JANGAN TAKUT MATI

4.8K 6 0
                                    

Mengapa mati harus ditakutkan? Islam menganggap takut pada kematian menyalahi fitrah dan hanya mendatangkan kesengsaraan. Mengapa mati harus ditakutkan? Islam menganggap takut pada kematian menyalahi fitrah dan hanya mendatangkan kesengsaraan.

Orang yang takut pada kematian adalah orang yang sengsara. Hidupnya diwarnai dengan kegamangan, kekhawatiran, dan pengecut. Umat yang takut mati adalah umat yang rela hidup dalam kehinaan dan menjadi mangsa umat lainnya.

Kematian adalah hak prerogratif Allah swt. Yang perlu dipikirkan dan diupayakan adalah bagaimana nantinya kita mati? Coba bayangkan seandainya di akhir hidup kelak kita mati dalam kemaksiatan. Bagaimana kita mati adalah tolak ukur prestasi dihadapan Allah. Bagaimana kita mati menjadi tolak ukur penentu kehidupan di alam keabadian kelak. Apa saja yang akan kita siapkan?

Bekal yang perlu dipersiapkan bukanlah kekayaan, kekuatan fisik, pangkat, kedudukan, banyaknya pengikut, dan hal-hal keduniaan lainnya. Bekal itu seharusnya kejernihan hati, kekuatan iman, ketaqwaan, dan amal saleh.
Allah berfirman :

"Berbekallah! Dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal (QS: Al Baqarah : 197).

Ibnu Abbas r.a, berkata : "Manusia di dunia terbagi tiga : Mukmin, munafik, dan kafir. Mukmin menyiapkan bekal, munafik berhias dan berpura-pura, sedang kafir bersenang-senang".
Termasuk yang manakah kita?

Setiap muslim berharap di akhir hidupnya berakhir dengan indah. Ada beberapa hal yang harus diwaspadai agar terhindar dalam su'ul khatimah, yakni : keraguan, panjang angan-angan, dan menunda-nunda taubat.

Setiap muslim sangat mengharapkan disaat kematian tiba, dimatikan Allah dalam keadaan "khusnul khatimah", akhir yang baik, kematian yang diridhai oleh Allah SWT. Sebagian orang ada yang diberi umur panjang dan sebagian yang lain diberi umur pendek, bagi kita yang benar-benar berislam secara kaffah, tidak jadi masalah diberi umur pendek ataupun panjang, semuanya terserah Allah yang memberi hidup.
- Jika detik ini seseorang harus menghadapi kematiannya, seseorang tersebut harus rela, jika dikehendaki oleh Allah SWT mati dalam usia muda.
- Namun jika seseorang hingga usia 63 tahun masih diijinkan untuk menghirup udaranya Allah ini, seseorang tersebut harus terus bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan, dan lebih banyak menyiapkan bekal, berupa amalan-amalan shalih untuk kehidupan abadi di akhirat nanti.

Manusia manapun tidak peduli yang kafir maupun yang beriman, tak kuasa menolak "kematian" yang sudah ditetapkan Allah.
Allah berfirman:
"Tidak ada satu umatpun yang dapat mendahului ajalnya, dan tidak pula dapat mengundurkannya." (Al-Hijr [15]: ayat 5)
- mati pada hari apa
- tempatnya mati dimana
- dan matinya sedang mengerjakan apa
Akan tetapi seseorang bisa mengupayakan diri dalam keadaan seperti apa nantinya disaat-saat seseorang tersebut menghadapi matinya, khusnul khatimah ataukah su'ul khatimah. Khusnul khatimah tentu menjadi cita-cita semua orang, akan tetapi kebanyakan perilaku mereka dan gaya hidup mereka jauh dari sifat-sifat dan tanda-tanda menuju khusnul khatimah. Untuk bisa mencapai khusnul khatimah, tidak hanya menghapal setiap hari kalimat "La illaha illallah", terus berharap dengan yakin bisa menghadap Allah dengan khusnul khatimah. Kebanyakan yang terjadi, seseorang akan mati sesuai apa yang menjadi kebiasaan yang dilakukan sehari-hari, contohnya adalah:

- Seseorang yang setiap hari selalu dan selalu main catur dan mengabaikan shalat 5 waktu, disaat sakaratul maut tiba, walaupun ditalkin oleh temannya untuk bisa mengucapkan kalimat terakhir sebelum ajal, yang terucap bukannya "la illaha illallah" tapi bisa jadi..."Skak".. (naudzubillahi mindalliq).

- Lain halnya seseorang yang rajin shalat 5 waktu secara istiqamah, suka menjalin silaturahim, sedekah dalam keadaaan lapang maupun sempit, suka memaafkan kesalahan orang lain, selalu menahan amarahnya, insya Allah disaat menghadapi sakaratul maut, dengan mudah mengucap "la illaha illallah" disertai senyuman.
Type orang inilah type orang yang "merindukan kematian", karena orang tersebut yakin akan janji Allah, bahwa Surga hanya dihuni oleh orang-orang yang bertaqwa.
Allah berfirman,

"Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan dari emas untuk mereka. Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa. (Az-Zukruf [43]: ayat 35)

Ada 4 kriteria (4S), tanda-tanda orang yang cerdas dan bijak dalam menyiapkan kematian, yaitu :
1. Semangat untuk beramal shalih.
Allah berfirman,
Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu, hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku ke dunia".(Al-Mukminun [23]: ayat 99)
"Agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan". Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.(Al-Mukminun [23]: ayat 100)
2. Segera melakukan amal shalih.
Seseorang tersebut tidak suka menunda-nunda untuk beramal shalih dan ibadah-ibadah lainnya, serta hal-hal yang baik yang diridhai Allah SWT. Dalam hatinya selalu ada keinginan untuk berhijrah terus menerus kearah yang lebih baik.
Allah berfirman,
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan raihlah surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.(Ali-Imran [3]: ayat 133)
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.(Ali-Imran [3]: ayat 134)
3. Sebaik mungkin melakukan amal shalih.
Seseorang tersebut selalu berniat untuk yang terbaik dalam hal ibadah, selalu ingin yang terbaik dalam kebaikan, baik dalam lingkungan kantor, di dalam masyarakat maupun di intern keluarga. Kalau jadi pimpinan, dia berusaha untuk adil & bijaksana, bukannya yang sombong dan membanggakan diri, karena yang berhak sombong itu hanya Allah SWT, dan Allahpun tidak mempunyai sifat sombong. Orang tersebut ingin berbuat yang terbaik setiap menghadap Allah SWT, disaat mendirikan shalat 5 waktu dengan ikhlas & khusuk.
4. Sebanyak mungkin beramal shalih.
Rasul sendiri sebagai kekasih Allah, yang sudah pasti dijamin Allah masuk Surga, setiap hari selalu beristighfar memohon ampun minimal sebanyak 100 kali dalam sehari, apalagi kita-kita manusia biasa.... hanya dengan bertaubatlah maka hati ini akan dibersihkan Allah, insya Allah. Cobalah untuk "mengetuk hati" kita ini agar dengan tulus "ikhlas" mau "membuka hati" untuk :
- lebih mencintai kehidupan akhirat dari pada kehidupan dunia
- banyak mengingat kematian, dan kalau bisa merindukan kematian dan jangan sekali-kali ada rasa "benci" terhadap mati.
Tanda-tanda seseorang yang hatinya bersih, banyak mengingat mati, bahkan merindukan mati, akan tampak dalam perilaku sehari-hari al :
- sering melakukan taubat, istighfar & dzikir
- hati menjadi tentram, bersih bagai salju
- khusuk & istiqamah dalam shalatnya
- tidak silau dengan kehidupan dunia
Sedangkan tanda-tanda seseorang yang hatinya kotor, takut bahkan menbenci kematian akan tampak dalam perilaku sehari-hari, antara lain:
- sedikit istighfar, suka menunda taubat, merasa hidupnya masih lama
- hati merasa selalu kurang dalam segala hal
- dunia adalah tujuan utama, dunia adalah segala-galanya
- bermalas malasan dalam beribadah.

Perlu difahami bahwa hampir setiap manusia dibumi ini, sejak nabi Adam hingga Qiamat tiba nanti, setiap hari mereka semua mengalami "latihan mati", yaitu disaat mereka sedang dalam keadaan "tidur". Mestinya kita belajar dari kejadian tidur yang tiap hari kita alami, amat sangat dekat hubungan antara tidur dan mati tersebut bagaikan "kakak dan adik", sebagian ulama menyebut tidur adalah wafat shughra (kematian kecil).
Allah berfirman:

Allah memegang ruh orang ketika matinya dan memegang ruh orang ketika tidurnya. Maka ditahanlah ruh orang yang telah Allah tetapkan kematiannya dan dilepaskanlah ruh yang lain sampai waktu bangunnya. Sungguh yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang mau berfikir. (Az-Zumar [39]: ayat 42).

Dalam salah satu hadist, Nabi SAW menganjurkan kepada kita untuk selalu berdo'a sebelum tidur dengan mengucapkan : "Bismikallahuma ahya wa bismika wa amut".
Yang artinya : Engkaulah ya Allah yang menghidupkanku dan Engkaulah yang mematikanku..

Akhirnya, jangan takut kematian menghampirimu.
Tapi takutlah, karena tidak adanya bekal yang kita persiapkan dalam menghadapi kematian itu sendiri.

Medan, 6 Agustus 2016.




































































































































































































SIAPKAN BEKAL SEBELUM AJALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang