Under the Ground

Chapter 1: Sadar

"Ha!"
Ellen tersadar setelah cukup lama tidak sadarkan diri. Ia dengan segera memperbaiki posisinya yang terlungkup menjadi duduk dan memperhatikan sekeliling. Hanya dinding dingin yang mengelilinginya disekitar. Sebuah kasur yang tak terlalu bersih, membuatnya tidak bersentuhan langsung dengan dinginnya lantai.

Ruangan itu tidak terlalu luas. Hanya sebuah lampu kecil yang menyinari ruangan itu. Tanpa cahaya lampu, ruangan itu akan menjadi gelap gulita seakan orang yang berada disana seperti orang buta.

Terdapat sebuah pintu besi tua yang terletak di pojok kiri ruangan. Sangat jauh dari tempat Ellen berada.

Ellen mengerang kesakitan ketika hendak coba berdiri. Sebuah borgol menahan kakinya untuk melangkah lebih jauh. Kepalanya begitu sakit. Dengan perlahan ia meraba keningnya dibagian yang sakit. Ia tersontak ketika menyentuh luka dikeningnya. Luka itu tidak mengeluarkan darah lagi tetapi belum kering total.

"Tolong!!!" Teriak Ellen dengan kencang. "Siapapun tolong!!!"

Ia terengah - engah ketika berteriak beberapa kali minta tolong.

Nihil.

Tak satupun ada yang merespon teriakannya. Ia menyentuh bagian bawah perutnya, berpikiran sesuatu yang buruk telah dilakukan seseorang padanya.

Perasaan legapun menyelimuti Ellen. Pikirannya itu tidak terjadi dan ia bersyukur akan hal itu. Ia sempat berpikir bahwa ia diculik dan diperkosa oleh seseorang. Tetapi ia membenarkan fakta bahwa ia telah diculik.

Ellen melihat sekeliling, berusaha mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk melepaskan borgol yang menahan kakinya ataupun alat yang bisa membuatnya mendapatkan bantuan.

Tidak ada satupun alat disekitarnya yang dapat ia gunakan. Ia berteriak dan menangis seraya menarik - narik borgol yang mengikat kakinya dengan pipa besi yang tertempel kuat didinding.

Suara bising yang ditimbulkan antara borgol dengan pipa besi tersebut membuahkan hasil. Ellen dapat mendengar suara langkah kaki yang mendekat, berasal dari celah dibawah pintu besi tua.