Chapter 6 : Uncontrollably Memory

38 3 2
                                    

Yuhuuu gaessss
Gua lagi suka lagu nya Twice nih yang judulnya Cheer Up

CHEER UP BABY CHEER UP BABY!

HAPPY READINGGGG GAESSSSS

NGENGGGGGG...... 🚗💨

****

"Maaf, sepertinya anda salah orang. Saya bukan Park Dae Ryeon dan adegan apa yang anda maksud?" Jawab laki-laki itu yang aku tau persis suara siapa itu.

"Ah kalau begitu maaf, kau mirip sekali dengan teman SMA-ku di Korea, ternyata kalian orang yang berbeda." Orang itu terlihat bingung sambil menundukkan tubuhnya.

Mendengar percakapan singkat mereka, sekarang aku mulai paham jika yang mirip Park Dae Ryeon bukan hanya Darren. Dan juga aku baru tau jika teman lamaku masih mengingat kejadian aku ditolak mentah-mentah oleh Park Dae Ryeon.

Aku duduk kembali ke kursiku, aku rasa tidak penting tau siapa laki-laki yang mirip Park Dae Ryeon itu. Aku gunakan lagi headset ku dan sekarang aku sudah akan masuk ke alam mimpi.

Guncangan singkat membuatku terbangun lagi. Ada orang dibangku sebelah dan sepertinya dia baru saja menempati tempat itu jadi ada sedikit guncangan.

Cahaya matahari dari luar benar-benar terik. Jadi aku memutar kepalaku. Saat itu aku kaget karena posisiku yang masih menutup mata, aku tidak bisa melihat apapun dan sekarang aku merasakan nafas seseorang.

Perlahan aku mencoba membuka mata. Aku yakin jarak kami sekarang tidak lebih dari 5cm. Nafas nya terasa sangat hangat, entah laki-laki atau perempuan yang duduk disebelahku.

Tepat saat aku membuka mataku, bibirku terasa kaku. Shit! Orang itu bisa-bisanya mencium bibirku sembarangan. Bibir kami benar-benar menyentuh satu sama lain dan saat itu aku benar-benar terkejut dan aku tidak tau harus melakukan apa. Mataku melebar dan aku mulai mengenali orang itu.

Darren Park! Dia menciumku! Apa-apaan ini, harusnya dia sudah pulang dari dua hari yang lalu, terus kenapa sekarang dia ada tepat disebelahku?

Aku menarik bibirku dan aku menatapnya marah.

"Maaf, aku tidak sengaja, lagipula kenapa kau tidur menghadap ke arahku." Ucapnya acuh tak acuh.

"Heee? Kau menyalahkanku? Kau pikir aku bersalah? Kau yang salah!" Aku membentaknya dengan nada tinggi.

"Yasudah maaf, tidak perlu berlebihan begitu seperti tidak pernah ciuman saja."jawabnya enteng.

"IYA! AKU MEMANG TIDAK PERNAH CIUMAN DAN KAU MEREBUT FIRST KISS KU UNTUK PARK DAE RYEON!" Teriakku kesal dan sekarang semua mata menuju padaku. Wanita macam apa yang bersikap seperti ini hanya karena ciuman. Tapi ini bukan hanya ciuman, ini ciuman pertamaku yang seharusnya untuk Park Dae Ryeon.

Darren memperhatikan sekeliling dan mencoba meminta maaf. Dan sekarang ia menatapku tajam.

"Park Dae Ryeon? Dia lagi? Kau benar-benar masih menunggunya?" Tanyanya dengan nada tinggi.

Aku mengacuhkannya dan kembali ke kegiatanku sebelumnya yaitu tidur.

Aku menutup mataku tapi sebenarnya aku tidak tidur. Aku merasa aku sudah mengecewakan Darren. Setelah kejadian tadi, dia tidak bersuara sama sekali. Aku takut dia kenapa-kenapa, tapi aku rasa tidak.

Perjalanan dari New York ke Seoul membuatku kelelahan. Setelah perjalanan tadi kami akhirnya sampai di Seoul. Semua penumpang sudah bersiap turun dari pesawat.

Darren masih belum berbicara sampai saat ini. Aku rasa dia benar-benar marah dengan kelakuanku tadi. Kenapa dia harus marah? Apa dia menyukaiku? Itu sangat tidak mungkin.

Comeback for Sure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang