"Jadi ini cara yang lo maksud buat bikin Seulgi menderita?"Krystal mengatupkan bibirnya rapat-rapat ketika mendengar suara kemarahan Kai. Iris matanya hanya mengarah kosong. Ia tidak menyangka sang kakek akan berbicara secepat ini mengenai permintaannya kemarin kepada pria itu. Pantas saja Kai tidak ragu lagi untuk menunjukkan amarah kepadanya dan menyeretnya pergi ke atap gedung perusahaan.
Sementara Kai masih nyalang menatap Krystal. Deru napasnya tidak bekerja dengan baik sebab wanita yang ada dihadapannya saat ini menciptakan rasa panas pada hatinya.
"Jawab gue!" Kali ini suaranya terdengar lebih keras.
Kedua tangan Krystal terkepal saat ketakutan menguasainya. Ia berhenti bernapas ketika pria itu mendekat kearahnya dengan raut wajah tegas.
Ia tidak boleh lemah. Semua telah terjadi dan Krystal hanya perlu bersandiwara memainkan perannya.
"Kamu benar." Ia tersenyum sinis menatap Kai. "Dengan menikahimu, aku tidak perlu lagi bersusah payah membuat wanita itu menderita."
Emosi Kai semakin tersulut saat mendengar apa yang dikatakannya.
"Selain jahat ternyata lo juga licik." Ucap Kai dingin. "Gue ga akan pernah nikah sama lo, jika itu yang lo pikirkan."
Krystal menatap lekat bola mata Kai seakan menantang pria itu. "Aku rasa apa yang kakek katakan bisa menarik ucapanmu tadi."
Kai menahan sesak saat kembali teringat perkataan tuan besar Jung. Seketika bayangan sang ibu dan juga adiknya hadir dalam benaknya.
"Lo..." Ia kehabisan kata-kata.
Krystal menyeringai melihat Kai terdiam. Apa yang telah dikatakan kakeknya pastilah memengaruhi lelaki itu. "Aku hanya membenarkan apa yang kamu katakan tentangku."
Kai mengernyitkan dahi tidak mengerti.
"Kamu bilang aku wanita jahat." Katanya kemudian. "Dan sekarang aku telah membuktikan kepadamu kalau aku benar-benar wanita jahat."
Walaupun nada suara Krystal terdengar datar, namun Kai dapat menangkap kesedihan dikedua mata wanita itu. Entahlah, ia tidak ingin tahu. Persetan dengan wanita dihadapannya ini.
"Aku bertanya-tanya apa yang akan kamu lakukan untuk melindungi kekasihmu, sementara kamu akan kumiliki."
Butuh keberanian yang luar biasa ketika kata-kata itu terlontar dari bibirnya. Krystal mencoba bernapas dengan tenang setelah mendengar ucapannya sendiri.
Ia pikir Kai akan membalas perkataannya, namun nyatanya pria itu hanya bungkam, pandangannya sudah kosong tanpa arah. Krystal kemudian memutuskan untuk segera beranjak pergi dari sana. Perasaan itu kembali datang, rasa lemah dan kesakitan bertubi-tubi siap menyerang dadanya. Ia tidak ingin Kai menyadari perubahan raut wajahnya.
Setelah berhasil sampai diujung koridor sepi, Krystal menghentikan langkahnya. Sebelah tangannya sibuk memegangi jantungnya yang berdegup kencang.
Ia hanya mampu berkata dalam bisikan lirih. "Maaf Kai... Maaf..."
***
Langit telah berubah warna menjadi gelap. Dalam keheningan dan deru angin yang berhembus cukup kencang, Kai terpaku sendirian sambil menghisap rokok dari mulutnya. Disaat kalut dan tidak ada pelampiasan untuk meluapkan emosi, ia memang lebih memilih untuk menyalurkannya dengan merokok.
Ia masih berada diatap gedung yang sama. Setelah kepergian Krystal, Kai hanya diam dan bergelung dengan pikirannya sendiri, sibuk memikirkan apa yang harus dilakukannya untuk menyelamatkan Seulgi beserta Ibu dan adiknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
She
FanfictionKetika seorang Kai Kim masuk ke dalam dunia Krystal Jung yang begitu gelap... Kaistal's Fanfiction (Beberapa chapter diprivate)