwoo melepaskan pelukannya.
Ditangkupnya pipi Mingyu dengan kedua tangannya. Ditatapnya tajam kedua mata Mingyu, dan akhirnya, sebuah kecupan lembut mendarat di bibir Mingyu.
Mingyu membalas kecupan Wonwoo dengan sebuah ciuman, yang lembut dan penuh kasih.

"Jeon Wonwoo, aku cinta kamu."
"Kim Mingyu, aku juga cinta kamu."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Mohon maaf kepada semua yang sudah menunggu kelanjutan cerita ini. Aku memutuskan untuk mengakhiri cerita ini sekarang, karena sekarang aku sibuk pake banget, udah gitu idenya datengnya pelaaaaaan banget.

Terimakasih untuk semua yang setia sama cerita ini dari awal sampe terakhir.
Terimakasih untuk semua yang vote cerita ini.
Terimakasih untuk semua yang sudah komen, maaf kalau nggak kebalas komennya.

Semoga dilain kesempatan, saat ada waktu luang lagi, aku bisa menuliskan cerita baru.

Terimakasih untuk semuanya. 사랑해😍

May I Know You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang