Jam masih menunjukkan pukul 06.15 tapi Narel sudah sampai di sekolah. Ia memakirkan motornya dan segera beranjak ke kelasnya.
"Lah, masih kosong anjir? Sendirian dong gue?" ujarnya ketika membuka pintu kelasnya dan mendapati kelas yang masih kosong.
Narel berjalan malas ke tempatnya, setelah menaruh tas ia membuka handphone dan mulai membaca cerita di wattpad.
Seperti biasa, jika ia sudah terlarut dalam wattpad, ia tidak akan tersadar apa yang terjadi di sekitarnya. Termasuk teman-temannya yang satu persatu mulai berdatangan.
"Assalamualaikum, Narel." sapa Diandra tepat di telinga Narel.
"Eh, waalaikumsalam. Lah, ini sejak kapan udah rame?" ujar Narel bingung melihat sekitar.
"Sejak negara api menyerang. Lo sih baca wattpad mulu," gerutu Diandra.
"Yeee, asik tau baca wattpad. Apalagi lo dapet cerita yang bagus. Bisa baper-baper gimana gitu jadinya," balas Narel tidak terima.
"Yayaya, serah lo. Btw, Rel. Lo tau apa......,"
"Kagak," potong Narel bersiap kembali membaca wattpadnya. Diandra cemberut, ia segera merampas handphone dari tangan Narel dan menaruh di saku roknya.
"Perhatiin kalok orang ngomong!" gerutu Diandra.
"Iya-iya, emang penting banget apa?" balas Narel malas.
"Penting pakek banget. Jadi, lo inget Angga yang gue kasih tau ke lo?" Narel mengangguk. "Nah, semalem dia ngechat gue masa. Yaampun, Rel. Gue seneng banget. Gue ampek loncat-loncat saking senengnya. Mana dia perhatiannya ke gue masih kayak waktu kita jadian. Tuh kan, gue jadi flashback."
"Ciyeee, jadi sekarang milih siapa nih, Andri? Atau udah move on ke Angga?" tanya Narel. Seketika senyum di wajah Diandra hilang.
"Gue masih nggak tau, Rel. Iya, gue emang seneng gara-gara chatan lagi sama Angga. Tapi, gue juga masih kebayang-bayang Andri." keluh Diandra.
"Lo kudu bisa nentuin mana yang jadi pilihan lo, Ra."
+++++
Diandra menatap dirinya sekali lagi di cermin. "Cantiknya gue, hihihi." seperti biasa, pemuja diri sendiri.
Baru saja ia hendak mengambil tasnya, handphonenya berbunyi.
"Halo?"
"Halo, Ra?"
"Iya, ada apaan?"
"Anak-anak mau kumpul nih sekarang, tapi si Andri kagak ngikut. Tau deh kenapa itu anak," baru saja Diandra hendak membatalkan lesnya. Tapi, mengetahui Andri tidak ikut, ia jadi malas untuk ikut.
"Gue nggak bisa ikut, Fan. Gue ada les, salamin aja ke anak-anak." jawab Diandra lesu.
"Yah, nggak asik, ah, lo. Ayolah, Ra. Jangan sok rajin deh pakek les-lesan segala,"
"Sialan, lo. Temennya rajin malah dikatain. Udah ah, gue mau berangkat les dulu. Bye," Diandra mematikan teleponnya dan segera mengambil tas dan keluar kamar.
Ditengah perjalanan menuju tempat lesnya, Diandra rasanya ingin sekali putar balik dan menuju rumah Fandra. Tapi, mengingat bahwa Andri tidak datang membuatnya urung melakukannya.
Ditempat les pikiran Diandra tidak bisa fokus dengan apa yang diajarkan oleh tutornya hingga beberapa kali ia mendapat teguran dari sang tutor.
Waktu les akhirnya berakhir. Saat Diandra membereskan buku-bukunya, handphonenya berbunyi tanda ada pesan masuk.
Fandra: Ra, sumpah lo bakalan nyesel kagak ikut kita ngumpul. Andri tadi dateng. Gue tau kalok lo nggak mau dateng gegara Andri juga kagak dateng. Sedangkan Andri, dia kagak dateng gegara lo dateng.
