Kekasihmu

197 30 0
                                    

Aku takut rindu sendiri.
-A-

Pagi ini Axel terbangun karena sebuah alarm yang dipasang Vero untuknya mengingat ia sangat sulit untuk bangun dipagi hari. Ia menggeliat seperti ular. Menggaruk lengan kanannya setelah itu mengacak-acak rambutnya berantakan. Ia menguap dan tertidur lagi namun bukan di bantal melainkan di paha seseorang. "Morning, Sayang"

"Angel?"

"Aku ingin menjadi kekasihmu, sebentar saja" Angel memasang puppy eyes berharap Axel akan menurutinya.

**

Axel dan Vero berjalan beriringan mencari toko bunga terdekat. Vero mengedarkan matanya sampai sebuah toko di ujung jalan menghentikan langkahnya. "Xel, ujung jalan" ucapnya membuat Axel mengikuti arah mata Vero.

"Bingo"

Sesampainya mereka di sebuah toko bunga, Axel mulai menunjukkan sebuah kertas dengan beberapa tulisan acak-acakan. Penjual bunga itu sempat tertegun melihat tulisan yang dikertas itu namun ia mengerti setelah dibawahnya bertuliskan wedding prepare by A.

"Mau nikah?" tanya pegawai itu dengan mata berbinar. Ia memperlihatkan gigi putihnya yang tertata rapi membuat sebuah kerutan di kelopak matanya menunjukkan usianya yang sudah tidak muda lagi.

Mendengar ucapan pegawai itu, Vero menahan tawa dan Axel hanya mengerutkan keningnya. "Apa?" tanya Axel namun pegawai itu hanya tersenyum.

"Tunggu lima menit"

Lima menit berlalu dan pegawai itu datang dari pintu kaca membawa papan besar dengan tulisan happy wedding from PT. Angelaxel dan membawa buket bunga pernikahan. Mata Axel tidak berkedip sama sekali, bahkan Vero ia hanya menutup mulutnya dengan bunga mawar berwarna merah. "Serius?"

"Sesuai kertas" ucap pegawai itu, ia kembali menampakkan sederet gigi putihnya.

Sesampainya mereka di apartemen, Axel mengambil nafas dalam-dalam dan mulai berteriak. "Angel!"

"Ya?"

"Ver, aku hanya ingin berdua dengan Angel untuk satu hari ini" perintahnya tegas. Vero langsung memunguti barangnya dan pergi.

Mata Axel tak henti mengamati Angel dari atas sampai bawah. "Kamu beda" ucapnya pelan.

Angel mengamati dirinya sendiri. Senyumnya mengembang mendengar pujian halus dari Axel. Ia merapikan rok hitamnya dan kacamata hitamnya. Namun seketika senyumnya pudar melihat ekspresi Axel masih sama sedari tadi. "Bukan pujian" ucapnya menyayat.

"Kamu terlihat tua" tambahnya menyayat. Angel hanya bisa mengerucutkan bibirnya mendengar ejekan dari Axel. Ia melepas kacamatanya menatap Axel dalam.

"Kamu siapa? Jahat banget"

"Suami kamu" ucapnya sekilas lalu pergi membawa buket bunga matahari.

**

Angel merapikan meja tamu yang berantakan. Ia membenarkan posisi majalah dan bantal yang berserakan. Tidak lupa juga Angel menabur bunga di sofa tempat ia dan Axel bermain UNO. Ia duduk manis di sofa putih yang penuh dengan taburan bunga menunggu Axel yang sedang mempersiapkan diri. Matanya hanya terpacu pada pintu berwarna hitam diujung ruang keluarga. Cukup lama ia menunggu dan akgirnya seorang lelaki dengan kemeja putih.

"Salah kostum, pak?"

Axel keluar dari kamarnya membenarkan dasi hitam yang menggantung indah di lehernya. Wajah tampannya hilang saat hidungnya kembang-kempis mencium sesuatu "Bau apa ini?" tanyanya.

"Hei!" pekiknya melihat ruang tamunya berubah menjadi kuburan dengan penuh bunga di sofa putih kesayangannya.

"Kita bermain UNO disana" ucap Angel sambil menunjuk kearah ruang tamu.

"Kita ke si- siapa yang membuat ruanganku menjadi kuning?"

"Dan ada dinding biru dihias awan-awan? Kamu!"

"Maafkan aku, aku hanya ingin dikenang"

Axel menarik nafasnya dalam. Ia memejamkan matanya menahan emosi kemudian ia menatap Angel tajam. "Kita main UNO, ya"

Ditengah-tengah suasana tegang Angel mengeluarkan kartu berwarna merah dengan gembira melihat kartunya habis. Sudah ke-lima kalinya ia menang dari Axel dan alasan Axel hanyalah sepele Aku mengalah bukan kalah.

"Kita nonton" kata Axel membuat mata Angel berbinar.

Axel membuka film di CD yang ia miliki, semuanya tentang romantis sedangkan Angel hanya ingin menonton film horor. Ia melirik ke Angel sekilas lalu membuka CD dengan judul You Are The Apple Of My Eyes.

"Horor bukan?" tanya Angel mendekap boneka pingguin.

"Bukan" jawab Axel lalu duduk disamping Angel dan merangkulnya. Meski ia mendengus kesal namun bisa apa? Emosinya padam karena tangan Axel.

Untung sayang, batinnya.

"Awalnya aja udah sedih, pasti sad ending nih!" ucap Angel menebak.

Ucapan Angel membuat Axel menoleh kearahnya "Memangnya kisah kita tidak sad ending juga?" sindir Axel yang masih fokus pada film-nya. Tangan kanan Axel yang merangkul Angel terangkat mengelus-elus kepala Angel lembut sedangkan tangan kanannya menggenggam tangan Angel erat.

"Hold you like I'm saying goodbye" bisiknya ditelinga Angel.

"Aku takut rindu sendiri"

**

Sophia membuka undangan pernikahannya dengan Vero berkali-kali sebelum pilihannya ia katakan pada Vero. Ia menarik nafas dalam dan menghadap Vero yang asik bermain hapenya. "Vero" panggilnya membuat Vero langsung mematikn hapenya dan menaruhkannya jauh-jauh jelas seratus persen berbeda dengan Axel yang selalu mementingkan hape terlebih dahulu dari pada dia.

Aku salah ninggalin dia?

"Aku mau kita batalin nikah aja"

"Iya, gak papa kok. Nanti aku bilang sama mama aku"

"Are you okay?" tanya Sophia memastikan Vero tidak menangis.

"Aku lebih dari Okay"

**

"Angel" panggil Axel namun Angel tak menanggapinya sama sekali. Ia tertidur.

"Aku sayang kamu"

TBC

Jangan lupa meninggalkan jejak yaa :*

Jangan lupa meninggalkan jejak yaa :*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LollipopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang