Kai membuka kedua matanya perlahan-lahan dan mendapati pantulan cahaya matahari dari jendela kamarnya. Kepalanya terasa sakit luar biasa bagai dipukul palu godam, membuatnya terpaksa kembali berbaring guna meredakan sakitnya.Ia termenung dalam diam, menjelajahi ingatannya pada kejadian dimana ia mabuk dan berakhir menyedihkan diklub bersama Sehun. Namun, sesuatu yang aneh merayapi hatinya saat mendapati harum tubuh lain tadi malam. Tidak, ia yakin itu bukanlah aroma parfum milik Sehun. Meskipun kesadarannya sudah hilang karena pengaruh alkohol sialan itu, tetapi indera penciumannya masih berfungsi dengan baik.
Apakah harum tubuh itu milik Seulgi?
Angannya harus buyar ketika aroma masakan memenuhi ruang kamarnya. Kai mengernyitkan dahi keheranan. Sehun tidak bisa memasak dan Seulgi juga tidak akan mungkin berada disini. Ia tidak pernah mengizinkan wanita itu untuk melihatnya dalam keadaan mabuk. Lagipula Seulgi tidak pernah sekalipun melakukan pekerjaan dapur diapartemennya. Ia lebih suka memasak dirumah lalu membawa makanan untuk Kai.
Hanya ibunya yang mungkin saja berada disini dan tengah sibuk memasak didapurnya.
Shit!
Kai mengumpat keras dalam hati, tergesa-gesa beranjak dari posisinya dan berjalan menuju kamar mandi. Tidak mungkin ia akan keluar dalam keadaan sekacau ini dihadapan ibunya. Ia mungkin akan dimarahi habis-habisan jika ketahuan mabuk.
Sambil lalu mencuci muka dan mengambil sikat gigi disudut wastafel, ia kemudian berjalan ke lemari pakaian dan mengganti kemeja yang dipakainya tadi malam dengan kaos putih polos. Setelah merasa yakin penampilannya telah rapi dan layak untuk diperlihatkan, ia akhirnya memutuskan melangkah keluar dari ruang kamar.
Sebenarnya apartemennya tidak terlalu luas. Hanya ada dua kamar disisi sebelah kanan dari pintu masuk. Lalu di sisi sebelah kiri terdapat dapur yang disekat dengan mini bar table yang cukup panjang. Didepannya terdapat sofa berukuran besar serta televisi. Kai memang bukan seorang yang gila menghias ruanganannya, cukup mempunyai tempat tinggal yang dirasanya nyaman, ia sudah pasti akan merasa puas.
Ketika berhasil menutup pintu ruang kamar dan mengalihkan pandangan kearah dapur, tubuhnya mematung dalam diam. Kini kedua bola matanya sibuk mengamati sosok yang tengah memunggunginya.
Wanita itu... ada disini.
"Lo ngapain?" Karena keterkejutannya belum berakhir, Ia hanya dapat mengeluarkan perkataan tersebut.
Krystal yang semenjak tadi sibuk bergelut dengan hidangannya, segera menoleh dan mendapati Kai yang saat ini terbujur kaku memandanginya. Didetik berikutnya, ia kemudian berbalik dan kembali melanjutkan kegiatannya begitu saja.
Sementara Kai sudah merasakan api kemurkaan didalam dirinya. Ia menatap wanita dihadapannya dengan jengkel.
"Heh! Lo ngapain?!" Ia menghardik kesal.
"Apakah kamu tidak bisa melihatnya? Aku sedang memasak." Jawab Krystal acuh dan tidak peduli.
Mendengarnya, membuat Kai maju tiba-tiba, mendekat kearahnya.
"Keluar lo sekarang juga!" Nada suara Kai terdengar cukup keras.
Krystal lalu mengalihkan perhatiannya dan menatap tanpa bergeming.
"Jadi begini cara kamu berterima kasih?"
Dan perkataan itu mau tak mau membuat Kai berpikir dan merangsang kemampuan otaknya untuk menerjemahkan ucapan wanita itu.
"Jangan bilang lo..."
"Kamu pikir kamu bisa pulang dengan selamat dalam keadaan mabuk?" Krystal menyela ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She
FanfictionKetika seorang Kai Kim masuk ke dalam dunia Krystal Jung yang begitu gelap... Kaistal's Fanfiction (Beberapa chapter diprivate)