Aku sempurna denganmu
Ku ingin habiskan sisa umurku
Tuhan jadikanlah dia jodohku
Hanya dia yang membuat aku terpukau......
~terpukau-Astrid~*****
Hari yang benar-benar adem. Meski matahari bersinar hari ini tapi pepohonan disekitar kampus membuat udara tak terasa begitu panas. Angin terasa berhembus sejuk menerpa rambut Sisi yang digerai hari ini.
"Si," suara yang tak diharapkan Sisi memanggil tak membuat Sisi menghentikan langkah. Hanya menoleh dan menganggukkan kepala seakan bertanya ada apa cewek ini memanggilnya?
"Sisi, sisi, sisiiiiiii......." tarik Meica membuat Sisi terpaksa berhenti.
'Digo, gara-gara aku sendirian nih, jadinya begini-kan.' sungut Sisi bermonolog ria dan mengeryitkan alis begitu Meica menghalangi langkahnya.
Sejak mengetahui Meica punya kelainan Sisi menjaga jarak dengannya. Sebenarnya bukan karna Sisi jijik atau tak mau berteman dengan orang yang berkepribadian tidak biasa bahkan cenderung dikucilkan masyarakat, tetapi lantaran Meica begitu berani ingin menyeret Sisi kedunianya dengan mencoba merusak hubungan Sisi dan Digo.
Digo sendiri ketika menyadari saingannya seorang wanita bukan seorang pria seperti dirinya justru semakin posesif. Tetapi posesif positif. Ini demi kebaikan, Digo dan Sisi tak begitu mengerti bagaimana kondisi komunitas seperti itu. Yang pasti, daripada terpengaruh dan terseret terlalu jauh lebih baik menjaga jarak, apalagi Sisi orangnya mudah sekali melupakan pernah disakiti atau dipengaruhi. Baginya siapapun bisa berubah jika mau.
Sisi jadi teringat pada Demian. Demian sama dengan Meica penyuka sesama jenis, tapi dia tak mengganggu orang-orang disekitarnya. Dia melakukan itu diluar sekolah, bahkan dia ingin berubah. Demian pria yang sangat peka, bisa menebak hati orang dan dia sangat baik pada Sisi tapi tanpa pamrih. Tak pernah mengganggu Digo, malah mendukung hubungan mereka.
"Si, gue cuma butuh pinjem catatan lo, boleh ya?" Meica menatap Sisi dengan wajah memohon.
"Maaf Mei, gue perlu mengulang pelajaran dirumah."
"Yah Sisi, lo kok gitu sih, cuma fotocopy doang,"
"Lo kan tadi ngikut belajar juga dikelas, kenapa nggak ada catatan?"
"Nggak ada yang nyantol diotak gue, gue nggak ada catatan sama sekali."
Ya ampun. Sisi menggeleng. Sudah dua tahun berlalu, Meica masih begini-begini saja. Tak berhenti ingin selalu mendekati dengan janji persahabatan saja. Sementara sudah tak ada rasa percaya lagi dihati Sisi. Sisi takut dia akan tak mudah menolak jika ada yang berbuat baik padanya.
"Mbem...."
Yess. Sisi bersorak dalam hati.
"Ncit, lama bangetttt...." Sisi menghambur kearah Digo dengan wajah lega.
"Maaf, tadi kebablasan ngobrol sama Pak Viktor," ucap Digo merengkuh bahu Sisi dan melangkah berlalu meninggalkan Meica.
"Konsultasi jadwalnya gimana?" Sisi menoleh menanyakan soal rencana Digo untuk merubah jadwal kuliah menjadi sabtu dan minggu saja karna ingin konsentrasi ke Tambak dihari kerja senin sampai dengan jum'at.
Setelah Jabar memutuskan untuk segera melamar Nesha memenuhi permintaan gadisnya itu dan didukung oleh babe-nya, tentu konsentrasi Jabar juga akan sejenak terbagi. Lagipula Digo juga harus mulai belajar terjun langsung ke bisnisnya meski kuliahnya belum selesai sementara dalam beberapa bulan lagi Flo menyelesaikan kuliahnya di London dan kembali ke Indonesia ikut memperkuat usaha mereka.
"Bisa nanti diawal semester!" Digo tersenyum menjawab tanya Sisi.
"Ohhh." Sisi mengangguk-angguk.
![](https://img.wattpad.com/cover/78800409-288-k867800.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Love 2 (Setia & Jaga Hati)
RomanceFaithfull and Keep The Geart, that's All "Jika tanpa aku lagi membuatmu lebih merasa nyaman, tak apa..." ~Sisi "Aku sudah sering bilang, setia dan jaga hati, itu saja...." ~Digo Ketika Setia & Jaga Hati menjadi sebuah komitmen dalam hidup, tentu aka...