2. Tolol Tapi Baik

345 63 37
                                    

Hatinya remuk.
Harapannya kandas.
Dirinya tertampar oleh fakta yang memang tidak bisa diubah.

Tidak lagi, tidak lagi pemilik lama yang membuka loker 308 itu.

Pria asing yang sedang berdiri di sampingnya, sambil mengambil beberapa barang dari tasnya untuk dimasukan ke dalam loker baru miliknya.

Merasa dirinya diperhatikan, pria itu lantas menengok kepada perempuan yang sedang melamun menatap loker miliknya. Pria berbandana itu menaikkan alisnya satu sambil melambaikan tangannya bermaksud menyadarkan perempuan itu dari lamunannya. "Hai,"

Perempuan itu menatap mata emerald milik lelaki di hadapannya, mulutnya terdiam. "Gue pemilik loker baru ini." Ucapnya sambil tersenyum melihatkan deretan giginya.

Keduanya terdiam, Casey tak berniat menjawab, ia kembali melihat loker itu dalam diam, sedangkan pria itu jadi salah tingkah dan kesal dirinya diacuhkan dua kali.

"By the way, kenalin, gue Harry. Harry Styles."

Lelaki itu mengenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya dan tersenyum kepada Casey. Bermaksud ramah kepadanya, namun balasannya hanya suara keras loker yang Casey tutup. Lantas Harry ditinggal dengan tidak adanya balasan uluran tangan dan balasan senyumnya.

"Apa salah hamba Ya Tuhan?" Ucap Harry sambil beradegan memukul dadanya pelan. Ini ke-3 kalinya Ia diacuhkan oleh perempuan itu. Ia mendengus kesal.

"Sumpah demi daki kutu, dia songong pake banget nget nget nget. Baru kali ini dah, ada cewek yang nolak sapaan gue." Ceracau lelaki bernama Harry, berdecak kesal sambil memasukkan barangnya ke loker barunya.

"Loker baru, sekolah baru, seragam baru, temen baru, apalagi ya yang harus baru," Ucapnya dengan akhiran nada berpikir. "Oh iya! Pacar baru!" Pekiknya sambil menjentikkan tangannya. "Tapi ogah dah gue punya pacar kek cewek tadi. Bisa mati kedinginan gue dikutuk sama Elsa." Lanjutnya lagi sambil bergidik ngeri.

"Eh tapi boleh si, dia cakep, siapa ya namanya?" Harry terkekeh.

Orang - orang di sekitar Harry menatapnya dengan heran, apakah pria ini baik - baik saja? Mengapa dirinya sejak tadi berbicara kepada dirinya sendiri?

Setelah selesai dengan urusan loker barunya, Harry langsung mengecek keadaan sekitar loker miliknya, dan berpikir harus dihias seperti apa loker miliknya. Ketika sedang melihat - lihat, tiba - tiba Ia melihat selembar kertas kecil terselip di lokernya. Harry mengambil kertas lusuh itu. "Eh? Ini apaan?"

"ZAYN, CASEY MINTA MAAF. ZAYN SAYANG SAMA CASEY KAN? JANGAN MARAH LAGI YA? PLEASE. CASEY SAYANG ZAYN. SELALU DAN SELAMANYA."

Begitulah isi dari kertas yang tadi Harry baca.

Dahi Harry berkerut, heran, siapa pemilik dari kertas ini. Untuk siapa kertas ini? Dan siapa Zayn? Siapa Casey? Memang ada apa dengan Zayn dan Casey? Apakah mereka berantem? Apakah mereka berpacaran? Pertanyaan itu memenuhi kepala Harry, sampai ia menanyakan kepada dirinya sendiri akan hal - hal personal.

"Duh kok gue kepo - kepo banget ya?" Ujarnya sambil memonyong - monyongkan bibirnya. Sumpah serapah sudah tidak cukup untuk mendeskripsikan manusia gila di sekolah itu.

Terlintas di otaknya untuk mengembalikan kertas ini, siapa tahu penting bukan bagi seseorang yang terlibat di kertas itu. Lalu Harry mencari nama di deretan loker - loker yang pas dengan nama yang tertera di kertas lusuh itu. Agar ia bisa menyelipkan secarik kertas ke dalam loker orang yang ada hubungannya dengan kertas ini.

Matanya mencari - cari, "Casey, Casey, Casey, Casey, Cas- oh ini di sebelah gue. Kok gue bego ya." Ucapnya sambil memukul jidatnya sendiri. Lantas ia mencoba memasukan kertas itu ke ventilasi kecil di loker itu, namun kertas itu tidak bisa masuk. "Masa iya dia tutupin si bolongan ini," Harry kemudian berpikir lagi agar kertas ini bisa masuk ke dalam loker Casey.

Moonlight//H.S [ON EDITING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang