Author.7.

2K 227 16
                                    

Akhirnya hari yang (nggak) ditunggu datang juga.
Kim Mingyu sudah berdandan rapi sejak pukul 7. Padahal masih 3 jam lagi, tapi dia sudah tidak bisa tertidur dan jujur saja, dia sangat khawatir.
Dimainkannya handphone sambil berharap Wonwoo hyung nya akan menelepon. Tetapi tidak ada telepon masuk, bahkan pesan pun tidak ada.
Mingyu mencoba menenangkan diri dengan membaca komik, tetapi tetap saja dia tidak tenang.
Seminggu ini dia berusaha terlihat tenang di depan Wonwoo karena dia tidak ingin kekasihnya yang manis itu khawatir.
Tapi sebenarnya apa sih yang harus dikhawatirkan?
Kalau Mama nya Wonwoo hyung masih belum mau menerima seorang Kim Mingyu sebagai pacar anaknya, Mingyu hanya perlu berusaha lebih keras lagi untuk meyakinkan tante Jeon bahwa perasaan nya kepada Wonwoo adalah tulus.

Tapi kalau tante Jeon itu berencana menikahkan Wonwoo dengan Junhui, itu bencana namanya.
Junhui sudah lama mengenal Wonwoo, dan bukan tidak mungkin Wonwoo akan pasrah karena dia tidak mau menyakiti hati Mamanya.
Tapi bagaimana dengan perasaan Wonwoo sendiri?
'Apa kami harus kawin lari?' Pikir Mingyu. Tetapi cepat-cepat dibuang pikiran itu.
Bukan solusi. Hanya akan menambah masalah.

Tidak terasa Mingyu berpikir sendiri sampai satu jam lebih.
Saat jam sudah menunjukkan pukul 9, Mingyu bergegas berangkat, naik bis tentunya.
Di saat seperti ini Mingyu berharap orang tua nya segera mengirimkan mobil permintaannya.

Dengan gugup Mingyu membunyikan bel rumah keluarga Jeon.
Seraut wajah tampan nan manis menyambutnya.
"Pagi Gyu." Wonwoo membuka pintu dan menarik masuk Mingyu.
"Sarapan?"
"Udah tadi hyung."
Wonwoo tersenyum manis. Sedikit berbeda dari kemarin, kelihatannya Wonwoo hyung lebih tenang daripada dirinya.
"Duduk dulu ya, Mama masih siap-siap. Jun juga masih dijalan. Aku ambil minum dulu."
Wonwoo menghilang ke dapur dan meninggalkan Mingyu sendirian di ruang tamu.

*
**
Mereka bertiga berangkat, dan Wonwoo melepas kepergian mereka dengan senyum manis. Mingyu masih bingung kenapa hyungnya jadi sangat tenang.

Mereka berjalan ke pusat kota, menemani Tante Jeon membeli beberapa perlengkapan rumah dan diakhiri dengan makan siang.

"Terimakasih ya, kalian sudah menemani tante."
Mingyu dan Junhui tersenyum dan menjawab bahwa mereka bahagia bisa membantu tante Jeon.
"Nah, sekarang, kalian sudah selesai makan?"
Mingyu dan Junhui mengangguk.
"Boleh tante mulai bicara?"
Lagi-lagi keduanya mengangguk.
"Jeon Wonwoo adalah satu-satunya keluarga yang tante miliki, setelah papa dan kakaknya pergi. Tante melakukan semua yang terbaik yang bisa tante lakukan untuk melindunginya. Walaupun itu berarti tante harus ikut campur dalam urusan pribadinya.

Tante sangat senang, saat Wonwoo membawa teman-temannya ke rumah. Tante bisa mengawasi mereka, memperhatikan, dan menilai apakah teman-teman yang dibawa Wonwoo adalah yang terbaik untuknya.
Selama ini Wonwoo tidak pernah mengeluh. Dan bahkan dia berterimakasih kepada tante, dia merasa terlindungi.

