-Bukan Update-
Kau pulang? Tidak mungkin.
Kalau pulang sekedar pulang. Kerbau yang di angon juga pulang.
Kalau berpisah sekedar berpisah. Bukankah memang sudah hukum alam, setelah pertemuan selalu ada perpisahan.
Tapi, kalau berpisah terus tidak kembali lagi. Ini apa namanya?
Yang aku rasa. Dibandingkan dengan mereka yang pergi, bukankah lebih menyakitkan mereka yang ditinggalkan.
Yang aku tahu. Kenapa harus berakhir dengan "Jaga dirimu baik-baik." Kalau nyatanya perpisahan membuatku sadar "Aku (tidak) baik-baik saja tanpamu."
Dan yang aku ingat. Diawal-awal pertemuan kau selalu bertingkah kikuk dan mengatakan, "Senang bertemu denganmu." Bukankah itu artinya kau ingin bertemu denganku lagi?
Atau aku yang salah mengartikan?
Tapi aku tahu persis. Gesturmu mengatakan demikian.
Lalu kenapa kau meminta maaf saat perpisahan itu tiba?
Aku pikir kau tidak pernah melakukan kesalahan. Bukankah memang kita sudah berbeda dari awal.
Kau merah dan aku selalu setia dengan biru.
Kau ingin ke gunung, aku lebih memilih diam di rumah.
Kau membolos, aku juga ikut membolos. Tapi, hari itu aku tidak tahu kalau kau juga membolos.
Lalu apa yang salah?
Kita sudah berbeda. Jangan malu. Kau tidak bersalah. Pergilah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[AKAN DIREVISI] CIGARETTES • JJK
Fanfiction[completed] Jeon Jungkook perokok berat yang harus hidup dengan mewarisi penyakit keturunan. Tidak ada yang menarik di hidupnya. Gelap. Tidak, nihil. Kosong. Ia hanya tinggal bersama adiknya Jeon Yerim, yang bercita-cita ingin seperti Pablo Picasso...