Seventeen

1.5K 70 1
                                    

"APA GUE SALAH NGAKUIN SEMUANYA?"

"KENAPA GUE HARUS JATUH CINTA SAMA DUA ORANG"

"GUE GAKUAT GUE GAKUAT NAHAN SEMUANYA,GUE PENGECUT"

Teriak amanda yang sedang bersedih hatinya. Dia tak habis pikir sama semuanya. Kenapa dia melakukan hal yang salah. Kenapa dia,dia. Dia bisa melakukan hal setega itu. Kenapa dia,kenapa dia bisa jadiin orang sebaik Gio sebagai pelarian. Sebagai orang tersakiti sama yang dia rasakan sekarang.

"AMANDA" teriak seseorang dari seberang balkon.

"AMANDA KETEMUAN AMA GUE DI TAMAN SEKARANG" sambung orang diseberang,Kenan.

Amanda hanya melihat Kenan dengan matanya yang sedang berbasah karena air matanya,dengan pipinya yang basah dan dengan perasaanya yang hancur. Dia seperti,seperti orang yang sedang berputus asa. Tak tau harus bagaimana. Tak mengerti dengan apa yang harus dilakukannya sekarang.

Dengan perasaan yang masih hancur. Sangat hancur. Dia tetap mau untuk pergi ke taman,bertemu Kenan. Karena mungkin,Kenan bisa membantu semuanya. Dia ingat,kalau Kenan selalu ada buat dia.

"Amanda,sini deh." Kata Kenan sambil menepuk-nepuk tanah yang berarti menyuruh Amanda untuk duduk bersamanya,disebelahnya.

"Hari ini,bakalan ada gerhana matahari. Gue tau lu pasti suka,gak jauh beda sama bintang yang biasa lu liat di malam hari" kata Kenan dengan senyumnya.

Kalian tau? Entah kenapa melihat senyum Kenan tadi,membuatnya terhipnotis,bagaikan tak ada suatu hal pun yang membuatnya sedih. Dia layaknya seorang cinderella,yang dapat pergi ke istana sang pangerannya. Bahagia. Itu yang dia rasakan.

Amanda dari tadi belum mau untuk berbicara apapun. Dia layaknya seorang yang bisu. Tak mau berkata satu katapun.

"Makasih" katanya pelan, dengan suaranya yang kecil tapi masih bisa terdengar oleh Kenan.

"For what?" Tanya Kenan.

"Lu udah selalu ada buat gue." Jawab Amanda disertakan senyum. Senyum yang belum seperti biasanya.

"Lu tau? Kita kan sahabat. Sahabat harus ada kapanpun. Dimanapun?"

"Sahabat?" Tanya Amanda dalam hati.

Bagi Amanda,semuanya terasa rumit. Rumit sekali,bagaikan sedang mengerjakan soal matematika ditambah soal fisika yang ada 'koma'.

Di satu sisi,dia sedang bersedih hati atas usainya hubungannya dengan Gio. Tapi dilain sisi,dia lebih sakit saat Kenan mengatakan bahwa hubungan mereka hanya sebatas 'sahabat'. Dia bingung,sebenarnya siapa yang dia cintai.

"Woy!" Teriak Kenan yang membuat Amanda sadar atas lamunannya.

"Duh,apaansih ngagetin aja!"

"Yeh,gw kira lu lagi tidur,makanya gw gituin biar ga ketiduran beneran"

"Alasan paling gaje" kata Amanda sambil mengalihkan perhatiannya ke langit senja.

"Bagus" kata Amanda sambil senyum melihat langit senja yang orange indah.

Kenan dia hanya melihat kearah Amanda. Entah mengapa,dia suka dengan senyum Amanda. Senyum bahagianya. Itulah alasannya untuk membuat Amanda tidak nangis atau bersedih karena hubungannya yang kandas bersama Gio.

Dia benci melihat Amanda yang terpuruk. Dia benci melihat tangis Amanda. Dia benci melihat mata sembab Amanda.

"Manda,mau makan ga? Ini udah jam enam lho"

"Mau,mau makan apa?"

"Tuh ada nasi goreng,mau makan itu aja gak? Itu kan makanan kesukaan lu"

Cinta Dalam Diam [ COMPLETE ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang