3.8K 498 27
                                    

"Berapapun akan kubayar. Asal anda mau melakukan apa yang kumau."

"Apa yang bisa aku lakukan?"

"Ku dengar kau handal dalam menjatuhkan dan membunuh seseorang."

"Lalu?"

"Aku ingin kau mencari tahu segala tentangnya, menjatuhkannya pelahan, dan yang terpenting membunuh keluarga yang tersisa."

"Baiklah, siapa yang akan menjadi korbanku?"

"Ini, lelaki bernama Jungkook dari keluarga Jeon. Kau harus membuatnya terbunuh tanpa jejak, kau paham maksudku kan?"

"Baiklah tuan Jung akan saya lakukan dengan sangat bersih."

🐰🐰🐰




Eunha 's view

Entahlah ini mulai membuatku gila. bahkan aku tidak berani bertemu dengan Taehyung. Aku merasa aneh. Sejak kejadian semalam itu, kami benar benar canggung dan kikuk seperti orang yang baru saja bertemu. Bahkan saat perjalanan pulangpun tidak ada kata yang kami ucapkan sedikitpun.

Jika kalian bertanya apa aku menerimanya atau tidak. Jawabannya Tidak. Tapi menolaknya juga tidak. Lebih tepatnya aku belum memberi jawaban apapun kepada lelaki yang memiliki detakan jantung yang aneh itu. Detakan jantung Taehyung memiliki irama yang unik, irama yang tidak bisa menggambarkan apa yang dirasakannya.

Lupakan Taehyung saat ini. Oke aku harus fokus dengan misiku ke Busan!

Pukul 04.00KST masih sangat pagi untuk warga Korea bangun. Tapi aku sudah siap dengan pakaian hitamku dan topi yang menutupi kepalaku. Sedikit menggedap keluar dari hotel, kakiku melangkah menuju sebuah gedung yang cukup jauh dari hotel sekolah kami. Ini masih terlalu pagi belum ada bus ataupun kendaraan yang berlalu lalang.

Disana ada satpam yang sedang berjaga malam, satpam itu sedikit melihatku aneh. Ya mana ada seseorang datang sepagi ini di tempat pemakaman.

"Annyeonghaseyo." Sapaku kepada satpam yang sedang berjaga di depan gerbang.

"Oh ya, ada apa malam begini anda datang kemari." Sapanya ramah padaku, aku berusaha ramah dan berusaha merayu satpam ini agar mengizinkanku masuk.

"Aku ingin mengunjungi saudarku, tapi pukul 06.00 nanti aku harus kembali ke Seoul, jadi apakah bisa aku masuk sekarang." Sang satpam sedikit berpikir, tapi ia segera menggeleng dengan cepat.

"Maaf tapi kami tidak di perbolehkan membiarkan, seseorang masuk sebelum jam 8.00."

Ahhh sial, aku harus lebih memohon.

"Ku mohon, aku tak bisa datang lagi kemari, ini terakhir kalinya aku datang ke Busan." Sedikit berakting nangis, tapi tidak keluar air mata.

"10 menit saja." Terus memohon.

Dan dengan kekuatanku ini, akhirnya sang satpam mengizinkanku masuk ke dalam. Haha hebat juga diriku.

Aku masuk dan mulai mencari mendiang seseorang yang kucari, hanya dengan bantuan data yang ku ambil dari laptop ayahku, semoga aku bisa menemukan tempat beristirahatnya.

Kurasa ini.

Mataku tertuju dengan sebuah foto keluarga yang pernah kutemukan di handphone ayahku waktu itu. Dengan salah satu anak yang menjadi foto utama di tengahnya. Seorang anak berumur 8 tahun. Anak laki laki.

"Jeon Wonwoo." Itulah nama yang tertera di sana. Jeon? Apa dia adik Jungkook, tunggu mungkin...

Mataku kembali tertuju dengan foto keluarga di sampingnya, foto keluarga yang menampakan 2 sosok anak kembar yang digendong oleh sang ibu.

Simjang Godong (심장고동)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang