8. Menjauh

58 3 3
                                    

Malam ini lana hanya mengurung diri di kamar kosanya, lana tidak tau harus apalagi sekarang.

Kejadian kemarin siang sepulang sekolah membuat lana merasa bersalah, bagi lana ini adalah kesalahan terbesar yang ia lakukan.

Lana menerima ardika sebagai pacarnya, ya pacarnya.
Lana pun tidak mengerti kenapa ia bisa menerima ardika sebagai pacarnya, padahal ini sebuah kesalahan bagi lana karena orangtuanya sangat melarang lana untuk pacaran.

Walaupun lana pacaran hanya sebagai status saja, pasalnya ia tidak pernah berkhalwat ataupun bertemu berdua. Mereka hanya bertukar kabar melalui telpon atau chating biasa saja.

Tapi ini kesalahan besar, lana merasa berarti dia telah berbohong dengan kedua orangtuanya dan lagipula lana tidak menyukai ardika. Perlu diperjelas disini bahwa lana tidak menyukai ardika.

---

Sudah hampir sebulan lana menjalani statusnya sebagai pacar ardika, lana sudah sering kena sindiran teman-teman.

"Yaah, kena juga tuh si Lana sama playboy" begiyulah yang Lana dengar sepanjang hari

Padahal seumur hidupnya baru kali ini lana pacaran, lana sedih ia memang tidak menginginkan hal ini.

"na, lo harus akhirin semua ini" lia menasehati lana, mereka sekarang sudah ada di mushala sekolah.

Sepulang sekolah tadi lana bertemu lia ketika hendak shalat ashar, karena hari ini lana ada kumpul eskul. lia juga mengerti apa yang lana rasakan. Bagi lia lana masihlah seperti anak kecil yang masih sering labil, lana masih sangat polos untuk hal-hal seperti yang ia tidak ketahui ini.

"lia, lo udah denger semua cerita gua kan. Menurut lo gimana?" tanya lana, lana memang sudah menceritakan semua perasaan yang ia alami

"gini ya na, kalau menurut gua. Lo itu masih kecil, masih labil. Jadi lo masih susah ngebedain mana cinta mana penasaran, intinya sekarang mending lovputusin ardika" lia selalu menasehati lana agar lana mau putus dengan ardika.

----

Aska's POV
Gua ngerasain sakit, sakiiiitttt banget di dada gua. Gua udah tau semuanya, gua udah tau kalau lana pacaran sama ardika.

Gua, gua enggak kuat sama yang gua ketahui ini. Akhirnya buliran bening yang daritadi gua tampung dimata gua keluar, gua akuin gua memang sedih banget.

Sekarang gua sendiri di kamar gua, engak tau kenapa air bening itu mengalir dimata gua. Padahal kayaknya baru kemaren gua senyum ke lana, dan gua nyanyiin lagu itu sebenernya buat lana. Gua sedih banget.

Udah subuh ternyata, berarti semalem gua ketiduran. Gua langsung siap-siap buat shalat subuh ke masjid deket rumah bareng abi gua. Waktu ngaca gua liat mata gua bengep, ini pasti gara-gara gua nangis semalem.

Tiba-tiba rasa sakit itu muncul lagi didada gua, gua keinget masalah itu lagi.

Setelah siap-siap buat sekolah tiba-tiba umi manggil
"aska, kenapa mata kamu?" tanya umiku khawatir

"enggak apa kok mi, tadi malem aska enggak tidur. Soalnya nonton anime kesukaan aska, hehe" maaf umi, aska bohong sama umi. Aska enggak tau cara ngejelasinnya sama umi

"walaupun kamu bohong juga umi enggak akan marah sama kamu kok ka, umi tau usia kamu. Udah berangkat nanti terlambat" perintah umi dengan lembut ke gua, gua cuma diem dengernya dan langsung senyum terus berangkat.

Sampe di sekolah gua markirin motor gua di parkiran, ada satu hal yang tiba-tiba buat gua seneng sekaligus sedih.

Gua berdiri tepat di depan pohon itu, gua langsung ngeluarin gunting gua berniat buat ngapus ukiran itu. Tapi waktu gua mau ngerusaknya, gua malah ngukir bentuk love diantara nama itu. Ada rasa sakit yang muncul lagi di dada gua, gua langsung cabut ke kelas.

BingungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang