11°

2.6K 371 20
                                    

Tuk ... tuk ... tuk/

"Eunha sayang, keluarlah. Ayo kita makan malam."

"Eunha, eomma mohon keluar. Sejak kemarin kau mengurung diri terus di kamar."

"Eunha eomma mohon. Eomma khawatir padamu. Kamu belum makan sejak kemarin."

"Eunha anakku sayang."

"Eunha ... "

Tidak ada jawaban apapun dari dalam kamar. Sang Ibu sudah hampir pasrah meminta anaknya untuk keluar dari kamar. Sudah ribuan kali ia mengetuk dan memanggil gadis itu, tapi tidak pernah ada jawaban apapun.

Ting /

Ribuan kali pula suara handphone berdering. Jungkook tak berhentinya untuk mencoba menghubungi Eunha, dan hasilnya? Eunha tidak ingin menjawab panggilan siapapun.

Wajahnya sangat kacau, pucat mata merah lingkaran hitam yang besar mata sembab karena menangis.

"Wonwoo-ya ... "
"Jungkook-ah ... " Gumamnya, sebelum ia menangis lagi sambil memeluk kakinya.

"Mian ... ini salahku."
"Mian .... "
"Aku sudah menjadi pembunuh."
"Aku membunuh Wonwoo."
"Tidak."
"Iya aku membunuhnya."
"Tidak aku tidak membunuhnya, aku hanya mengajaknya jalan dan lalu dia ... "

Gadis ini benar-benar terperangkap dengan pikirannya sendiri. Mungkin jika orang lain melihatnya, dia dibilang gila.
Berbicara sendiri, menangis, diam dan kembali berbicara sendiri.

Benar benar gadis yang malang.

Disisi lain. Jungkook terus menerus menghubungi kekasihnya. Ia sangat khawatir saat tau Eunha tak masuk sekolah sejak kemarin tanpa kabar pula.

Ditambah kabar seseorang melihat Eunha sedang bersama Taehyung kemarin pagi. Kabar itu berhasil membuat Jungkook semakin khawatir. Apalagi saat Jungkook tau kalo Taehyung adalah seseorang yang harus dihindar oleh Eunha.

Kekhawatirannya membuat dirinya malam-malam mendatangi rumah Eunha.

Tak butuh waktu lama baginya, saat ini ia sudah berada di depan pintu kediaman keluarga Jung.

Tuk ... tukk/

Dengan sopan Jungkook mulai mengetuk pintu. beberapa detik kemudian seorang wanita paruh baya membukakan pintu. Wanita itu terkejut dengan siapa ia berhadapan.

"Selamat malam, saya ingin bertemu dengan Eunha." Sahut Jungkook, setelah ia membungkuk kepada wanita yang 26 tahun lebih tua darinya.

"Eunha ... "

Sebuah air mata jatuh membasahi pipi wanita ini. Wanita itu menangis memikirkan anaknya yang terus mengurung diri.

"Bolehkah saya masuk?"

Walaupun ragu, ibu Eunha membiarkan Jungkook untuk masuk. Walaupun ia tahu jika sang suami mengetahui Jungkook menginjak rumahnya  tamat sudah riwayatnya.

Dengan cepat Jungkook melangkah menuju kamar Eunha.

"Eunha-ya ... "
"Sayang ini aku Jungkook."
"Eunha-ya apa kamu di dalam?"
"Jung Eunha?"

Tidak ada jawaban sama sekali. Jungkook semakin khawatir sesuatu terjadi kepada Eunha. Tanpa pikir panjang, ia mendobrak pintu kamar Eunha. Dengan kekuatan besarnya, pintu itu berhasil terbuka.

Sangat berantakan kondisi kamar Eunha, gadis ini melemparkan barang ke sembarang arah, membuatnya berserakan dimana-mana.

Jungkook mencari sesosok Eunha, tapi tidak ada. Ia tidak melihat Eunha di kasur ataupun sudut ruangan. Ia langsung memeriksa kamar mandi yang berada di kamar Eunha.

Simjang Godong (심장고동)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang