Epilog

100K 3.2K 856
                                    

Hello, akhirnya sampai dipengujung cerita. Terima kasih sudah setia membaca, vote dan komen. Semoga kalian puas dengan cerita ini. Terima Kasih sekali lagi.

Happy Reading All

****************************************************************************************

Pagi ini sebelum kembali menjaga Dareen, gue ingin menjenguk Adre. Kata mama Rafael dan papa ia masih belum boleh bangun dari tempat tidur. Harus bed rest total. Sekarang masalahnya, gue ga tau bagaimana menghadapi nyonya Risa. Ia selalu menemani Adre tanpa beranjak pergi dari sisinya.

Apa yang harus gue bilang kalau bertemu dengannya. Gue pengen berdamai dengannya tetapi disisi lain gue masih marah dengannya. Selain itu, gue takut merasakan kebenciannya.

Keanu membantu mendorong kursi roda ke arah kamar Adre dirawat. Kembali keraguan membuat gue pengen meminta Keanu balik arah ke kamar Dareen. Hampir. Jika ga melihat om mafia berbicara dengan oma Mila dan tante Laurent di kursi luar kamar Adre.

"Adela" panggil om mafia saat menoleh ke arah gue.

"Om" sapa gue sambil tersenyum kecil. "Pagi oma, tante" sapa gue ke oma Mila dan tante Laurent yang tersenyum ke arah gue. Wajah gue memerah malu mengingat kejadian kemaren yang dilihat oleh mereka.

"Gimana keadaan kamu?" tanya oma pada gue sambil tersenyum buat wajah gue makin memerah.

"Baik oma" Meskipun malu tetapi gue senang ketemu oma Mila dan tante Laurent. Mereka sering menjenguk gue sebelum ke kamar Adre.

Dan gue sangat berterima kasih oma sudah memaafkan kesalahan gue. Gue selalu mengingat perkataan oma, bagaimanapun kesalahan yang diperbuat keluarga kita, harus kita maafkan. Ga peduli apapun yang ia perbuat. Karena setelahnya akan mendapat kedamaian.

Selain itu, ia juga memberitahu gue dan Dareen saat menjenguk Dareen kemaren, kalau anak kami pasti perempuan. Karena dari turun temurun anak pertama dari anak kembar tertua keluarga Jordy selalu perempuan. Itu membuat hati kami lega tau jenis kelamin anak kami.

Keanu mendorong kursi lebih dekat. Saat itu gue melihat jelas wajah wanita yang berdiri disamping om mafia. Wajahnya ga asing. Mirip nyonya Risa. Ah, jadi, dia sepupu gue, anak tante Rosa. Tapi kenapa ga ada luka sama sekali? Bukannya dia diserang?

"Halo" sapanya sambil tersenyum ramah. "Daddy sering cerita tentang kamu" ia mengulurkan tangannya ke gue "Livia"

Gue menerima jabat tangannya. "Adela" apa yang ayahnya ceritain tentang gue? Bikin gue penasaran.

"Kamu benar-benar hebat. Dan luka-luka itu pasti menyakitkan" ia bikin hati gue melambung tinggi terus berasa digantungin. Nih cewek benar-benar aneh

"Aku turut sedih dengan Janinmu. Dan aku harap Dareen cepat sembuh" sekarang bikin gue kembali mellow mikirin Angel.

"Makasih" yah, cuman itu aja yang bisa gue balas omongannya. Tipe kayak dia lebih cocok sama Adre. Seengaknya kalau Adre meski orang aneh sekalipun kayak dua sahabatnya, masih ia temanin.

Lagian kalau gue serang pake kata-kata tajam gue biasanya, bisa-bisa gue habis dimarahin oma sama tante Laurent. Lebih baik gue bersikap sopan.

"Wah, Keanu sekarang makin tampan dan dewasa" ucapnya sepertinya akrab dengan Keanu menggunakan bahasa Amerika.

"Makasih, Livia" balas Keanu. "Bagaimana kabar Louise?"

"Baik. Sekarang ia masuk primary school" jawab Livia. Lebih baik gue ga usah mendengarkan cerita mereka. Gue lebih fokus ke om mafia, oma Mila dan tante Laurent yang terlihat tegang.

Love From A to DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang