Air terlihat berjatuhan dari langit menuju ke bumi, sebuah rahmat yang Allah telah berikan dipagi hari ini.
Namun, semua anak dikosan lana masih ragu untuk segera berangkat sekolah pagi ini. Ada juga sebagian yang nekat menerobos hujan untuk kesekolah.
Lana dan puri belum juga berangkat, mereka menunggu hujan sedikit reda. Mereka pikir tidak apalah jika harus sedikit terlambat masuk sekolah pagi ini.
Dari depan kelas terlihat seorang siswa lelaki yang sudah terlebih dulu sampai sekarang berdiri didepan pintu kelasnya, sepertinya siswa itu menunggu seseorang.
"lana kok belum juga keliatan. Udah hampir setengah delapan, kemana sih tu anak. Apa jangan-jangan enggak masuk lagi... eh, tapi ngapain juga gua mikirin dia" pikir aska bingung dengan dirinya sendiri, kenapa dia akhir-akhir ini sering memikirkan soal lana
"Aska, ngapain lo dipintu gini, hujan loh ini. Masuk kekelas aja, entar kamu sakit lagi kena hujan" saran fika dengan penuh perhatian ke aska
aska yang mendengar itu merasa aneh sendiri dengan sikap fika terhadapnya.
"emm, iya fik. Enggak apa kok, gua diluar aja"
"oh iya ka, gua liat akhir-akhir ini kayaknya lo sering banget keliatan debat sama si lana. Memangnya kalian ada masalah apa?" tanya fika kepada aska
fika sedikit cemburu melihat aska dan lana sering terlihat berdebat tetapi seperti dua orang yang dekat.
"e... ee...enggak ada apa-apa kok, gua sama dia biasa aja. Udah ah, gua masuk aja" balas aska dan segera masuk kekelas menuju bangkunya
Tapi aska masih bertanya-tanya kenapa lana belum datang juga.
----
Sekarang jam menunjukan pukul 07.20, hujan juga sudah terlihat sedikit reda
dua siswa perempuan itu pun keluar kosannya untuk berangkat sekolah berdua dengan menggenakan jaket masing-masing.
Sesampainya didepan kelas lana merasa ada yang kurang
"kenapa si aska enggak ada didepan pintu kayak biasanya yaa, tumben" pikir lana dalam hati.
Setelah lana dan puri melepas dan meletakan sepatunya di rak, mereka segera masuk kedalam kelas menuju bangku kesayangan mereka.
Lana dan puri segera melepas jaket yang tadi mereka kenakan
lalu dibentangkan disandaran kursi mereka, karena sudah sedikit basah. Jika terus mereka pakai mungkin malah akan membasahi baju mereka sendiri.Aska yang melihat lana dan puri datang hanya senyum-senyum sendiri, entahlah kenapa aska seperti itu. Mungkin ia sudah mulai gila *eh maafkan author
"lana, puri .. tadi ada pengumuman, kita harus keperpus sekarang soalnya ada sosialisasi demam berdarah. Gua sama cilla udah mau keperpus sekarang" ajak raba kepada lana dan puri
"iya ba, cill... duluan aja yaa. Kita nyusul nanti" jawab lana
"okee deh, kita duluan yaa" cilla menjawab lalu pergi bersama raba menuju perpustakaan sekolah.
Aska yang dari tadi masih diam saja dibangkunya pergi dan meminjam payung fika untuk ke perpustakaan. karena hujan masih cukup deras, dan payung fika tidak ia gunakan karena ia menggunakan payung bersama sita teman sebangkunya.
"udah yuk na, kita keperpus sekarang" ajak puri dan disetujui oleh lana, mereka berdua pun segera keluar kelas lalu memakai sepatunya kembali.
"aduh ri, gimana kita ke perpusnya. Kita gak bawa payung tadi" tanya lana khawatir
KAMU SEDANG MEMBACA
Bingung
RandomKata orang cinta itu indah, tapi memang sulit untuk mengatakanya. Seperti Lana yang sulit sekali untuk mengatakannya, apalah daya seorang Lana yang hanya bisa diam. Memendam rasa, entah sampai kapan. Bahkan mungkin terlambat untuk mengakui, mengakui...