Akhirku

148 33 0
                                    

The World may change my whole life through, But nothing's gonna change my love for you

-Westlife-

"Axel" Sapa Angel menggoda Axel yang masih sibuk dengan pekerjaannya.

Axel masih fokus dengan setumpuk kertas di mejanya. Meski fisik Axel sedang sibuk dengan kertas-kertas, hati Axel justru sibuk memikirkan nasib dirinya dan Sophia.

"Sudah tigapuluh delapan hari dari kematianku, kalau sudah empat puluh aku akan-"

"Jangan pernah membahas itu" ucapnya memotong perkataan Angel.

Axel berdiri dan meninggalkan Angel yang duduk sendiri. "Aku hanya ingin dikenang! Apalagi sama kamu! Sepelum hilang aku mau kamu selalu ingat aku!" teriak Angel menghentikan langkah Axel.

Axel berbalik dan melirik Angel sekilas sebelum ia memutuskan untuk melangkah pergi. "Emang kamu siapa? Pahlawan? kok minta di kenang"

**

Sophia berdiri menenteng gaun pengantin berwarna putih. Ia menjulurkan baju itu kearah lelaki yang tersenyum lebar mengamatinya. Merasa risih karena perlakuan lelaki itu, Sophia menegurnya keras. "Gak usah lihat-lihat, aku benci"

"Kamu beda"

"Enggak!" Elaknya pergi meninggalkan Vero. Meski senyumnya sama sekali tak meredup, namun hatinya hancur. Kaca kalau pecah sulit untuk kembali seperti semula dan itu semua salah jika orang-orang beranggapan kalau hati kaca hanya dimiliki seorang wanita, lelaki seperti Vero memiliki hati kaca namun memiliki mental baja.

Vero melirik ke sebuah benda kotak yang sedari tadi berdering. Karena penasaran, ia membuka hanphone Sophia tanpa sepengetahuannya. Matanya membelalak lebar, bukannya marah Vero hanya diam membaca pesan whatsapp di hape Sophia.

Axel : Hari ini kamu sibuk? temani aku ke toko kue ya <3

Dilain suasana hati Vero yang hancur, Sophia menatapi dirinya sendiri di cermin. Ia merogoh saku celananya mencari hapenya namun hasilnya nihil. Ia keluar dari tempat fitting baju belum sempat ia bertanya pada Vero, ia melihat hapenya sudah terbuka di tangan Vero.

Dengan hati yang ragu, Sophia memberanikan diri mendekat kearah Vero yang memandangi pintu keluar tanpa ekspresi. "Kamu" ucap Sophia terpotong. Ia mengambil nafas panjang, "Baca?" tanya Sophia dibalas anggukan lemah dari Vero.

"Sudah lama?" tanya Vero tanpa menoleh kearah Sophia.

Hening.

"Udah" jawab Sophia dengan nada pelan. Sophia melirik ponsel yang ada di tangan Vero penasaran. "Kamu marah?" tanya Sophia dibalas gelengan kepala dari Vero.

Suasana kembali hening. Sophia melirik ke gaun putih yang tergantung di ruang fitting. Apa jadinya pernikahan mereka jika salah satu dari mereka yang berjuang. Sophia melirik Vero melihat apa yang dilakukan Vero pada ponsel miliknya namun tak ada pergerakan dari Vero sedari tadi, ia masih dengan posisi yang sama.

"Ayo pulang" Ajak Vero menggandeng tangan Sophia keluar.

**

Ditengah perjalanan Vero fokus dengan jalanan meski hatinya sebenarnya berantakan. "Kamu nyaman?" tanya Vero ditengah macetnya jalan raya dan jelas pertanyaan itu untuk Sophia.

"Kamu bahagia?" Vero kembali bertanya dan Sophia hanya bisa bungkam.

"Lanjutin aja, aku gak papa kok"

"Terus pernikahan kita?"

"Lanjut aja, seminggu setelahnya ceraikan aku karena kekerasan"

"Kenapa?"

LollipopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang