"Kau sudah pulang?"Krystal tidak langsung menjawab sapaan Kakek Jung. Ia sibuk bergelut dengan pikirannya sendiri.
Kakek Jung melihat perubahan raut wajah cucunya. Sedikit merasa heran sebab tidak biasanya Krystal mengabaikan sapaannya, terlebih lagi gurat kesedihan terlihat jelas diwajah wanita itu.
"Ada apa Jungieku sayang?"
"Kakek..." Panggil Krystal pelan.
Kakek Jung tersenyum. Koran yang sedari tadi di bacanya, diletakkan begitu saja. "Kau bisa mengatakannya sekarang."
"Bolehkah aku menikah?"
Lalu setelahnya hanya keheningan yang menyelimuti ruangan tersebut. Krystal masih berdiri dihadapan Kakek Jung, menunggu jawaban apa yang akan diberikan oleh pria paruh baya tersebut.
Sementara Kakek Jung tidak bisa melepaskan pandangannya dari Krystal. Ia mencoba mengetahui perasaan cucu kesayangannya melalui sorot matanya. Selama ini Krystal tidak pernah meminta apapun kepadanya. Wanita itu begitu sibuk menyiapkan dirinya sebagai pewaris tahta keluarga Jung.
Namun kali ini ia merasakan sesuatu yang berbeda. Kakek Jung bukannya tidak menyadari hal itu, ia tahu bahwa cucunya berusaha menutupi sesuatu darinya.
"Dengan siapa kau akan menikah?"
Pertanyaan tersebut justru membuat Krystal tercekat. Ia tidak pernah berpikir bahwa sang Kakek akan memberi respon diluar dari ekspetasinya. Ia semakin merasa ragu dengan rencananya.
Tenggorokannya terasa kering, bahkan untuk sekedar bersuara."Aku..."
"Apakah dia adalah salah satu karyawanku."
Kakek Jung seperti sedang mengelabuinya.
"Kakek tahu?"
"Pemuda Kim, manager marketing di Jung Incorporation, bukan?"
Krystal seharusnya mengetahui begaimana sang Kakek dapat mengenal sosok pria itu.
"Dia karyawan kebanggaanku. Prestasinya mampu membuat Jung Incorporation banyak dikenal oleh perusahaan asing." Kakek Jung bercerita dengan senyuman teduh. Ia bahkan mengabaikan keterkejutan dari wajah Krystal dan melanjutkan kembali ceritanya.
"Meski tidak pernah bertegur sapa secara langsung, namun aku sering mendengar tentang dirinya dari Asisten Lee." Katanya kemudian.
"Ku kira salah satu mata-mataku hanya bergurau ketika berkata bahwa kau benar-benar menyukainya, namun ternyata semua itu benar"
"Kakek..." Krystal tidak bisa lagi merasakan kesadaran ketika meminta sang kakek untuk menghentikan ucapannya.
"Maafkan aku, Jungie. Saat itu kau berada di Amerika jadi kupikir menyewa seorang mata-mata untuk mengawasimu tidak ada salahnya, bukan?"
Krystal hanya diam, enggan menjawabnya.
"Dan sekarang apa masalahmu? Kakek mungkin bisa membantu."
"Aku ingin dia bersedia menikahiku."
Kakek Jung mengerutkan alisnya. "Apakah kau baru saja mengatakan bahwa kakek harus memaksa pemuda Kim untuk menikahimu?"
Itu adalah apa yang Krystal inginkan. Dengan kekuasaan kakeknya ia bisa memaksa Kai untuk menikahinya dan mulai menjalankan rencananya. Ia memang sudah gila, menikah dengan lelaki yang selama ini selalu menyiksa batin dan jiwanya.
Krystal sudah tidak peduli lagi. Ia sudah muak dengan segala penderitaan dan pandangan semua orang mengenai dirinya. Kai, pria yang dicintainya pun turut membencinya. Tidak ada yang mampu ia pertahankan. Biar lah ia menjadi seorang yang egois untuk kali ini saja, hanya untuk menyaksikan Seulgi menderita karena melihatnya menikahi pria yang ia cintai selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
She
FanfictionKetika seorang Kai Kim masuk ke dalam dunia Krystal Jung yang begitu gelap... Kaistal's Fanfiction (Beberapa chapter diprivate)