3. Perkenalan

124 6 1
                                    

Pelajaran dimulai, semua siswa sudah duduk dengan rapi dibangkunya masing-masing. Afis sang ketua kelas memimpin doa pagi ini untuk memulai pelajaran hari ini. Bu rika memulai pelajarannya

"Anak-anak, hari ini ibu akan mulai berkenalan terlebih dahulu dengan kalian. Jadi kalian akan ibu panggil berdasarkan absen"

bu rika mulai memanggil dari absen pertama dan anak yang dipanggil harus maju kedepan kelas untuk berkenalan, mulai dari kesan ketika kelas sepuluh lalu suasana baru kelas ini.

Semuanya sangat antusias, bahkan banyak kelucuan yang mereka ciptakan ketika perkenalan
Dengan begitu siswa dikelas ini sudah merasakan kehangatan didalam kelas ini, suasana yang sudah mulai bersahabat.

Tapi tetap saja kadang-kadang lana masih merasa tidak nyaman, bukan karena pelajarannya tapi karena siswa lelaki yang duduk dibelakangnya. Siswa itu yang lana tabrak pagi tadi.

"Baiklah, selanjutnya Aska Putra Ramadhan. Mana Aska"

Setelah bu rika memanggil nama itu, anak yang duduk dibelakang lana pun berdiri

"saya bu" kata lelaki itu

lana kaget, bahkan ia tidak berani menengok kebelakang. Aska maju kedepan kelas, dan mulai memperkenalkan dirinya

"saya aska putra ramadhan, kalian boleh panggil saya aska. Langsung kesan pertama dikelas baru ini, saya tadi pagi hampir mencium keramik lorong kelas kita"

lana merasa malu, karena dia tau apa yang dimaksud aska. Tadi pagi lana menabrak aska yang menyebabkan muka aska hampir mengenai lantai untung tangan aska bisa menopang tubuhnya.

"Sial, kenapa dia bilang begitu. Apa dia masih kesal yaa. Aduhhhh gimana iniii" kata lana dalam hati.

Semua anak heran dengan penjelasan aska, tapi para murid perempuan berlagak sok kasihan
"aduh aska, kok bisa sih. Gimana coba kalau muka ganteng kamu itu lecet" ucap salah satu siswa perempuan

"huuuuuuu" sorak semua siswa

-----

Bel istirahat berbunyi, anak-anak kelas inipun ada yang langsung keluar menuju kantin, perpustakaan, tapi ada juga yang tetap dikelas

"Ri, kekantin yuk" ajak lana

"Iya na, bentar lagi gua masih nyatet. Dikit lagi kok"

"yaudah kalau gitu gua keluar pake sepatu dulu yaa, gua tunggu di depan kelas"

"Iya na, okee"

Saat lana akan berdiri dari bangkunya, ada yang menahan belakang jilbab miliknya

"ehh, kenapa nih" lana langsung menengok kebelakang

"eh lo mau kemana, lo mau kabur lagi hah. Lo yang nabrak gua tadi pagi kan" ujar aska dengan wajah songong sok jutek miliknya

"Iya, memangnya kenapa. Kan gua udah minta maaf tadi pagi" kata lana sedikit nyolot

"Lo harus tanggung jawab, liat nih tangan gua. Jadi lecet begini"

"Terus gua harus apa sekarang" tanya lana dengan nada sedikit keras

"lo harus catetin pelajaran tadi dibuku gua, gua gan nyatet tadi. Tangan gua sakit tau gak lo"

"dihh baru juga lecet gitu, dasar manja. Anak mami"

"diem lo, pokoknya lo harus catetin. Nih buku gua. Byee" aska pergi bersama teman-temannya keluar kelas

"Dasar cowok aneh, sok-sok an!! Manja" teriak lana dari pintu kelasnya.
Puri yang dari tadi masih fokus mencatat sekarang mendekat ke lana dan menutup mulutnya "na, diem naa. Malu diliatin anak-anak yang lain" ucap puri menangkan teman sebangkunya itu

"yaudah na, mending kita kekantin sekarang. Tapi gua masih bingung kenapa lo berantem sama dia" tanya puri penasaran

"entar dikantin gua ceritain, udah ah yukk ke kantin.. laper nih" lana menarik tangan puri keluar kelas

"entar na, gua belum pake sepatu"

"Hehe, iya yaa. Yaudah cepetan" ucap lana malu

-----

Dikantin ramai sekali, semua siswa harus mengantri untuk memesan makanan. Lana dan puri masih memesan pesanan mereka

"bu mi ayamnya 2, es tehnya 2" pinta puri dengan ibu kantin

Setelah mereka mendapatkan pesanannya, mereka langsung menuju tempat duduk yang telah mereka pilih tadi.

"Haiii naa, gua boleh duduk bareng kalian berdua kan" itu raba teman kelasku ketika kelas sepuluh, dan sekarang kami sekelas lagi

"eh iya ba, boleh kok" ujar lana

"Oh iya na, kamu belum cerita tentang si aska tadi pagi.. ayok ceritain" Pinta puri

"Loh memangnya lo kenapa na dengan si aska itu" tanya raba

"Oke gua ceritain yaa" Lana pun menceritakan kejadian tadi pagi kepada dua temannya itu.

Mereka hanya mengangguk-angguk entah paham atau tidak karena mereka masih konsen dengan makanannya masing-masing sambil lana bercerita

----

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, semua siswa mulai mengemas semua buku mereka kedalam tasnya masing-masing dengan wajah berseri-seri karena pelajaran fisika yang sedikit menyeramkan itu telah usai... *hehe becanda, maafkan author

"Na.. hari ini gua mau ke toko buku, mau cari novel.. lo ada kumpul enggak" tanya raba

"iya ba, gua juga sekalian mau cari buku. Hari ini enggak ada kumpul kok"

"Seriusan enggak ada kumpul??" Tanya raba senang

"Iya ba serius,enggak usah gitu juga senengnya... gua pake sepatu dulu yaa"

"Iyalah na, lu kan biasanya kumpul mulu. Kumpul ekskulah, inilah, itulah" ujar raba sambil lana memakai sepatunya

"Haha, udah yuk baa.. entar keburu sore"

-----

"Na, menurut lu gimana kelas baru kita" tanya raba kepada lana

"Enak sih, udah mulai nyaman sama anak-anaknya"

"Iya yaa, anak-anaknya seru.. cepet akrabnya"

Tapi tiba-tiba lana teringat satu hal, ia harus menyatat pelajarannya aska"oh ya ampun ba, kamu taukan si aska itu. Tadi dia nyuruh aku tanggung jawab" cerita lana kepada raba

"tanggungjawab apaan, kan elu udah minta maaf... tapi emang gua juga agak enggak suka tuh sama si aska. Sok banget anaknya" ujar raba sedikit kesal

"Gua disuruh nyatetin pelajaran bahasa tadi, katanya tangannya sakit gara-gara gua tabrak" keluh lana

"Mending lu cepet selesein dah urusan dengan tu anak"

Lana sadar memang dia yang salah, dia yang menabrak aska tadi pagi yang menyebabkan tangannya sakit. Akhirnya lana pasrah saja untuk mencatatnya nanti malam.

.
.
.
.
.
.
Belum dapet konfliknya, hehehe ... masih pemula

BingungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang