"Aduh! Gue lupa nanya dia kelas mana!" Seru Harry sambil menepuk jidatnya ketika ia baru saja menaruh bokongnya di kursi setelah memperkenalkan dirinya di depan kelas barunya. "Lupa bertindak kan gue,"
"Hah? Kelas siapa? Bertindak apa? Lo ngomong apaan si? Gak ngerti. Ah tapi lo itu ga perlu dimengerti, yang perlu dimengerti kenapa cheese burger ini eeeenaaaak banget!" Seru teman sebangku Harry. Ia memiliki bola mata biru indah, rambut pirang, dan hobi makan.
"Iya Niall, iya. Terserah." Ucap Harry , lalu menyandarkan punggungnya ke sandaran bangku nya. Dan menatap Niall. Heran. Mengapa lelaki itu tidak berhenti makan dari sejak Harry bertemu dengannya empat puluh lima menit yang lalu.
"Kenapa ya? Cewek di sekolah ini tuh aneh-aneh." Gumam Harry pada dirinya sendiri ketika melihat teman sekelasnya yang duduk dua meja di depannya sedang memakai lipstik dan bedak padahal ada guru didepannya. Bahkan ada yang mencatok rambutnya. Berhubung tempat duduknya dekat dengan saklar.
"Ah itumah anak geng. Wajar aja centil. Lagian gak semuanya aneh kok." Sahut Niall setelah menelan kunyahan makanannya itu.
"Hmmm kalo yang suka marah-marah itu anak geng bukan? Masa pas awal gue ketemu dia, mukanya udah kayak gak suka sama gue. Tapi dia cakep sih." Cerita singkat Harry, sambil ber flashback kejadian sekitar satu jam yang lalu.
"Hwahh? Swiapwa?" (*hah? Siapa?) Niall yang masih mengunyah itu, menelannya dengan cepat, "Gila gila, udah ngecengin cewek aja. Siapa si emang?"
Wajah bingung Harry berubah menjadi antusias, "Casey, yang nempatin loker tiga ratus sembilan. Kenal gak lo, yel?"
Niall tampak berpikir, terlihat dari alisnya yang bertaut, dan menggumamkan "hmm"
"Aduh aduh! Gue lupa nanya dia kelas mana," ucap Harry sambil menepuk jidatnya setelah ia dipersilahkan duduk sehabis mengenalkan dirinya kepada kelas barunya.
"Kenapa lu Har?" Tanya seorang lelaki yang duduk disebelahnya, "cewek ya? Baru masuk udah ngecengin cewek aja lo" lanjutnya sambil cekikikan.
Harry memainkan bandananya, "ohiya lo tau Casey ngga Ni? Yang lokernya 309?" tanya Harry sambil memutar tubuhnya mengahadap ke teman sebangku barunya.
"Oh Casey? Emang kenapa? Lo suka ya?" Tanya lelaki itu sambil memasukkan cheeseburger kedalam mulutnya diam-diam agar tidak ketahuan oleh guru yang sedang mengajar di kelasnya. "Hm, enak"
"Lo kenal dia?" tanya Harry excited.
Lelaki yang sedang asik mengunyah makanannya itupun menganggukan kepalanya sebagai jawaban 'iya'.
"Demi apa lo, Ni?" Tanya Harry lagi.
"Demi saus tar-tar!" Ucap teman sebangkunya Harry itu sambil tertawa, itupun ia segera menutup mulutnya, karena ia berbicara terlalu keras. Membuat setengah isi kelas mengarahkan pandangannya padanya.
"Pak, Niall makan dikelas pak." Ucap salah seorang lelaki sambil terkekeh. Mendengar namanya tersebut, lelaki yang sedang mengunyah itu pun berhenti mengunyah dan langsung menelannya. Ia segera menoleh ke sumber suara.
"Louis sialan!" geram Niall sembari memberi tatapan tajam pada Louis yang masih tertawa.
"Ya Allah Niall makan dikelas."
"Pak tah pak, Niall yang duduk disitu pak makan dikelas."
"Yang sok ganteng itu pak"
"Yang buncit tuh pak, tuh"
"Gak bagi - bagi makan lagi"
"Mau kali Yel."
Ucapan itu membuat seisi kelas heboh dan tertawa melihat geramnya wajah lelaki yang bernama Niall. Dan membuat Pak Sugeng, guru killer disekolahnya yang sedang mengajar disitu, melihat Niall yang sedang memegang burger.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight//H.S [ON EDITING]
Fanfiction[CERITA SEDANG DIREVISI] "I see pain in her eyes. I know, her empty eyes, her heavy breathe, her cigarettes, the pieces of her heart. She's fragile." - Harry Styles