7

295 30 7
                                    


Krystal terbangun karena lupa meminun segelas air sebelum tidur.

Ia tiba dirumah tepat pukul tengah malam dan tanpa menyentuh makanannya terlebih dahulu, rasa kantuk telah menyerangnya, membuatnya lebih memilih untuk terlelap. Akan tetapi, dirinya harus kembali terjaga karena rasa haus menyerangnya tiba-tiba. Ia kemudian memutuskan untuk beranjak dan berjalan melewati pintu kamarnya.

Semua lampu ruangan telah dimatikan. Ia hanya mendapati sinar rembulan yang terpantul dari setiap jendela mansion untuk menerangi langkahnya. Sutera putihnya menjutai saat ia menuruni setiap anak tangga. Ketika hendak mengarah keruang makan, Krystal menghentikan gerakannya.

Sekelebat bayang hitam berjalan dari arah pintu utama mansion.

"Papa" Panggilnya, membuat sosok tersebut diam ditempat.

Ia tidak mungkin salah. Tidak ada orang asing yang berani memasuki mansion keluarga Jung sebab petugas keamanan digerbang utama pasti akan memeriksa siapapun tamu yang hendak masuk.

"Pa" Ia bersuara kembali.

Tetapi lagi-lagi panggilannya diabaikan. Krystal lalu memberanikan diri untuk melangkah. Ia mendekati sosok tersebut dan terpampanglah wajah yang selama ini ia rindukan.

"Pa... Krystal kangen papa." Ia memeluk sang ayah dengan segala rasa yang ada.

Namun dimenit berganti, tubuh lelaki itu menjauh, kedua tangannya mendorong bahu Krystal begitu saja. Ia bisa merasakan hawa kebencian dari sorot mata ayahnya.

Sementara Jung Hyun Woo memandang puterinya tidak suka.

Bukan hal yang harus dipertanyakan lagi mengapa ia begitu menghindari Krystal didalam hidupnya. Semenjak kematian Jung Kae Hwa, isteri yang begitu dicintainya, hidupnya menjadi berubah. Hyun Woo tidak lagi bisa merasakan sebuah kehangatan dan cinta, ia menjadi sosok yang begitu dingin dan tegas, menutup dirinya dari khalayak ramai.

Masih segar dalam angannya bagaimana Kae Hwa pergi begitu saja meninggalkan dirinya.

Saat itu isterinya dinyatakan hamil. Alih-alih membuatnya bahagia mendengar berita tersebut, Hyun Woo justru merasa cemas luar biasa. Dokter mengatakan bahwa rahim isterinya begitu lemah sehingga janin didalam kandungan isterinya terpaksa harus diangkat.

Namun, Kae Hwa bersikeras untuk mempertahankan kandungannya sebab apa yang dinantikannya sepanjang hidup adalah bisa mengandung buah cintanya bersama suaminya. Ditahun-tahun pertama mereka menikah, dirinya belum juga diberi kepercayaan untuk memiliki seorang anak. Bahkan Kae Hwa hampir merasa frustasi karena merasa dirinya gagal menjadi seorang isteri untuk suaminya.

Dan disaat ia dinyatakan hamil, dengan kejamnya takdir lagi-lagi mempermainkan mereka. Pada akhirnya, Hyun Woo kehilangan cintanya. Kae Hwa dinyatakan meninggal karena mengalami pendarahan saat melahirkan.

Ia ingat setelah kedua mata isterinya telah terpejam rapat, suara tangis bayi perempuan itu langsung menyambutnya.
Kedua mata kecil polos milik bayi itu, begitu mirip dengan kedua mata Kae Hwa, membuat rasa sakit dihatinya semakin meraung.

Jung Hyun Woo benci bayi perempuan itu. Karenanya, isterinya, Jung Kae Hwa, pergi meningalkannya untuk selama-lamanya.

"Pergilah" Ia berucap dingin, lalu berjalan begitu saja.

Sementara itu, Krystal masih membeku ditempatnya. Air mata mendesak keluar dari selaput matanya, mengalirkan cairan bening yang membasahi kedua pipinya. Untuk kesekian kalinya, rasa sakit, kecewa, dan terluka kembali harus menghinggapinya manakala melihat penolakan sekaligus kebencian sang ayah kepadanya.

"Pa, bukan aku yang membunuh mama." Ucap Krystal lirih.

Hyun Woo yang hendak menaiki tangga langsung menghentikan gerakan saat mendengar perkataan tersebut. Ia hanya diam dan tidak berniat menunjukkan reaksi apapun.

SheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang