"Wanita hamil?"
Sisi memegang perutnya dan menatap perawat bernama Ranita itu. Ia tersenyum dan mengangguk memandang Sisi yang terheran-heran.
Sampai didepan pintu ruang pemeriksaan Sisi masih saja merasa seperti orang linglung."Hamil?"
'Ck. Kenapa sampai lupa bertanya sama suster Ranita, kenapa dia bisa bilang gue hamil?'
Sisi berbalik lagi masuk kedalam ruangan pemeriksaan sebelum mencapai pintu. Saking tegangnya, heran juga tak percaya dia sampai tak bisa berkata-kata tadi.
"Kenapa mbak Sisi?"
"Umm, tadi suster bilang saya hamil?"
"Iya, kenapa mbak? Apa mbak Sisi tidak menyadari?"
"Saya..." Sisi menggeleng sambil memegang perutnya.
"Umm, payudara saya justru terasa ngilu dan..." Sisi meraba payudaranya. Lebih lembut dan terasa lebihhh...besar.
"Mbak Sisi mengira itu tanda-tanda haid?" Tanya suster Ranita dan Sisi mengangguk.
Selama ini kan begitu, memberi harapan hamil karna telat haid tapi nyatanya biasanya ketika payudaranya terasa nyeri justru tak lama dia haid.
Sisi tiba-tiba menutup hidung dan ketika menelan ludahnya ia merasa mual."Maaf mbak, saya sepertinya nggak tahan bau obat disini begitu nyengat..." Sisi memundurkan badannya.
"Sebaiknya Mbak Sisi testpack nanti setelah sampai dirumah, dan untuk memastikan lagi bisa ke dokter kandungan," saran suster Ranita sambil tersenyum.
"Test pack?"
"Jika Mbak Sisi ingin menggunakan test pack, disarankan supaya Mbak Sisi mengambil sampel urin di pagi hari. Lalu lihat tanda berupa garis yang diperlihatkan oleh alat tersebut. Jika ada dua tanda berarti positif, dan jika hanya ada satu berarti sebaliknya," jelas suster Ranita lagi.
"Bagaimana suster bisa menyimpulkan saya sedang hamil?" tanya Sisi masih penasaran.
"Saya hanya melihat dari fisik mbak Sisi saja, mbak Sisi sedari tadi nahan mual, trus dari tekanan darah mbak Sisi yang rendah yang diikuti percepatan denyut nadi, gejala kehamilan ini terjadi akibat peningkatan kebutuhan darah ibu dan janin. Biasanya ibu hamil juga akan merasakan jantungnya berdetak lebih cepat, apakah mbak Sisi merasakannya?"
Sisi mengangguk membenarkan pertanyaan suster Ranita.
"Ohya, gejala hamil yang lain adalah perubahan pada pola pernafasan, perempuan hamil akan bernafas lebih dalam dan lambat. Ini disebabkan desakan diafragma ke arah dada atau karena kelelahan akibat perubahan yang terjadi," suster Ranita menambahkan lagi. Mungkin suster ini dulunya ingin menjadi dokter kandungan makanya dia sangat mengerti tentang kehamilan. Atau memang itu pengetahuan umum juga bagi perawat selain khusus kebidanan. Entahlah, Sisi tak tau, yang jelas dadanya seakan menghangat seketika.
"Semoga saja benar!" Bisik Sisi lalu pamit dari hadapan Suster Ranita setelah mengucapkan terima kasih.
Didepan pintu ruang perawatan, Digo terlihat duduk bersandar dikursi ruang tunggu sambil memejamkan mata. Kemana Jabar? Apa yang harus ia katakan padanya jika Jabar bertanya apakah ia bisa mendonorkan darahnya atau tidak? Sisi menghela napasnya.
Kenapa harus ada kesedihan disaat harusnya mereka sekarang bersorak bahagia?Sisi duduk disamping Digo pelan-pelan.
"Sayang Digoo..." Sisi menyentuh bahu Digo. Digo bergerak dan membuka matanya. Menoleh dan langsung bergerak meluruskan punggung dan menekuk kakinya yang tadi diluruskan.
![](https://img.wattpad.com/cover/78800409-288-k867800.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Love 2 (Setia & Jaga Hati)
RomanceFaithfull and Keep The Geart, that's All "Jika tanpa aku lagi membuatmu lebih merasa nyaman, tak apa..." ~Sisi "Aku sudah sering bilang, setia dan jaga hati, itu saja...." ~Digo Ketika Setia & Jaga Hati menjadi sebuah komitmen dalam hidup, tentu aka...