Chapter 2

12K 1K 68
                                    

"He felt like all knives in the world were stabbed and twisted in all parts of his body. The pain was beyond words could explain"

Aku berjalan dengan kepala terangkat dan langkah yang cepat, menyusuri salah satu rumah sakit terbesar di California.

Aku sungguh bersyukur karna mempunyai sahabat seperti Jace, Derek, Tristan dan Xander. Karna tanpa aku perlu menjelaskan banyak, mereka langsung mengerti dan cepat membantuku.

Selama 5 jam penuh, aku menaiki pesawat jet Xander dengan mereka yang setia menemaniku. Tanpa mereka, mungkin sekarang ini aku belum bisa sampai di California secepat ini.

Masih dengan wajah yang netral, aku mengacuhkan keempat lelaki itu yang berjalan di belakangku, dan menghampiri ibuku yang duduk di sofa tunggu rumah sakit, disebelah ruang operasi. Di sebelah kirinya duduk Kakak reseku Jessica yang benar benar kuabaikan kehadirannya.

"Mom?" Panggilku lirih, menyentuh pundaknya.

Dengan tersentak ibuku mendongakkan kepalanya. Wajah putihnya begitu pucat, rambut blonde yang sangat mengagumkan itu sekarang terlihat kusut, membuat kontras mata hijaunya yang begitu sembab dan tidak bercahaya.

"Dimana dad?" Bisikku

Dengan suara yang parau ibuku berbisik "Masih dioperasi,"

Walaupun ada begitu banyak hal yang ingin kukatakan dan kutanyai. Aku menahan mulut dan otakku, lalu duduk di sebelah kanan Mom dengan menyandarkan kepalaku kepundak Xander, yang duduk disebelahku.

Otakku terasa kosong, aku hanya memandang lurus Derek yang berdiri dengan tangan di kantong celananya di depanku. Sedangkan Jace dan Tristan yang duduk bersebelahan di samping Derek mengobrol. Aku tidak tahu apa yang mereka berdua bicarakan, namun bila dilihat Jace yang sesekali menunjukku, dan Tristan yang menengok ke arahku berkali kali, sepertinya perbincangan mereka sungguh mengasikkan.

Belum beberapa lama aku melamun, seorang suster keluar dari pintu operasi. Membuat kami semua beranjak berdiri (kecuali Derek).

Aku tidak mengingat banyak setelah itu, semuanya terasa kabur. Ayahku keluar dari ruang operasi lalu masuk ke ruang ICU hingga dipindahkan ke ruang perawatan kelas atas. Tapi aku mengingat benar ketika dokter menyatakan operasi Dad telah berhasil namun Dad belum bisa bangun atau lebih tepatnya koma.

Aku mengingat bagaimana Mom yang tadinya berdiri tegak lalu tersungkur di lantai dan menangis hingga pingsan, aku mengingat bagaimana Xander menggendong Mom ke sofa, bagimana Jessica menangis di sudut, dan bagaimana tubuhku di peluk Jace namun tidak sebutir air matapun jatuh di pipiku.

Sejak kecil sampai dengan umurku 18 tahun, aku tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah. Aku tidak pernah bisa mempercayai laki laki. Hidup dengan ayah brengsek dan kakak yang selalu mengiri padamu membuatku seperti itu. Namun semenjak Ia datang, dan beberapa lama kemudian ayah kandungku terungkap. Akupun mulai berpikir terbuka tentang laki laki, dan ayah yang tak pernah kukenal menjadi salah satu sahabat terbaikku didunia.

Jika aku sangat terpukul melihat kondisi Dad, aku tidak tau apa yang dirasakan Mom. Kehilangan cintanya untuk kedua kalinya.

Mom pernah hancur karena mendapat laki laki brengsek sebelum Dad, laki laki yang merupakan ayah kandung Jessica. Mom pernah terpisah dengan Dad selama 17 tahun hingga akhirnya bertemu dan menikah lagi.

Berapa lamapun mereka berpisah, seberusaha apaapun mereka memisahkan diri. Mereka akan menemukan satu sama lain

Tapi sekarang Mom hampir kehilangan Dad lagi......
Apakah harus sejarah terulang lagi? Dengan cara yang berbeda?

Unexpected HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang