Happy Reading.
***
Seulgi merasa heran saat melihat Kai yang hanya diam, tidak terlihat bersemangat. Jika lelaki itu biasanya selalu mengumbar senyum dan bercerita mengenai pekerjaannya, kini Kai hanya membisu walaupun sesekali masih sedikit menanggapi ucapannya.
Sesuatu pasti telah terjadi. Ia tahu Kai tidak pernah mengabaikannya, bahkan ketika mereka tengah bertengkar, Kai pasti akan menjadi orang pertama yang mengucapkan kata maaf. Lelaki itu terlalu mencintainya, Seulgi yakin Kai hanya mengagungkan dirinya seorang dan tidak akan ada yang bisa merubah semua itu. Hanya dirinyalah yang layak bersanding dengan Kai.
"Kamu kenapa, sih?" Seulgi merasa mulai jengah dengan situasi ini.
Kai yang sedari tadi menundukkan kepala, memandang secangkir kopi hitam, langsung merubah raut wajahnya dan menatap Seulgi. "Kenapa gimana?"
"Dari tadi banyak ngelamun. Aku ngomong kamu ga fokus." Gerutunya dengan mimik wajah tidak suka.
Kai tersenyum hambar. "Maaf ya, Seul." Ia kemudian menarik sebelah tangan Seulgi untuk digenggam erat. "Aku lagi banyak banget kerjaan dikantor. Kamu tahu kan, ada proyek baru, aku kebagian tugas buat bikin ide promonya."
Ia tidak sepenuhnya berbohong. Belakangan ini Jung Inc. mempunyai sebuah tender besar yang akan menghasilkan keuntungan berlimpah bagi karyawannya, terutama bagi divisinya. Kai dan timnya bekerja mati-matian untuk menghasilkan sesuatu yang menarik agar para investor bisa menyuntikkan dana sukarela kepada perusahaan mereka.
"Tapi kamu kelihatan beda."
Bagai tersengat listrik, kedua bola mata Kai seakan berubah tajam dan waspada. Seulgi mencurigainya dan itu adalah sebuah pertanda bahaya. Kai tidak berani membanyangkan jika Seulgi sampai mengetahui permasalahan yang tengah menimpa dirinya.
Selama seminggu ini ia memilih menghindari siapapun, bahkan Kai tidak pernah bertegur sapa dengan Sehun lagi semenjak kejadian diatap gedung. Seulgi tidak pernah berhenti mengiriminya pesan, wanita itu selalu berusaha meminta waktu untuk bertemu dengannya, namun Kai menolak halus dengan mengatakan ia sibuk karena pekerjaan. Ia hanya ingin menenangkan pikirannya sejenak.
Hari demi hari berlalu dan Kai tetap berperang pada pikiran, hati, serta egonya. Sampai detik inipun ia belum berniat memutuskan siapa yang akan dipilihnya. Kepalanya terasa pening dan hampir pecah karena sibuk bergelung pada perasaannya sendiri.
Hingga hari ini dengan sangat mengejutkan, Seulgi tiba-tiba menghubunginya dan mengatakan bahwa dirinya telah berada di lobby kantor Jung Inc., membuatnya dilanda kekalutan dan akhirnya mereka berakhir disini, disebuah kedai kopi yang terletak tidak jauh dari gedung perusahaan.
"Itu cuman perasaan kamu aja, Seul." Kai berusaha memberikan senyum terbaiknya kepada Seulgi.
"Tapi kamu..."
"Udah ya, ga usah dibahas lagi."
Dan perkataan itu semakin membuat Seulgi semakin yakin dengan kecurigaannya. Kai pasti berusaha menutupi sesuatu.
"Terserahlah, capek aku ngomong sama kamu." Ia mendengus keras seraya membuang pandangan. Seulgi menghempaskan tautan jemari tangan mereka.
Kai yang hendak membalas ucapan Seulgi, langsung mengalihkan perhatiannya begitu mendengar suara ponselnya berdering. Ia segera menjawab panggilan tersebut.
"Iya, saya sudah selesai makan siang." Kai melirik Seulgi yang masih tidak ingin menatapnya sembari mendengar suara disebrang telepon.
"Baik, kamu buat proposalnya sekarang, untuk lebih lanjutnya nanti saya yang akan memeriksa. Sepuluh menit dari sekarang kamu bisa temui saya diruangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
She
FanfictionKetika seorang Kai Kim masuk ke dalam dunia Krystal Jung yang begitu gelap... Kaistal's Fanfiction (Beberapa chapter diprivate)