1

418 39 4
                                    

EDITED

Suasana bandara pada siang hari ini terasa ramai. Krystal berjalan cepat didampingi oleh beberapa pengawal yang ditugaskan langsung oleh Kakek Jung. Bukan hal yang patut dipertanyakan lagi. Semenjak kematian kakaknya, Krystal menjadi satu-satunya pewaris tahta keluarga Jung. Dan Krystal benci itu.

Setelah lulus dari perguruan tinggi dinegara kelahirannya, Kakek Jung memerintahkan Krystal untuk melanjutkan karirnya di Amerika, California tepatnya. Krystal tahu dengan baik mengapa dirinya diminta untuk meninggalkan tempat dimana ia berasal kala itu. Semua kenangan pahit dan masa kelam yang dialaminya menjadi alasan mengapa sang kakek membiarkannya pergi, keluar dari negara ini.

Dan kini, setelah empat tahun berlalu. Krystal kembali berdiri disini. Dinegaranya sendiri. Tentu ia bahagia. Terlepas dari apa yang dialaminya, Krystal begitu merindukan semua kenangan ditempat ini.

"Krystal!"

Sebuah teriakkan cukup keras menghentikan langkahnya. Krystal terdiam ketika memerhatikan sosok yang berada dihadapannya.

"Sulli! Ya ampun" Pekik Krystal. Tanpa memedulikan lagi langkahnya, Krystal berlari menghampiri sahabatnya.

"Ya tuhan! Krystal, kamu cantik sekali!" Sulli berhenti bernapas saat mengucapkannya.

Semua orang mungkin akan menyetujui ucapan Sulli jika melihat sosok Krystal saat ini. Ia mengakui jika sedari dulu sahabat karibnya memang telah menjelma menjadi gadis cantik, dan kini setelah sekian lama ia tak bertemu dengan Krystal, Sulli harus mengakui bahwa Krystal bertambah cantik. Tidak. Krystal bahkan sangat cantik dan memesona.

"Hentikan, Sulli" Krystal tertawa saat membalas ucapan wanita itu dan memilih mengalungi kedua leher Sulli. Ia begitu merindukan sahabatnya. "Kita sering mengirim foto dan bervideo-call. Apakah kau lupa itu?"

"Tapi kamu lebih menakjubkan ketika berdiri didepanku, Krys. Sialan! Aku tak percaya ini" Sulli pura-pura mendengus dan Krystal menyambutnya dengan tawa.

Mereka memutuskan untuk mengakhiri percakapan tersebut, ketika salah satu pengawal pribadi Krystal terlihat membukakan pintu SUV. Krystal dan Sulli pun melangkah masuk.

"Jadi bagaimana dengan Amerika?" Sulli membuka suara ditengah keheningan. Ia tampak begitu semangat mendengarkan cerita Krystal.

Krystal tersenyum sebelum menjawab. "Biasa saja."

"Aku tidak percaya." Senyuman sinis Sulli layangkan begitu saja. Niatnya untuk menggoda Krystal ternyata berhasil, wanita itu mengalihkan perhatiannya dari pemandangan diluar jendela dan kembali menatap Sulli.

"Aku lebih suka disini, Sull. Kamu tahu, kan?" Ucap Krystal Ia menatap lurus kedepan dan bergumam. "Sebab disinilah rumahku."

Sulli terdiam sesaat. Ternyata tak ada yang berubah. Apa yang Krystal rasakan masih sama. Rapuh, hampa, dan tak tersentuh. Masa kelam itu ternyata benar-benar memengaruhi wanita itu dan seakan membuat Krystal memiliki kepribadian ganda.

Ia dengan senang hati akan menunjukkan sikap angkuh dan semena-menanya kepada siapapun yang tak mengenalnya. Sulli tahu sifat Krystal yang dijuluki sebagai penyihir jahat telah muncul ketika mereka berada di bangku kuliah.

Saat masa-masa terakhir di SMA, Krystal mengalami sesuatu yang mungkin membuat Sulli ingin menangis jika mengingatnya. Ia tidak akan pernah lupa bagaimana Krystal harus menderita untuk waktu yang cukup lama dan kehilangan orang-orang yang dicintainya karena perbuatan keji wanita itu.

Wanita yang menghancurkan dunia Krystal. Seulgi Kang.

***

Kai masih berdiri terpaku. Melipat kedua lengannya didada sambil memandang sosok yang begitu menyebalkan baginya. Sialan! Hampir sepuluh tahun hidupnya, ia habiskan dengan pria tidak berguna seperti Sehun. Jika bukan sahabatnya, mungkin Kai akan berani untuk berucap pergi-kau-Sehun-sialan-kau-akan-di-pecat.

SheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang