17°

2K 307 12
                                    

Mungkin ini yang terbaik.
Memang terlalu cepat mengambil keputusan.
Tapi Eunha tau, ia tak mungkin terus terusan membiarkan ayahnya seperti ini.

Dan saat ini di pengadilan. Eunha berdiri di depan pintu, yang menghubungkan dengan ruang persidangan. Jantungnya berdetak ribuan kali lebih cepat. Tangannya tak henti untuk mengeluarkan keringat. Ia menggigit bibirnya agar rasa takut dan gugupnya dapat hilang.

"Saksi silahkan masuk."

Sampai akhirnya suara yang cukup keras dari dalam ruangan terdengar.
Gadis itu dengan ragu menggerakan knop pintu, dan mulai mendorong pintu agar terbuka.

Seketika seluruh mata tertuju padanya. Bisikan bisikan dari tiap orang pun mulai ramai. Eunha terus menggigit bibirnya tak kala orang-orang memandang dirinya aneh.

Begitu pula dengan seseorang yang duduk di meja tersangka. Matanya membulat seketika saat melihat saksi yang dimaksud adalah anaknya sendiri.

Eunha memejamkan matanya menetralkan pikiran dan pendengarannya yang begitu kacau.

Tuk ... tuk ... tuk

"Harap tenang semua." Ketuk hakim membuat seisi ruangan bungkam seketika.
Eunha mulai membuka matanya, ia mulai menyuarakan kesaksiaanya dengan bukti yang sudah ada dan sangat akurat.

Waw...

Itulah tanggapan dari setiap orang yang berada di ruangan tersebut. Mereka tak hentinya berbisik saat gadis itu mengungkap setiap detail perbuatan ayahnya.

Perdebatan dalam ruangan pun tak ada hentinya. Pengacara yang tak hentinya membela client-nya dan jaksa yang terus mempertahankan kesaksian dan bukti yang ada.

👯👯👯

'Eksklusif : Anak dari tersangka penuduhan korupsi dan pembunuhan Jung San Byun, menjadi saksi di pengadilan malam ini.'

'Anak sendiri, menceritakan kesalahan ayahnya.'

'Waw bagaimana bisa anak sendiri yang membantu ayahnya untuk mendekam di penjara'

Jungkook menjatuhkan gelas yang sedari tadi di genggamnya. Ia terlalu terkejut. Lebih tepatnya tak menyangka jika Eunha akan melakukan hal itu.

Yang ada di pikirannya saat ini adalah. Bagaimana perasaan Eunha sekarang? Apakah dia merasa lebih tenang setelah mengungkapkan segalanya. Atau malah sebaliknya.

Dengan sendirinya. Kaki jenjang Jungkook berlari keluar dari apartement. Berlari mengikuti perasaannya saat ini.

Entah jodoh atau apa. Di tengah perjalanan. Ia bertemu dengan Eunha yang sedang berjalan berlawanan arah dengannya. Berjalan dengan lesunya. kepalanya terus menunduk hingga ia tak sadar dihadapannya saat ini ada Jungkook yang sedang memandang dirinya lekat.

Duk/

"Maaf." Eunha membungkuk sekilas tanpa melihat seseorang yang ia tabrak.

Jungkook memegang kuat bahu Eunha. Nafasnya masih tersenggal karena berlari tadi.

"Eunha gwaenchana?" Tanya Jungkook masih mengatur nafasnya. Suara lekat khas milik Jungkook, membuat Eunha tersadar akan pikirannya saat ini. Matanya yang sudah berkaca dari tadi, menatap mata Jungkook. Air mata yang sudah ia tahan sejak tadi, akhirnya menerobos keluar membasahi pipi lembutnya, ia tak kuasa lagi menahan tangisnya.

Simjang Godong (심장고동)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang