Saat aku hendak turun, tiba-tiba ada yang memegang pundakku.
•••••
- Jimin POV -
Makanan dan minuman yang telah disediakan oleh omma sudah ludes oleh kami berdua. Lantas aku hendak meletakkan nampan tersebut ke dapur.
Saat aku hendak keluar dari kamarku, aku temukan seorang namja yang baru saja keluar dari kamar adikku.
"Nuguseyo?". Ku pegang pundaknya.
Dia berbalik, "aku temannya Hyejin, buku aku terbawa olehnya, lalu appanya menyuruhku ke kamarnya, tetapi dia malah ada di taman belakang saat aku melihat dari balkon". Ucapnya secara rinci.
"Ahh... Begitu, silahkan". Aku tersenyum kepadanya. Dia membungkuk kepadaku dan meninggalkanku.
Sungguh, ini pemandangan yang samgat langka. Adikku tidak pernah sebelumnya membawa temannya ke rumah. Baik itu cewek maupun cowok. Dan untuk pertama kalinya dia malah membawa seorang namja.
"Ternyata dia sudah besar". Aku tersenyum.
- Hyejin POV -
Saat aku hendak turun menunggu Jungkook diluar, aku malah di panggil sama omma untuk membawakan jagung bakar yang dibuatnya sendiri di taman belakang rumah untuk oppa dan temannya.
Tiba-tiba ada orang yang berteriak dari balkon kamarku. Dan tentu saja dia Jungkook.
"Ishh... Kenapa dia bisa disana? Pasti appa yang nyuruh masuk". Batinku.
"Hyejin-a". Jungkook memanggilku.
Aku berlari kecil ke arahnya.
"Ini, maafnya bukunya terbawa". Aku memberikan bukunya.
"Siapa itu sayang?". Tiba-tiba omma bertanya kepadaku.
"Annyeonghaseo bibi, aku Jeon Jungkook, teman sebangkunya Hyejin". Aku hendak menjawabnya eh, malah dia mendahuluiku.
"Hyejin Jungkook, sini, kita makan jagung bakar bersama". Ajak ommaku.
"Ahh tidak usah bibi, aku langsung pulang saja, aku mau menyelesaikan tugas dulu". Dia menolak ajakan ommaku.
"Syukurlah..". Batinku.
"Kenapa tidak mengerjakan bersama dengan Hyejin saja? Ini bawa jagungnya ke kamarmu, dan belajarlah disana." Omma memberikan dua piring jagung bakar untuk aku dan Jungkook.
Mau gimana lagi coba? Omma malah mendorong kami berdua agar naik lagi ke atas. Lantas kami hanya menurutinya saja.
Lalu, kami berdua pun naik lagi. Saat hendak naik tangga, kami berpasan dengan Jimin oppa dan temannya.
"Hyejin-i~ Tae oppa pulang dulu ya~". Dia mencubit pipiku.
"Ya! Jangan sentuh adikku". Jimin oppa memarahinya.
"Ahh oppa, tak apa. Hati-hati ya Taehyung oppa". Aku tersenyum dan meninggalkan mereka.
Taehyung oppa tersenyum lagi mendengar jawabanku.
Sesampainya di depan kamarku.
"Jungkook, tolong bukakan pintunya, tanganku penuh nih". Segera dia membuka pintunya.
Kami hendak mengerjakannya di balkon kamarku.
"Kata Jimin oppa jawaban dari soal ini ada di halaman ini". Aku menunjukkan buku tersebut kepadanya.
"Tadi aku sudah membuatnya sebagian, ini silahkan kamu pakai saja dulu". Aku memberikan bukunya.
Bukan bukunya yang dia ambil malah tangan aku yang dia tarik untuk duduk. Lalu dia mengambil buku itu dan membukanya.
"Kamu lanjutkan saja tugasmu, kita bisa berbagi buku kok". Pintanya.
Dia duduk di sampingku. Kami memulai mengerjakan tugas tersebut.
Kini pandangan kami bertemu, sayangnya dibatasi oleh sehelai kertas. Jungkook sedang melihat halaman 50 dan aku melihat di halaman sebaliknya.
Deg deg
Deg deg
Deg deg
"Ohh god. Ada apa ini? Perasaan aku tidak habis lari deh, aku hanya duduk dan mengerjakan tugas ini, tapi kok malah jantungku tidak karuan gini ya?". Batinku.
Mata kami bertemu kembali.
Aku terdiam.
Aku tidak kuat.
Aku membuang mukaku dan kembali menulis.
"Bolehkah aku melihat ini?". Tiba-tiba Jungkook memecahkan keheningan. Dia menunjuk buku sketsaku.
"Boleh". Lekas di mengambilnya dan melihat isi dalamnya.
Bagiku tak masalah apabila ada orang yang melihat buku itu. Soalnya tidak ada rahasia di dalamnya. Aku hanya menggambar apa yang aku lihat. Malah aku bakalan tambah senang kalau ada yang akan memuji gambar yang aku buat.
Halaman demi halaman dia perhatikan dengan rinci.
"Ini siapa?". Tanyanya dengan memperlihatkan buku itu. Dapat aku lihat bahwa itu adalah namja payung waktu itu.
"Ahh... Itu orang yang suka rela memberikan payungnya kepadaku saat aku hendak pulang sekolah." Aku tersenyum.
"Wahh.. Baik sekali dia yaa, sepertinya dia cukup tampan." Ucapnya.
"Hahaha benarkah, bahkan wajahnya saja tertutup dengan maskernya." Balasku.
"Yaa walaupun begitu, dia memang terlihat tampan di gambar ini, mungkin yang aslinya pasti lebih tampan." Jawabnya lagi.
Kemudian dia membalik halaman buku sketsaku. Tergambar disana sebuah toko boneka yang aku gambar di kelas tadi. Namun, dia tidak terlalu memperhatikannya, dan segera menutupnya kembali.
Kemudian kami melanjutkan tugas kembali.
Sudah 1 jam kami menerjakannya, akhirnya selesai juga.
"Terima kasih sudah meminjamkan bukunya, dan terima kasih juga buat makanannya." Dia mengacak rambutku.
"Ahh.. Tidak masalah." Aku rapikan rambutku dan mengantarkan dia ke depan.
"Sampai jumpa besok." Dia memasang helmnya dan pergi meninggalkanku.
Aku masih menatapnya hingga punggungnya tak terlihat lagi.
"Apakah aku pernah bertemu dengannya?" Batinku
- Jungkook POV -
Sesampai di rumah aku membaringkan badanku ke ranjang.
Ku tatap langit-langit kamarku.Aku tersenyum.
Dan kembali tidur.
---------------------Keesokan harinya.
"Annyeonghaseyo"
~ TBC ~
Yuhuu~
Siapa sih yang ga bakalan serangan jantung kalo ada cogan duduk disamping mu dan berbagi buku, terus saat halamannya berselisih pasti kita bakalan megang kertasnya terus saling menatap halaman bersamaan dengan batas 1 helai kertas (ngertikan maksudnya? ngertiin aja yaaa 😅)Kira-kira Hyejin bakalan tau ga yaa siapa tuan payung itu??
Vommentnya jangan lupa ya~
Xoxo💖
Cookies
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Moon (On Editing)
FanfictionTidak banyak yang berbeda. Masih dengan udara yang sama, ranjang yang sama, serta memandangi langit-langit yang sama. "Kenapa aku merasa begitu kosong?". Tidak ada alasan untuk itu semua. Ini sudah berjam-jam aku melamun. Awalnya... Aku pikir aku la...