Sampai akhirnya dia masuk kuliah.
Tante sangat lega Wonwoo masuk ke universitas yang sama dengan sahabat SMA nya. Junhui, Jeonghan, Seungcheol dan Joshua adalah anak-anak baik yang selalu melindungj Wonwoo. Terutama kamu, Jun.
Mama sangat tenang kalau Wonwoo sama kamu. Dan Mama pikir semuanya berjalan lancar sesuai harapan Mama, sampai satu hari Wonwoo pulang bersama orang yang sama sekali baru.

Jujur tante kaget saat melihat kamu, Mingyu. Wajah baru di dunia Wonwoo. Tante merasa seperti Wonwoo menyembunyikan sesuatu dari tante saat kamu datang.
Pemuda tampan yang mendekati Wonwoo, jelas membuat tante khawatir.
Tante takut kamu hanya mempermainkan dia, apalagi kamu lebih muda dari dia.
Insting tante untuk melindungi Wonwoo membuat tante melakukan ini.
Menginterogasi, kalau pinjam istilahnya Wonwoo, dan mengawasi.

Tante cukup terkejut saat kamu, membawa pulang Wonwoo tepat waktu. Bukan hanya sekali dua kali, tetapi setiap saat. Tante jadi berpikir, apa Kim Mingyu ini serius?
Biasanya teman-teman Wonwoo selalu meminta dia melupakan jam malam, tapi kamu, menurut Wonwoo, malah menarik dia untuk pulang.

Tante berterimakasih kamu telah menjaga Wonwoo. Dan Jun, Mama juga sangat berterimakasih atas pengorbanan kamu selama ini.
Tetapi akhir-akhir ini, Mama lihat kamu mulai teralihkan perhatiannya. Mama pernah melihat kamu bersama teman kamu, sepertinya kamu mengantar dia pulang. Dan dari cerita Wonwoo, kamu merawat dia karena anak itu sakit.
Kamu memang anak yang baik. Itulah sebabnya Mama ingin sekali Wonwoo menikah sama kamu."

Mata kedua pemuda di depan nyonya Jeon terbuka lebar. Junhui terlihat panik dan Mingyu tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Tapi tentu saja keinginan seorang Mama belum tentu bisa terwujud.
Kalau dipaksakan kalian menikah hanya karena ingin menghormati dan membahagiakan Mama, rasanya tidak adil untuk kalian.

Dan kemarin Wonwoo bercerita. Dia membawa Mingyu ke pusara keluarga Jeon. Benar?"

Mingyu mengangguk.
Nyonya Jeon menghela nafas panjang.

"Kalau sudah seperti itu, berarti Jeon Wonwoo sudah menentukan pilihannya. Dan tante tidak bisa berbuat apa-apa."

Mingyu dan Junhui saling pandang. Bingung.

"Jun, Mama harap kamu akan berbahagia dengan pilihan mu. Mama tahu, pilihan mu sudah bukan Wonwoo lagi kan?"
Wajah Junhui memerah. Dia sendiri masih belum yakin dengan perasaannya, tetapi Mama Jeon sudah bisa membacanya.
"Pilihan mu pasti anak baik. Kenalkan sama Mama ya kalau sudah pasti."

"Dan kamu, Kim Mingyu. Tolong jaga Wonwoo ku baik-baik. Lakukan apapun yang terbaik untuknya. Jangan buat dia menangis, bersedih, apalagi sampai melukainya. Kamu tidak mau merasakan amarah seorang ibu.
Wonwoo yang meminta tante untuk menerima kamu. Wonwoo, yang tidak pernah meminta apapun, yang tidak pernah protes atas semua peraturan yang tante buat, sekarang sudah bisa mengajukan sebuah permintaan. Dia sangat mempercayai kamu, jadi tante mohon, jaga dia dengan sangat baik."

Kim Mingyu bengong. Dia nggak percaya sama apa yang dia dengar.
"Mingyu?"

"Aa..iya tante! Saya, Kim Mingyu, berjanji akan menjaga Jeon Wonwoo dengan segenap tenaga, sepenuh hati dan tidak akan mengecewakan tante.
Terimakasih banyak atas kepercayaan yang telah tante berikan. Tidak akan saya sia-siakan."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Annyeong.
Aku kembaliiiiii
Maafkeun yaa kelamaan cari inspirasinyaa.
Semoga masih ada yang mau baca ini cerita 😅

May I Know You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang