2. Ide Mingyu

1K 119 32
                                    

Sore itu, ke-13 kecebong hanyut kelas 12-1 sedang berkumpul di rumah kecebong Hong. Katanya sih ingin mendiskusikan masalah tugas film yang diberikan oleh guru mereka beberapa hari yang lalu.

Katanya.

Karena bukannya mendiskusikan tugas, mereka malah mengacaukan kamar si tuan rumah yang sedang home alone.

"Wah, koleksi komik milik Jisoo memang yang paling lengkap!" Mata Jeonghan berbinar senang.

"Kamar dengan fasilitas terlengkap yang pernah ada!" Seokmin berdecak kagum.

Lalu di mana sang tuan rumah sekaligus pemilik kamar?

Ia sedang menuangkan soda ke dalam 12 gelas tinggi untuk para kecebong nyasar kurang ajar yang menjajah kamarnya, sementara dirinya sendiri hanya meminum segelas susu cokelat dingin, berhubung Ibunya melarang Jisoo mengonsumsi soda.

"Ya! Setidaknya bantu aku!" seru Jisoo dari dalam mini kitchen-nya.

Minghao serta Jun--yang berimej dan berkelakuan baik--berlari menuju mini kitchen dan membantu Jisoo membawa sebagian gelas yang telah terisi minuman bersoda.

"Jadi apa hasil diskusinya?" tanya Jisoo.

Seungcheol menggeleng dengan wajah polos tak berdosa yang langsung membangkitkan hasrat Jisoo untuk segera menghajarnya. "Kami belum memulai diskusi."

"JADI KALIAN MENJAJAH KAMARKU DENGAN ALASAN INGIN BERDISKUSI DAN BELUM MENDAPATKAN HASIL APA-APA?!"

Ke-12 kecebong hanyut yang notabene-nya adalah sahabat Jisoo, serempak mengangguk dengan wajah--sok--polos tak berdosa.

Bunuh Jisoo di rawa-rawa sekarang juga.

"Aaah, karena kalian tidak menyetujui semua usulan yang aku ajukan, artinya kalian yang harus menemukan konsep untuk film ini! Aku sudah mengikhlaskan kamar dan cemilanku, kali ini giliran kalian yang bekerja! Jangan ganggu aku!"

Dengan wajah cemberut, Jisoo membelakangi ke-12 sahabatnya yang melongo. Jisoo sedang dalam mode merajuk, itu artinya apa yang ia katakan tak bisa dibantah, harus dilakukan saat itu juga.

"Aih, gentleman kesayanganku sedang merajuk yaa? Kok gentleman merajuk?" goda Jeonghan dengan senyum jahil dan alis yang naik turun.

"Masa bodoh."

"Kalau begini sih bukan gentleman namanya. Bagaimana kalau aku mengganti gelarmu menjadi princess atau cutie pie? Itu lebih cocok."

"Tidak mau."

"Kenapa Jisoo-ku jadi berbicara dengan singkat padat jelas begini hmm? Sedang hemat suara?"

"Terserah padaku."

Hansol dan Seungkwan menarik bahu Jeonghan, bermaksud agar Jeonghan berhenti merecoki Jisoo yang sedang badmood. Kemudian dimulailah konferensi meja bundar dadakan yang berlokasi di kamar Jisoo.

"Bagaimana kalau kita membuat film dengan genre yang sedang tren akhir-akhir ini?" Seungcheol membuka diskusi.

"Membosankan!" tolak Mingyu.

"Film horor?"

"Yang cocok menjadi hantunya hanya Mingyu yang berkulit hitam dan Jihoon yang berwajah kejam. Aku tidak tega jika harus menyandingkan Jihoon yang pendek dengan Mingyu si tiang listrik. Lagipula kalau setting-nya dibuat gelap, nanti hanya Jihoon yang kelihatan." Ini pendapat Wonwoo yang tak memedulikan tatapan membunuh dari Jihoon.

"Loh, kenapa hanya Jihoon yang kelihatan?" tanya Seokmin bingung.

"Kulit Mingyu 'kan hitam, jadi warna kulit dan setting-nya menyatu. Mana mungkin dia kelihatan?"

The Daily Jisoo [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang