13. The Feel?

92 5 1
                                    

"Gue ngerasa kosong Har, tanpa dia gue kosong. Ngerti maksud gue kosong kan?" Jawab wanita itu sambil memainkan kakinya yang tercelup didalam air kolam.

'Zayn?' Harry menebak didalam hatinya sambil mengangguk mengerti maksudnya. Lelaki itu mhemang bisa melihat dari mata Casey, sebagian jiwanya hilang. Matanya selalu kosong.

"Hidup gue gak rame lagi, gue pengen kembali lagi ke gue yang dulu, sesuai sama apa yang diharepin mereka semua. Dan tertawa lepas bareng mereka lagi dan juga dia." Ucap Casey sambil menoleh ke arah teman - temannya saat menyebutkan kata 'mereka'.

Harry masih diam, tak berkutik.

"Gue pengen bisa ngerelain Zayn, supaya gue ngga ngebebanin dia." Lanjut wanita berambut cokelat itu. Harry yang duduk di sebelahnya itu langsung mendekatkan dirinya kepada Casey, ingin memeluknya tetapi niatnya diurungkan. Takut itu malah menganggunya.

"Lo bisa Cas, gue tau kok rasanya kehilangan seseorang yang dicintai." Lelaki dengan mata emerald itu mulai berucap, "Dan itu emang sakit banget, lo harus bisa nerima itu semua. Dan itu gak gampang, butuh proses yang lama. Orang - orang dibelakang lo juga tetap mendukung lo, men-support lo. Gue yakin lo bisa Cas. You are a strong girl. " Ucap Harry dengan lembut. Casey hanya mengangguk paham dan tersenyum lalu menaruh kepalanya di bahu Harry.

'Seandainya ini Zayn.' Batin Casey.

'Eh aduh, mampus, ini jantung. ADUH GIMANA KALO CASEY DENGER SUARA JANTUNG GUE!' Ucap Harry didalam hatinya dengan panik. Ia berusaha meredakan detak jantungnya, tapi tak bisa.

"C--Cas, balik ke ruang tamu yuk." Ajak Harry kepada Casey, lantas membantunya berdiri.

Melihat Casey dan Harry datang menuju ruang tamu secara bersamaan, membuat orang - orang di ruang tamu itu mengira yang aneh - aneh.

"Dari mana lo bedua?" Niall yang membuka mulut pertama.

"Ena ena ya?" Lanjut Louis sambil tertawa.

"Wah rumah lo jadi tempat ena ena Li, parah, parah." Sambung Niall lagi sambil memasukkan chicken nugget kedalam mulutnya.

Mendengar ocehan temannya membuat Harry enek, "Apaan sih, kaga!"

Lalu lelaki berbandana itupun ikut nimbrung bersama Louis dan Niall di bawah, sedangkan Casey masih berdiri.

"Li gue pinjem baju dong, gerah, pengen ganti." Pinta Casey kepada Liam.

Liam mengangguk, "Oh, ambil aja Cas di lemari gue."

Casey mengangkat jempolnya lalu berjalan menuju kamar Liam,

"Eh Cas gue ikut dong." Ucap Nathalie yang lantas berdiri disertai anggukan Casey. Mereka pun beriringan berjalan menuju kamar Liam.

Sesampainya di kamar Liam, Nathalie langsung membuka pintu balkon kamar Liam dan Casey membuka lemari baju Liam, yang kemudian memilih baju kaos dan celana trening yang cukup untuk ia pakai.

Setelah Casey mengganti bajunya, ia langsung menghampiri Nathalie yang sedang melamun di bangku balkon.

"Nathh." Sahut Casey sambil menggerakan tubuh sahabatnya itu agar tersadar.

Nathalie yang baru saja dipanggil sahabatnya mengerjapkan matanya. "Eh? Apaan Cas?"

"Lo ngelamunin apaan si?" Tanya Casey yang langsung duduk di sebelah sahabatnya.

Nathalie menoleh pada Casey, lalu tersenyum sambil menarik napas udara sejuk di sore hari. "Cas, lo suka sama Harry ngga?" Tanya Nathalie dengan logat mengintrogasinya.

Moonlight//H.S [ON EDITING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang