Casey masih tak percaya apa yang sedang dilihatnya dengan penglihatan yang buram karena air yang menumpuk pada kelopak matanya.
Zayn.
Zayn.
Zayn.
Lalu lelaki yang menyelamatkannya itu menarik tangan Casey keluar dari club lewat pintu belakang.
Casey bahkan susah untuk meneguk ludahnya sendiri. Ia masih tak percaya. Air matanya mengalir. Tapi ia tidak tahu, apa itu air mata ketakutan karena tadi diganggu lelaki tak dikenalnya atau air mata kebahagiaan karena Zayn kembali. Dan sekarang sedang menggenggam pergelangan tangan Casey.
"Zayn.." Ucap Casey tertahan. Ia benar-benar tidak percaya.
Lalu setalah berada diluar club lewat pintu belakang, lelaki dihadapan Casey yang menarik lengannya tadi itu langsung menghadap Casey. Tatapannya teduh.
"Hah? Zayn??? Gue Harry, Cas. Lo gak papa kan? Udah, lo aman sekarang. Jangan takut."
'Harry?'
Perempuan berambut coklat mendongak ke atas dengan air mata yang jatuh yang membuat penglihatannya sedikit jernih. Kakinya melemas, harapannya kandas. Ternyata itu Harry, lelaki yang mengapa selalu ada disaat Casey membutuhkan Zayn.
Kaki Casey yang melemas membuat pegangan Harry di lengan Casey menguat, Harry panik, "Eh Cas lo kenapa? Jangan nangis please,"
Casey menguatkan kakinya untuk berdiri, melepaskan pegangan tangan Harry di lengannya, ia mengihup udara malam, mengusap pipinya yang basah oleh air matanya. Lalu, berjalan mencari mobilnya.
Harry yang melihat perempuan berambut cokelat tersebut jalan langsung menghampirinya, "Cas, lo mau kemana?"
"Gue mau pulang, lo bawa mobil?" Tanyanya tanpa menatap lelaki disebelahnya yang ikut berjalan disampingnya.
"Ngga,"
"Yaudah, lo mau ikut gue atau gimana nih?" Casey menoleh, memberhentikan langkahnya tepat saat ia melihat mobilnya terparkir. Sebisa mungkin ia membenarkan moodnya yang hancur, kalau saja tak ada Harry ia langsung cabut dari tempat ini.
Harry bergumam,
"Ash, banyakan mikir lo, yuk ah cabut." Ucap Casey lalu membuka pintu mobilnya. Disusul lelaki berambut agak panjang yang kemudian membuka pintu mobil.
Casey langsung melajukan mobilnya, "thanks." Harry menoleh ketika mendengar perempuan disebelahnya berbicara. "Ke gue?" Tanyanya polos, Casey mengangguk. Harry tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya. Suasana didalam mobil pun menjadi lenggangg. Keheningan menyapa mereka.
Casey merasa dirinya sedang kacau, konsentrasinya terpecah belah, hatinya seperti sedang mengalami tornado. Tanpa sadar, Casey langsung menginjak remnya dengan kencang membuat kepala Harry hampir membentur bagian dasboard mobil.
Harry sontak langsung menoleh pada perempuan yang sedang memegang dadanya, mengatur ritme napasnya. "Cas, are you okay?" Tanyanya. Casey menoleh pada Harry yang sedang memegang handle mobil dengan kencang.
'dont fucking stare at me like that'
Tidak, jangan mata. Casey langsung mengubah pandangannya kedepan, berusaha menghindari eye contact nya dengan Harry. Mata emerald Harry yang indah dengan tatapan panik tapi tetap terlihat teduh akan membuatnya tambah kacau.
Casey menganggukkan kepalanya dan kemudian kembali melajukan mobilnya dan mencoba kembali fokus kepada jalanan. "Lo lagi kacau ya? Gue aja deh yang nyetir, bahaya kalo lo yang ny--" belum sempat menghabiskan kalimatnya, Casey kembali lagi menginjakkan remnya tanpa sebab, membuat jantung Harry terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight//H.S [ON EDITING]
Fiksi Penggemar[CERITA SEDANG DIREVISI] "I see pain in her eyes. I know, her empty eyes, her heavy breathe, her cigarettes, the pieces of her heart. She's fragile." - Harry Styles