"Kenapa si lo Cas? kayanya lagi seneng banget." Ucap perempuan disebelah Casey sambil menghisap ciggarette miliknya.
Casey menoleh, "Gatau gue juga, bingung." Ucapnya sambil mengangkat bahunya. Perempuan yang disampingnya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Lo... lagi jatuh cinta ya?" Tanyanya asal tebak sambil mematikan ciggarettenya.
Casey menoleh kembali, "kind of." Jawabnya sambil tersenyum.
"Dang it hahahahaha, bisa jatuh cinta lo?" Ledek perempuan disebelahnya sambil tertawa.
"Sialan," jawab Casey ikut tertawa.
"Sama siapa si? Zayn? Gue kira lo dulu emang udah jatuh cinta gitu, katanya si kalo persahabatan antara cewe sama cowo kan, pasti salah satu dari merekanya ada yang gagal, maybe..cobaan persahabatan? Lo ngerti kan...i mean, friendzone." Ucap perempuan tersebut panjang lebar. Casey tiba - tiba berhenti tertawa mendengar nama Zayn. Ia mengeratkan jaket kulit penuh dengan gambar yang ia pakai. Lalu Casey menggelengkan kepalanya sambil tersenyum pahit.
"Oh, gue salah dong ya?" Tanya perempuan tersebut yang kemudian memesan minuman kepada Marco.
"Lo ga turun ke dancefloor Lux? Lo kan biasanya nyari cowok disitu." Tanya Casey mengalihkan pembicaraan sambil menyalakan ciggarette miliknya.
"Hahahaha, ogah gue. Nyesel." Ucap perempuan tersebut dengan keadaan setengah sadar setelah meminum semua minuman alkohol yang dipesannya.
"Emang kenapa lo?" Tanya Casey penasaran. Luxie menarik napasnya,
"Dulu, gue pernah cinta sama orang yang mengenalkan pelangi lagi ke kehidupan gue, gue berenti make obat - obatan karena dia. Gue berenti ngerokok gara gara dia, gue berenti minum gara - gara dia. Tapi semenjak si anjing mantan gue muncul lagi, dia nemu gue di club dan ngajak gue ke dancefloor saat gue lagi di bawah pengaruh alkohol. Tanpa gue sadar-" Ucapnya terhenti seketika saat ia mengambil napas dan menghapus air mata dipipinya.
"Lo kalo gak kuat, gausah cerita Lux, gue juga ga maksa." Ucap Casey sambil mendekatkan dirinya dan mengelus punggung Luxie. Luxie menggeleng, ia menghembuskan napas nya dengan berat.
"Terus, mantan gue nyium gue, gue juga dikelilingin banyak laki - laki dan orang yang gue suka ternyata lagi nyari gue, dia ngeliat semuanya. Dan saat itu juga dia marah besar sama gue. Dia benci sama gue, dan gue juga harus rehabilitasi karena obat - obatan yang gue pake. Makannya gue pergi sehabis kejadian itu terjadi." Luxie kemudian menyalakan ciggarette miliknya dengan air mata yang masih berada di ppinya. Casey memeluknya, ia merasakan kepahitan yang Luxie rasakan.
"Geez, Luxie is a crybaby right now," Ucap Casey sambil terkekeh begitupun Luxie. "Just forget about that Luxie, lo selalu bilang tempat ini tempat lo melupakan semuanya." Ujar Casey untuk membuat temannya itu tidak sedih lagi. Perempuan yang disapa Luxie itupun tersenyum lalu menghembuskan asap ciggarette dari mulutnya.
"Ah bete gue disini, ke dancefloor aja yu," ajak perempuan bernama Luxie tadi dengan mata sayup-sayup.
"Katanya lo nyesel dan gak mau ke sana?"
Luxie menggelengkan kepalanya dan bangun dari duduknya, "i just wanna have fun and forget the past, Cmonn. Ayo Cas!" Ajak Luxie sambil menarik lengan Casey pelan.
Casey meneguk ludahnya. Ia tak pernah berada disitu sebelumnya, tetapi ia juga ingin mencoba rasanya berada disitu. Casey menganggukan kepalanya, kemudian Luxie meinggalkan Casey yang lebih memilih duduk di sofa saja ketimbang berjoget - joget tak jelas bersama teman Luxie.
Lelaki di ujung dekat pintu belakang club yang sedang mengawasi mereka tertegun, rasanya kakinya sudah tak sanggup untuk berdiri lagi. Ia pun menyenderkan tubuhnya pada tembok yang kini menopangnya, melihat perempuan dimasa lalunya kembali muncul diingatannya dan melihat perempuan yang ia kira akan menjadi bagian dari buku hidup barunya, melakukan apa yang seseorang di masa lalunya lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight//H.S [ON EDITING]
Fanfiction[CERITA SEDANG DIREVISI] "I see pain in her eyes. I know, her empty eyes, her heavy breathe, her cigarettes, the pieces of her heart. She's fragile." - Harry Styles