My mama and I

1K 69 48
                                    

"Ribi, wait!" Faiz yang sedang di luar kelas untuk mengambil foto-foto ter-enggak-jelasnya dengan kameranya, malah ketemu Ribi yang kepergok sedang menguntit Aga dan Leon. Lantas ia langsung berlari kearah yang dituju Ribi sampai langkahnya sukses mendahului cewek manis itu. "Lo mau ngapain?"

"Mereka mau ngapain?"

"Lo polos apa bego sih. Mereka mau bolos lah.. trus lo ngapain ngikutin sampe sini!"

"Hehe.. gak ada guru kan?" dengan entengnya Ribi menjawab. Obrolan mereka sampai pada tempat di mana Aga dan Leon sudah berhasil memanjat tembok belakang sekolah dan sepertinya mereka tidak sadar ada yang mengikutinya.

"Jadi?" tanya Ribi pada Faiz.

Faiz mengangkat bahunya dan HUP! Tubuhnya berusaha meloncat setinggi mungkin sampai tangannya meraih tembok dan sukses.

"Ngapain lo?!" tiba-tiba terdengar sapaan yang kurang mengenakan dari balik tembok. Aga sedang bertolak pinggang di sana sambil memandang heran kearah Faiz yang bisa-bisanya mengikuti mereka sampai keluar sekolah.

"Gue mau jadi anak nakal ah, sekali kali..!" sahutnya tanpa dosa. Lalu dia berbalik kearah Ribi. "Bi.. lo balik aja ke kelas, gue gak bakal bantu lo manjat, oke-aww." Katanya yang disambung dengan teriakan kesakitan karena kakinya ditarik oleh Aga sampai terjatuh ke rerumputan.

"Ngobrol sama siapa lo?" tanya Leon penasaran. Ia mengambil kamera Faiz dan melihat-lihat isinya.

"Anak baru.. dia ngikutin kalian sampe balik tembok situ." Jelasnya jujur sambil mengibas-ngibaskan celana abu-abunya yang kotor. Sementara Leon sedang melihat-lihat kamera, Aga malah melihat-lihat sekeliling jalan, apa aman dan tidak ada guru yang lewat. Tapi tiba-tiba Aga mendengar suara keributan. Dia langsung menoleh kekanan. Ternyata ada segerombolan perusuh, jarak mereka masih jauh tapi sudah terdengar jelas. hingar bingar keributannya.

"Perasaan gue gak enak nih!" Faiz langsung melangkah ke tengah jalan. Disusul dengan Leon dan Aga.

"Anjrit! Kita bolos malah ada tawuran. Hidup gue seasik ini apa?!" gumam Leon setelah sebelumnya melemparkan kamera Faiz pada pemiliknya.

"Balik apa lanjut nih?" Aga memberikan pilihan, ia mundur lagi untuk bersandar di tembok. Faiz dan Leon saling tatap. Sayang juga sudah repot-repot bolos malah harus balik lagi karena ada tawuran. "Asli gue males banget lari-larian!" lanjut Aga.

"Ya kalo gak mau lari, lo lawan aja satu-satu!" canda Faiz yang mengundang tawa Leon. Aga malah mencibir. Tapi kemudian ia kembali ke tengah jalan melihat keadaan.

"Anjing!!" Leon mengucapkan sumpah serapahnya ketika gerombolan perusuh itu tiba-tiba semakin mendekat dan saling serang, belum lagi yang datang dari arah yang berlawanan.

"HEI! KALIAN!!"

Seseorang berteriak dari atas tembok sekolah. Namun karena merasa nyawanya terancam, Leon malah lari sambil menarik Aga dan sontak Aga pun menarik Lengan Faiz untuk ikut berlari tanpa memedulikan siapa yang berteriak barusan. Tapi kemudian Aga sadar. ia menoleh ke belakang dan ada Ribi di sana yang sudah berhasil memanjat, tinggal memikirkan bagaimana turunnya.

Entah apa yang membuat Aga berbalik kemudian berlari kearah Ribi. Yang jelas sekarang dia sudah berada ditempat semula, mendongak sambil bertolak pinggang menatap Ribi.

"Gu-gue gak sengaja liat kalian jalan.. ke.. kearah sini. Trus gue akhirnya manjat dan..." Ribi menjelaskannya dengan takut-takut, padahal Aga tidak memintanya.

"Lo nyusahin banget, cepet loncat.. gue tangkep!" ujarnya ketus. Aga menadahkan tangannya untuk menangkap Ribi. Sementara gerombolan anak tawuran itu sudah berada beberapa meter dari tempat Aga berdiri.

I Will be HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang