Suara klakson mobil dan anak-anak yang berlarian menjadi irama yang menemani Hoseok dan Jungkook.
Mereka baru saja selesai membantu warga sekitar untuk memasang lampu-lampu berwarna ceria yang dipasang melintang di sepanjang jalanan utama dan melingkari tiang-tiang telepon.
Dua hari lagi perayaan Natal segera tiba, semaraknya semakin terasa sampai kesudut-sudut tiap kota. Bahkan hampir semua orang sudah memasang pohon cemara di rumahnya.
Jungkook mengeluarkan bungkus rokok dari saku jeans-nya, mengambil sebatang rokok yang kemudian diselipkan di sudut bibirnya. "Kudengar, nyonya Gong akan memasang pohon cemara di tokonya hari ini," kata Jungkook seraya menyalakan pemantikan untuk membakar batang rokoknya.
"Iya, dan aku tidak akan melewatkan kue beras buatannya," kata Hoseok. Tidak jauh berbeda dengan Jungkook, pemuda itu juga menyalakan batang rokok, kemudian di selipkan di sudut bibirnya.
"Hyung, bagaimana penampilanku?" Kata seorang anak berpakaian kostum Santa yang berlari melewati mereka.
Belum sempat Hoseok maupun Jungkook memberi jawaban, anak itu sudah berlari menjauh dan menghilang di persimpangan jalan.
Sementara dua pemuda itu hanya tertawa mengingat penampilan anak tadi.
Celana Santa-nya dipotong pas membentuk lekuk kakinya, sedangkan perut anak tadi tidak ada buncit-buncitnya sama sekali. Kustum Santa sangat tidak cocok dengan anak tadi, dan itu cukup berhasil membuat Hoseok dan Jungkook terbahak.
"Kau sudah menyiapkan hadiah untuk adikmu?" kata Jungkook tiba-tiba, membuat keduanya menghentikan tawa.
Hoseok menaikan bahu. "Kau sendiri?"
"Jelas." Jungkook menghembuskan kepulan asap dari mulutnya lalu melanjutkan, "Mau memberikannya dengan tanganmu sendiri atau..." Jungkook sengaja menggantung ucapannya.
"Lihat saja nanti."
Membahas tentang hadiah, tiba-tiba Jungkook teringat akan sesuatu. Jungkook ragu untuk beberapa saat, tapi kemudian dia menghentikan langkahnya, membuat Hoseok juga menghentikan langkah.
"Ada apa?" Kata Hoseok.
"Sesuatu yang harus kuselesaikan," jawab Jungkook, menghisap batang rokoknya cepat. "Aku harus pergi," tambah Jungkook, lalu mengambil langkah lebar meninggalkan Hoseok di belakangnya.
"Semoga beruntung, bung!" teriak Hoseok, yang hanya di balas anggukan samar oleh Jungkook.
***
Jungkook merapatkan mantelnya, menghentak-hentakkan kakinya dengan kasar ke tanah.
Walaupun salju turun tidak selebat kemarin, cuaca sedikit tidak bersahabat karena sekarang sudah memasuki pertengahan musim dingin.
Bahkan aspal jalanan yang sebelumnya terlihat saat Jungkook baru saja tiba di tempat itu, sekarang sudah tertutupi salju setinggi mata kakinya.
Kepulan asap menguap di udara saat Jungkook menghembuskan napas melalui mulut.
"Sudah lama?" Kata Saera yang datang dari balik pagar kayu yang catnya sudah mengelupas. "Kau tidak bilang kalau akan datang," tambah Saera.
"Tidak juga," kata Jungkook seraya mengulurkan tangannya ke arah Saera.
Jungkook mengedarkan mata ke sekelilingnya, salju menutupi trotoar sepanjang pertokoan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[AKAN DIREVISI] CIGARETTES • JJK
Fanfiction[completed] Jeon Jungkook perokok berat yang harus hidup dengan mewarisi penyakit keturunan. Tidak ada yang menarik di hidupnya. Gelap. Tidak, nihil. Kosong. Ia hanya tinggal bersama adiknya Jeon Yerim, yang bercita-cita ingin seperti Pablo Picasso...