"Kita mau kemana si Kook?"
Eunha menoleh ke arah Jungkook yang fokus menyetir. Ia bingung sudah 30 menit Jungkook membawanya naik mobil dan belum juga sampai di tempat tujuan.
"Bentar lagi sampe ko." Jawab Jungkook masih fokus nyetir.
Tak lama, Jungkook mulai memakirkan mobilnya, setelah dikira sudah terpakir dengan baik lelaki ini mematikan mesin mobilnya, dan melirik Eunha yang masih sibuk dengan Handphone-nya
"Kita udah sampe." Sahut Jungkook membuat Eunha memalingkan wajahnya dari handphone-nya. Dan betapa terkejut dirinya saat menyadari dimana dirinya sekarang.
"Jungkook-ah ... "
"Ayo temui ayah kamu."
Jungkook keluar dari mobilnya. Ia berlari kecil memutar mobilnya, dan membukakan pintu penumpang. Eunha dengan ragu keluar dari mobil Jungkook. Tangannya begitu dingin, ia gugup sekarang. Ia takut bertemu dengan ayahnya. Iya yakin ayahnya pasti akan sangat marah padanya."Gausah takut. Ayo masuk." Jungkook dengan lembut menuntun Eunha agar mengikutinya berjalan.
Eunha terus terusan menggigit bibir bawahnya. Apalagi saat dirinya sudah sampai di tempat pertemuan pengunjung dengan tahanan. Jungkook menggenggam erat tangan Eunha. Meyakinkan Eunha, agar ia tidak perlu takut. Sampai orang itu muncul, dengan tangan yang terbogol dan wajah yang begitu kusut.
Sungguh Eunha benar benar tak tega melihatnya. Ini sungguh menyakitkan. Ia tak kuat melihat ayahnya yang seperti hampir tak terurus ini. Sedikit rasa menyesal keluar dari hati Eunha.
"Eun .. ha." Suara paruh sang ayah saat menyadari yang mengunjungi dirinya adalah anaknya.
"Selamat sore appa Eunha." Jungkook membungkuk 90 derajat, memberi hormat kepada San Byun. San Byun hanya menatap tak percaya kedua anak SMA dihadapannya.
"Appa." Eunha sungguh tak bisa menahan tangisnya lagi. Ia akhirnya mengeluarkan buliran air mata.
"Mianhae," Suaranya mulai serak karena tangisannya yang makin menjadi.
"Aniya. This not your fault baby." Tanpa diduga tuan Jung tersenyum kepada anaknya. Ia tidak marah atau apapun seperti halnya dugaan Eunha. Iya malah tersenyum hangat.
Dan ini untuk pertama kalinya selama 10 tahun terakhir, ia melihat senyuman sehangat ini dari ayahnya.
"Sayang, maafkan appa. Appa tau appa salah, appa sering memarahimu. Appa sering tidak peduli denganmu, tapi sungguh appa benar benar mencintaimu."
Eunha sudah tidak bisa berkata apapun. Hatinya terlalu sakit melihat appa-nya yang akan mendekam di penjara untuk selama sisa hidupnya. Ia terlalu merasa bersalah kepada ayahnya sendiri.
"Jungkook, maafkan aku atas semua yang telah aku lakukan kepadamu dan keluargamu 10 tahun lalu. Aku sadar terlalu gila harta, aku sadar aku adalah orang bajingan." Dan saat ini ruangan di selimuti oleh tangis. San Byun tak bisa menahan tangis nya saat menyesali segala sesuatu yang ia buat selama ini.
"Tidak apa apa. Aku sudah memaafkan anda." Jungkook mengulas senyum tulus untuk calon ayahnya kelak. Tuan San Byun juga tak bisa menyembunyikan senyumannya.
"Eunha sayangku. Berjanjilah kepada appa, untuk menjaga kesehatanmu. Jangan sampai kau melewatkan makan malam. Ah iya, bilang kepada ibumu untuk selalu meminun vitamin malam hari. Ibumu kadang susah untuk dibilangi akan hal itu. Dan juga ... "
"Appa." Potong Eunha, ia benar benar sangat sakit. Bagaimana bisa ayahnya mengatakan hal itu seolah olah ini pertemuan terakhir.
"Jaga dirimu baik baik juga. Aku janji akan terus mengunjungimu." Eunha menggenggam erat tangan sang ayah yang menganggur di atas meja. Sang ayah hanya tersenyum seraya mengangguk kepada anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simjang Godong (심장고동)
Fanfiction-Menceritakan seorang gadis bernama Eunha yang bisa mendengar detak jantung seseorang.- ps : Bacalah dengan teliti, pahami setiap kata. Dan kalian akan mengerti jalan ceritanya. Story inspired 'Doki-doki game' by Orihara ran. ❗But I firmly here! if...