beberapa hari ini aku benar dibuat lelah dengan rencana lamaranku pada Iren. sanpai harus belajar nyanyi segala, mana harus bikin video-videoan segala. tapi awas aja kalu dia sampai berani menolakku, semua biaya yang sudah aku keluarkan harus dia ganti.
seharusnya hari ini aku beristirahat dengan tenang, tapi apa boleh buat, demi kelancara acara lamaranku besok malam, pagi ini aku harus menantikan kedatangan sikunyuk Bagas.
"udah lama bro" tanya Bagas. dia langsung duduk didepanku dan membuka-buka buku menu.
"hampir satu jam" jawabku sebal.
"itu prinsip bro, siapa yang perlu, dia yang harus datang lebih dulu" celoteh Bagas setelah menyebutkan pesanannya pada pelayan yang menghampiri meja kami.
"terserah lu aja. mana pesanan gue?" tanyaku to the point.
"wiisss. .sabar bro, lo tuh harusnya baek-baekin gue, makasih loh sama gue yang udah mengabadikan momen kalian berdua, gue tuh emang udah feeling kalau kalian akan jodoh. benerkan feeling gue" dia menyerahkan memory card kameranya padaku.
kunyalakan laptopku dan memasukkan memory card Bagas kedalamnya untuk memeriksa foto yang aku perlukan.
ada banyak fotoku dan Iren, dan tentu saja foto perkengkaran kami yang mendominasi.
FLASHBACK.
Irena Retasha satu-satunya perempuan dikelasku yang sama sekali tampak tak tertarik padaku.
perempuan yang membuatku sebal, karna harus merelakan motor kesayanganku saat aku kalah taruhan dengan Bagas. padahal saat itu aku sangat yakin bahwa dia akan bertekuk lutut dikakiku. tapi setengah tahun sudah berlalu dan kejadian memalukan itu sudah terhapus dari benak teman-temanku, mungkin.
dia tampak tersenyum memandang handphonenya dan pemandangan ini sungguh membuatku gerah.
kurampas handphonenya dan mengacungkannya setinggi yang aku bisa.
"ambil kalau bisa"
dia meloncat-loncat mencoba menggapai handphonenya yang kupegang erat.
"Joe please kasih handphone gue" pintanya dengan sebal.
"hahahaha. .Joe please kasih handphone gue" ejekku dengan suara yang kubuat menye-menye.
"enak aja. harga handphone lo ini enggak seberapa dibanding harga motor gue" kataku tajam.
"siapa suruh lo jadiin gue bahan taruhan, dan itu resiko lo, balikin hp gue"
"ya udah ambil sendiri"
dia kembali meloncat-loncat ingin meraih hpnya. entah karena tidak bisa menjaga keseimbangan atau apa, dia hampir terjatuh dan reflek aku langsung menurunkan tanganku dan merengkuh pinggangnya dengan kedua tanganku. kami berdua terdiam dan saling memandang ke manik mata kami masing-masing.
entah siapa yang memulai lebih dulu, kini bibirku dan bibir Iren sudah menyatu dan insting playboyku memerintahkan bibirku untuk melumat bibir Iren. terasa sangat nikmat bila tidak ditutup dengan rasa sakit diselangkanganku.
aku tersenyum memandang foto dimana Iren tampak kesusahan menggapai hpnya, lalu foto saat kami berciuman dan saat dia dengan teganya menendang selangkanganku. melihat foto ini saja selangkanganku terasa ngilu, mengingat aku yang seminggu penuh berjalan ngangkang disekolahan dan terpaksa hanya memakai kain sarung tanpa dalaman saat dirumah. dan berkat itu aku diejek dengan kalimat 'Joe baru disunat' thanks atas jasa Iren.
"thanks ya Gas" aku langsung cabut saat sudah selesai mengcopy file dari memory card Bagas ke laptopku.
"woy Joe, bayar dulu Joe" teriak Bagas tak kuperdulikan.
"Joe. .astaga Joe, kejam amat lo, Joe, gue enggak bawa dompet Joe" aku terus berjalan tanpa mau menoleh lagi.
dasar bodoh, aku sudah menyelipkan uang beberapa lembar dibawah piringku. tapi dia tidak memperhatikan. daripada meladeni kegilaan Bagas, lebih baik aku meneruskan persiapan untuk melamar Iren besok malam, dan foto-foto dalam laptopku sudah siap untuk aku olah.
------
hay ders,
part depan akan ada lamaran antara Joe dan Iren. .
aku sih udah siapin lirik lagu yang bakal dinyanyiin Joe nanti. .tapi kalau kalian ada saran, mari aku denger lagunya, kalau lebih bagus dari lagu yang aku pilih, aku akan pakai lagu pilihan kalian di next part.maaf buat typo, pendek pula,.
jangan lupa vote sama komen. .
aku sayang kakian. .
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahimu
Humorapa yang sebenarnya menarik darimu? wajah standarmu? pendek tubuhmu? atau otak gesrekmu? sebenarnya tak ada yang menarik, tapi apa yang membuatku tak bisa berpaling darimu?- Joshua Narendra Fusco bukankah aku tak menarik dimatamu? jadi untuk apa kau...