Fabian Samudra, seorang pemuda dari Indonesia, melanjutkan pendidikannya di tengah Eropa. Melarikan diri dari kasih tak sampainya, untuk terbentur pada cinta platonisnya yang lain di kota cinta. Paris.
Mencari bunga yang lain untuk melapisi hatinya dari sang cinta platonis, dia kembali terkoyak karena pengkhianatan bunganya. Hingga akhirnya memilih untuk mematikan rasa. Menghabiskan waktu dengan bekerja, kembali ke almamaternya, mengabdi sebagai dosen sekaligus melanjutkan bisnisnya. Tak menyisakan waktu sedikit pun untuk cinta.
Tapi jalan hidup berkehendak lain. Saat dia terpuruk di titik nadir, ibu tercinta datang membawakan bunga untuknya.
Sebuah perjodohan yang tertunda dua generasi.
Sebuah perjuangan meraih cinta mahasiswanya.
Sebuah kisah kehidupan anak manusia di bumi Indonesia. Yang mengamuk ketika marah, yang terbahak ketika merasa lucu, yang menangis ketika bahagia, yang berusaha untuk tidak menangis ketika perih, tapi memilih diam untuk sakitnya.
Ian bukan seorang alpha male. Dia lelaki lembut yang terlahir dari keluarga yang sangat harmonis. Memuja ibunya, menghargai semua wanita. Memilih sakit sendiri daripada melukai orang lain.
Tanpa bunga, tanpa lamaran yang romantis, tanpa intan-permata-berlian, tanpa unlimited credit card, tanpa branded thing, tanpa bulan madu ke awan, tanpa kata-kata puitis bak pujangga, tanpa lagu yang mengharu biru.
Bagaimana seorang Fabian Samudra berhasil meyakinkan wanitanya bahwa cintanya utuh untuk menyuburkan bunganya yang baru, bahwa dia adalah masa kini dan masa depannya?
Di bagian pertama, sebuah prolog panjang kisah cinta platonis. Berlanjut ke bagian kedua, sebuah kisah pasrah lelaki dewasa yang berjuang untuk cintanya hanya berdasarkan satu keyakinan: 'seorang ibu hanya akan memberikan yang terbaik untuk anaknya'.
Bagian ketiga, menceritakan keseharian sepasang suami istri yang juga dosen dan mahasiswanya. Cerita mengalir lembut, lambat, santai. Tentu saja diselingi aroma percintaan yang menggambarkan kebahagian, keakraban, tapi juga kesedihan. Walau cinta belum hadir, mereka tetap sepasang suami istri yang baru bersatu dengan kebutuhan yang baru. Bercinta.
Walau berhasil memaksa Anggrek Bulan untuk menikahinya, tapi Ian tidak ingin memaksa istrinya untuk mencintainya.
Menikah bisa dipaksa, bercinta pun bisa terpaksa. Tapi cinta soal rasa, rasa tidak bisa dikecohkan-Ian-
Fabian mengajak istrinya menaiki roller coaster kehidupannya. Tertawa dan menangis bersama. Menghadapi masalah yang berasal dari keseharian mereka. Kampus, kantor, keluarga. Termasuk kekasih-mantan kekasih.
Bagaimana reaksi sang istri ketika wanita dari masa lalu suaminya bermunculan satu per satu?
Kekacauan. Kesalahpahaman. Ketidakmengertian.
Ini lebih kacau dari keluarga Oblonskii-Ian-
Apa yang akhirnya membuat sang istri mencintai suaminya? Tenggelam dalam samudera cintanya, jatuh ke dalam palung kasihnya, tak bisa tertolong lagi.
Cinta akan hadir dengan pendekatan yang intens. Tanpa itu, cinta tak akan hadir, walau dalam hitungan tahun, bahkan millennium-Kahlil Gibran-
***
Note:
Bunga di Taman Hati adalah bagian ketiga. Jadi, biar enak bacanya, sebelum baca BDTH, baca bagian pertama dulu ya. Sayap-Sayap Patah. Di sini:
https://my.w.tt/urlSniEed8
Kalau sudah, baca bagian keduanya. Ruang Kecil di Sudut Hati. Di sini:
https://my.w.tt/IaWexHGed8
Happy reading. Semoga betah di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga di Taman Hati, BDTH Bagian 3 [18+ PROMO]
RomanceTadaaa.... Ian's comingggg... aaahhh... #apaseh #plak Ini bagian ketiga Bunga di Taman Hati. Roller coasternya ian. Komen dari yang udah pernah baca, dari tiga bagian BDTH, ya bagian ini yang paling seru. Apalagi bab nya abis di part yang ngeselin...