Tuh, kan! Argh, tau gitu ikut. Batin Diandra kesal. Ia cepat-cepat membereskan buku-bukunya dan beranjak pergi dari tempat lesnya menuju rumah Narel. Ia ingin sekali menumpahkan semua kekesalannya.
Sampai di depan gerbang rumah Narel. Diandra turun dari motornya dan memencet bel rumah Narel.
Tak lama, seorang gadis lebih muda dari Narel, keluar dari rumah itu dan membukakan gerbang untuk Diandra. "Cari kak Narel, ya, kak?" tanya gadis itu.
"Iya, Narelnya ada?" tanya balik Diandra.
"Ada, kok. Masuk dulu aja, kak." Diandra memasukkan motornya ke halaman rumah Narel lalu masuk ke dalam rumah.
Ia duduk di ruang tamu sambil melihat-lihat rumah Narel, menunggu si empunya rumah muncul.
"Oy, Ra." Diandra memalingkan pandangannya dan menemui Narel turun dari tangga.
"Nareeeeeeel," rengek Diandra sambil menghampiri Narel.
"Kenapa lo dateng-dateng mewek gini, heh?" tanya Narel.
"Huhuhu, gue tadi kan di ajak ngumpul ama Fandra. Niatnya gue mau ikut, cuman habis gitu Fandra bilang kalok Andri nggak ikut. Gue jadinya males ikut juga, lagian kan gue juga ada les. Gue udah mau puter balik aja tadi waktu berangkat les, tapi nggak jadi. Eh, pas pulang les, si Fandra telpon kalok Andri dateng. Hueeee, gue nyesel Rel nggak ikut. Gue kangen ama Andri pingin ketemu." cerita Diandra sambil merengek.
"Etdah, gue kira abis diapain orang lo dateng-dateng nangis." balas Narel santai.
"Lo mah, gue udah cerita panjang-panjang, responnya cuman gitu doang." ujar Diandra kesal.
"Iya-iya. Tadi kenapa? Oh ya, gue inget. Yaudah, sih, Ra. Mungkin bukan sekarang waktunya lo ketemu ama Andri. Mungkin lain kali? Lagian ngapain lo mikirin cowok sekarang? Kita itu habis gini mau UKK. Fokus dulu aja, ntar kalok dah kelar baru, deh." tutur Narel.
Diandra mangut-mangut mendengar tuturan dari Narel. "Bener juga, sih, Rel." ujar Diandra membenarkan. Lagi-lagi, handphone Diandra berdering. Narel meminta Diandra untuk me- loudspeaker handphonenya.
"Halo?"
"Halo, Ra? Ra, gue cuman mau ngasih tau, kalok lusa anak-anak rencananya mau ngumpul lagi. Lo ikut kagak?"
Diandra melihat ke Narel bertanya bagaimana tanpa suara. Narel menggelengkan kedua kepalanya sambil melambaikan kedua tangannya menjawab nggak tau tanpa suara.
"Gue nggak tau bisa apa enggak, Fan. Soalnya habis gini kan UKK, gue nggak tau diizinin atau enggak." jawab Diandra akhirnya.
"Yah, yaudah deh. Bye,"
Diandra mematikan handphonenya lalu melihat ke Narel. "Kalok menurut gue, lo ikut aja. Tapi jangan bilang-bilang. Lo tiba-tiba dateng gitu aja. Si Andri kan jadinya nggak bakalan tau kalok lo mau dateng. Otomatis lo bisa ketemu sama Andri." ujar Narel.
Diandra: Fan, gue nggak bisa ikut. Gue mau fokus buat UKK dulu. Lain kali gue bakalan ikut.
++++++++
Haloooo...
Move on udah nyampek bab 3 nih. Rencananya gue mau update kemaren, cuman apalah wifi lagi gangguan dan kuota lagi abis :'(((
Sebagai gantinya, gue bakalan update dua part hari ini. Tapi ntar malem ya, part satunya. Sekarang lagi sekolah :D
Maaf kalok yang kali ini rada gaje atau gimana-gimana...
Jangan lupa vomment ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On [END]
Fiksi RemajaMove On adalah satu hal yang sangat mudah diucapkan namun sangat susah dilakukan.