AALove2~13

15.6K 1.9K 74
                                    

'Dia cantik. Benar apa yang kubayangkan sebelumnya. Dia menjadi pengantin tercantik yang pernah aku lihat. Sisi Radisha binti Imam Radithya. Setelah melalui banyak rintangan dengan tidak membuang kesabaran akhirnya dia menjadi istriku.'

Batin Digo berkata-kata ketika memandang Sisi yang cantik dengan gaun pengantinnya.

'Rasanya tak percaya, ada dia yang sempurna menikahiku, pria paling rupawan sepanjang hidup, yang menanggalkan atribut badboynya hanya demi aku. Digo Alkhalifi. Sekarang dia berstatus suamiku.'

Batin Sisi sama berkata-kata melihat Digo dengan gagahnya berdiri disampingnya dengan senyum menawan.

Digo menoleh pada Sisi dan yang ditoleh ikut menolehkan wajahnya menatap suami yang sedari tadi tak berhenti tersenyum sama seperti dirinya.

"Jangan diliatin mulu sih, ncit," Sisi merauk wajah Digo yang memandangnya tanpa kedip.

"Habis bibirnya kayaknya manis minta digigit," suara Digo tertahan dengan wajah tanpa senyum menyembunyikan keinginannya mencium bibir Sisi didepan umum.

"Emh kamu niii..." Sisi memalingkan wajahnya dengan pipi tambah memerah karna selain blush on tiba-tiba malu membuat dia bersemu.

Digo meraih pipi Sisi dan mengalihkan kembali wajahnya lalu memencet pipi Sisi dengan ibu jari dan telunjuknya. Sisi membalas dengan melakukan hal yang sama sampai tak menyadari mereka sekarang masih berada dipelaminan dan semua mata tertuju pada mereka.

Bahagia. Jika ada yang melebihi dari kata itu, begitulah perasaan mereka sekarang. Tetapi mereka menyadari resepsi pernikahan hanyalah sebuah pintu gerbang dimana ketika memasukinya disitulah sebenarnya hidup baru dimulai.
Digo dan Sisi berharap niat suci mereka untuk mengarungi hidup bersama bisa berjalan dengan baik. Bukan berdoa semoga selalu mulus tetapi berdoa supaya kuat menghadapi tantangan karna pada dasarnya hidup berumah tangga banyak tantangannya.

Belum lagi melalui resepsi yang hingar bingar dengan kebahagiaan Digo dan Sisi, seorang tamu tak diundang datang dan sempat membuat senyum mereka mengabur dari bibir.

"Kenapa dia datang? Siapa yang ngundang dia?"

"Kemarin dia memang pegang undangan tapi aku nggak tau darimana dia dapat undangan itu.."

"Nyari perkara!" geram Digo dengan rahang yang mulai mengeras sementara Sisi memeluk lengannya erat.

Bayangan ketakutan beberapa hari lalu langsung terbersit saat melihat wajahnya.
Terlihat Gerald bersama keluarga Yasha, teman bisnis papa Sisi yang baru dikenal saat mereka dikenalkan teman yang lain. Rupanya Gerald menemukan undangan tersebut dari beliau, entah bagaimana caranya.

Begitu keluarga Yasha diiringi Gerald menaiki panggung pelaminan untuk memberikan ucapan selamat, wajah Digo dan Sisi terlihat tegang. Orangtua Sisi yang berada disebelah kanan panggung berdiri dan menerima ucapan selamat sambil berbicara sesuatu.

Papa dan Mama Sisi nampak bicara sambil menengok kearah mempelai. Sedangkan Umi yang didampingi Ayahnya Jabar ikut menoleh dengan wajah yang bingung. Jabar naik ke panggung pelaminan dari arah sebelah kanan dan bicara pada umi Digo dan aba- nya.

"Dia yang kapan lalu mau nyulik Sisi," ucap Jabar bersiap-siap jika si Gerald bertindak nekat. Umi Digo mengangguk-angguk paham. Pantas saja Digo dan Sisi terlihat tegang.

"Damai ya jangan diperpanjang, saya sudah mutasi dia ke Papua, dia takkan mengganggu kalian lagi," ucapan Om Yasha yang ingin melegakan hati sepasang pengantin yang sedang berbahagia itu tak juga membuat ketegangan berakhir.

'Dimutasi aja sana, kenapa dibawa kesini?' Rutuk hati Digo, 'Bagus kalau dimutasi, jangan sampai gue yang memutasi, kalau gue yang memutasi bukan ke papua tapi ke alam sebelah,' batinnya lagi.

All About Love 2 (Setia & Jaga Hati)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang