'Kriek'
Suara decitan dari pintu membuat perempuan yang sedang dirias wajahnya melihat ke arah kaca yang memantulkan seorang lelaki sedang membuka pintu 'ruangan rias wanita.'
Dilihatnya lelaki yang baru saja membuka pintu itu memakai setelan jas hitam tersenyum padanya.
Perempuan yang kini dirias tersenyum balik dan segera menoleh ke arah lelaki tersebut tanpa mempedulikan orang yang sedang menyapukan blush on pada pipinya. Penata make-up nya geram ia tak bisa diam.
"HARRY!" Sapa perempuan itu dengan nada terkejut.
"Hai tante Lauren!" Sapa lelaki yang bernama Harry dan kemudian menarik kursi kosong yang berada disebelah dan ia duduk didekat tantenya itu.
Melihat laki laki yang bernama Harry, lelaki bertubuh agak besar pun yang sedari tadi merias wajah pengantin wanita itu terkagum melihat Harry dan segera menghampirinya, "Aduhh jengg, ini sepupunya? meni hot pisan atulahhh," ucapnya sambil menghampiri Harry. Dan mencubiti pipi Harry. Perempuan yang disapa Tante Lauren belum sempat menjawabnya, ia tertawa melihat wajah Harry.
Harry yang melihat tingkah lakunya hanya tersenyum degan tatapan tante-tolong-harry kepada tantenya. Tantenya hanya tertawa melihat Harry dicubit pipinya oleh penata make upnya. Setelah berhasil menjauhkan penata makeup itu, Harry pun membenarkan kerah bajunya supaya tetap cool.
'Ah elah ganteng gue berkurang kan'.
Lalu penata make up itupun kembali merias wajah Lauren.
"Kamu dateng juga? Kemarin bilangnya gabisa karena ada acara di sekolah, kamu bohong ya?" tanya nya sambil menyipitkan kedua matanya.
Harry terkekeh, "Hehe, ya masa di hari pernikahan tante Harry gak dateng sih."
"Kamu ini ya! padahal tante kemaren sedih tau kamu gak bakal dateng," ucap perempuan yang disapa Tante Lauren, Harry hanya tercengir sambil memainkan alat alat make up punya tantenya.
"Ohiya anaknya calon suami tante cewek loh, kayaknya seumuran gitu sama kamu, cantik lagi" lanjut tante Lauren.
Harry menoleh "Ohiya?" tanyanya terlihat antusias. Tante nya hanya mengganggukan kepalanya selagi rambutnya sedang ditata oleh penata rambutnya. "Ohiya Mamah Anne dimana?" tanya tante Lauren.
"Hmm, tadi mamah lagi dibawah kayanya lagi nyiapin buat apa lah itu- gatau" jawabnya sambil melihat serius rambut tantenya yang sedang ditata. Tantenya ber oh ria.
Harry lalu melihat-lihat alat make-up itu lagi, Harry penasaran dengan benda-benda itu.
"Tan, ini apa sih?"
"Itu maskara,"
"Buat apa sih, tan?"
"Bulu mata, sayang."
Harry mengernyit dan menatap benda yang sedang dipegangnya itu, "Cara makenya gimana? Harry mau make dong. Pakein Harry dong om." Ucap Harry pada lelaki yang sedang menata alat - alat make upnya, sambil membaca tulisan-tulisan dikemasan maskara itu.
Lauren dan penata rambut bersama penata makeup hanya tertawa melihat tingkah Harry.
"Harry, Harry, itu buat cewek ih. Kamu mau jadi cewek apa?" Ucap Lauren sambil tertawa.
"Kamu mau om pakein itu? Hahahaha" Si penata make up pengantin itu yang tadi mencubiti pipi Harry tertawa melihat tingkah lakunya.
Harry hanya melongo, "Oh gitu ya, yaudah gak jadi make deh." Ucapnya lalu menaruh benda itu dimeja rias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight//H.S [ON EDITING]
Fiksi Penggemar[CERITA SEDANG DIREVISI] "I see pain in her eyes. I know, her empty eyes, her heavy breathe, her cigarettes, the pieces of her heart. She's fragile." - Harry Styles