"Sayang, pasangin anting aku, sudah bener ini masuknya apa lubangnya buntu ya..." Sisi yang duduk didepan cermin sambil meraba telinganya memasukkan anting yang hanya tinggal tusuk tapi nggak bisa tembus. Digo mendekati dan membantu Sisi memasang anting.
"Enggak buntu kok kayaknya, kamu aja yang salah posisi nusuknya kali..." Digo menyentuh telinga Sisi.
"Makanya bantuiiiinnnnn..." ucap Sisi dengan nada manja.
"Iya bentaran sayang, sabar ya ini ditembusin," Digo membantu memasangkan sebelah anting Sisi yang sedari tadi susah dimasukkan.
"Sakit?" tanya Digo mengusap anting yang sudah dipasangnya.
"Sedikit shhh...." Sisi mengerucutkan hidungnya.
"Kok bisa ya sakit padahal make anting teruskan?" tanya Digo sambil mengelus telinga Sisi yang baru saja dipasangkan anting.
"Kemarin agak gatal jadi aku lepas..." sahut Sisi.
"Udah, sayang Sisi."
"Makacihhh sayang Digo."
Pandangan Digo jatuh pada leher Sisi yang jenjang ketika menengadah kearahnya. Reflex Digo menunduk dan menyentuh leher Sisi dengan bibirnya membuat Sisi merinding.
"Digooo..." Sisi melotot dari cermin. Susah payah tanda yang dibuat Digo tadi siang dihilangkan dengan menutupi pakai foundation. Sekarang mau bikin baru lagi.
"Umiii, Abiiiii......" suara Maliq mengejutkan Sisi. Anak itu datang bersama ibunya. Baru saja Digo membukakan pintu dan Maliq menunggu diruang tamu bersama ibunya. Digo lalu pamit masuk kedalam kamar memanggil Sisi yang sedang siap-siap akan pergi kerumah Aba-nya Jabar.
"Liq ga liat," ucap Maliq menutupi matanya. Sisi menahan tawa dan mencubit lengan Digo.
"Sakit tau," Digo tertawa sambil balas mencubit lengan Sisi. Ada-ada aja mereka. Nggak Jabar dan Flo, sekarang ada Maliq yang suka demo. Digo menggendong Maliq dan membawanya keluar kamar dan Sisi menggandeng lengannya. Udah kaya keluarga kecil aja, ada Abi, Umi dan anaknya.
*****
"Assallamualaikummmm...."
"Wa'alaikumsalammmm...."
"Haiii pengantin baruuuu," teriakan Aba-nya Jabar saudara almarhum Abi Digo mengisi ruangan yang diramaikan keluarga mereka ketika mereka baru sampai disana.
"Udah tiga bulan Ami, bukan baru lagi," sahut Sisi mendekati dan mencium tangan Aba Jabar yang dia sebut Ami atau paman itu.
"Masih barulah, masih hangat kan belum dingin..." sahut Aba Jabar.
"Euy, jangan ampe dinginlah, Ami gimana sih?" Sahut Digo protes dengan ucapan Ami-nya.
"Yah tergantung kaliannya, mau dioven terus atau masukin kulkas," sahut Umi meledek membuat yang lain tertawa ramai.
"Aihhh udah bawa anak aja, anak siapa nih?" tanya Jabar menunjuk Maliq yang ada digendongan Digo.
"Anak tetangga," sahut Sisi.
"Bukan diculikkan?" tanya Jabar curiga.
"Diculiklah, karna emaknya terpaksa ngelepas sama kita," sahut Digo lagi.
"Ya ampun kok bisa?" Sahut Flo sambil mencubit pipi Maliq.
"Dia lengket sama uminya," sahut Digo lagi sementara Sisi menghampiri Aba Jabar, Umi Digo juga keluarga yang lebih tua untuk disalami.
"Umi?" Kening Jabar berkerut tak mengerti. Lengket sama uminya tapi kenapa ikut orang?
"Tuhh uminya...." Digo menunjuk Sisi dengan dagunya sementara Maliq masih berada dalam gendongannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/78800409-288-k867800.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Love 2 (Setia & Jaga Hati)
RomanceFaithfull and Keep The Geart, that's All "Jika tanpa aku lagi membuatmu lebih merasa nyaman, tak apa..." ~Sisi "Aku sudah sering bilang, setia dan jaga hati, itu saja...." ~Digo Ketika Setia & Jaga Hati menjadi sebuah komitmen dalam hidup, tentu aka...