Sehun can see her?!

102 10 0
                                    

-Author POV-

Di tengah kota Seoul. Lampu-lampu jalan berbaur menjadi satu dengan cahaya lampu dari kendaraan yang berlalu lalang dan cahaya lampu gedung-gedung tinggi di sepanjang jalanan Seoul. Berpendar menciptakan pemandangan begitu indah jika dilihat dari tempat tinggi.

Salah satu rumah megah di kota Seoul. Begitu megah dari rumah-rumah megah disekitarnya. Halaman luas dengan pagar tinggi penuh ukiran naga pada tiap badan pagar rumah itu. Ditengah halaman rumah terdapat air mancur lumayan besar, kolam dibawahnya cukup untuk berenang empat sampai lima orang dewasa. Begitu banyak ukiran naga disetiap dinding dan pilar pada rumah itu. Dua buah patung naga besar juga terlihat berdiri kokoh pada sisi kiri dan kanan pintu masuk rumah. Bukan nampak seperti rumah sebenarnya, istana atau museum lebih tepat menggambarkan keadaan rumah tersebut.

Di atas sana, balkon paling atas. Balkon pada lantai tiga rumah besar itu nampak sesosok pria sedang bersandar pada pagar pembatas. Sudah sepanjang malam laki-laki itu berdiri di balkon sana, kepalanya menengadah ke langit, matanya menerawang seolah menembus awan-awan diatas langit.

"merindukan anak-anak?"

Dibelakang laki-laki tadi, berdiri seorang wanita cantik dengan jubah tidurnya. Wanita itu menghampiri laki-laki yang sama sekali tidak bergerak ketika si wanita menghampirinya kemudian berdiri disampingnya dan merangkul lengan kirinya, menyandarkan kepalanya di pundak sang lelaki.

"liburan masih lama. Kau harus bersabar menunggu mereka semua" ucapnya lagi sembali mengelus punggung tangan si lelaki. Senyum kecil akhirnya terkembang di wajah pucat si lelaki, ia menundukkan kepalanya menatap wanita cantik yang begitu ia cintai. Wanita yang sudah menemaninya ratusan tahun ini. tangannya terulur untuk mengelus rambut lembut milik wanitanya.

"tidakkah kau merindukan mereka juga? Rumah begitu sepi tanpa mereka" kalimat itu keluar dari sang lelaki.

"sangat! Mana mungkin aku tidak merindukan mereka. biasanya Jun dan Jennie akan berisik bertengkar hanya karena beda pendapat. Saling melempar api satu sama lain" wanita itu terkikik geli mengingat kelakuan anak kembarnya. "Bobby dan Hanbin akan begitu ribut memintamu melatih mereka selama yang kau bisa. Dan Alice... oh putriku yang satu itu selalu mengomel pada semua anak buahmu ketika mereka membuat kasalahan kecil didepannya."

Tawa menguar dari mereka berdua. Mengingat-ingat kelakuan apa saja yang biasa lima anak mereka lakukan. Kwon Jiyong dan Mizuhara Kiko. Pasangan suami istri yang sedang berdiri di balkon lantai tiga rumah mereka.

Kwon Jiyong, atau makhluk lain biasa menyebutnya G Dragon. pemimpin keluarga Kwon. Vampir kuno dengan segala kekuatan dan kekayaannya. Vampir yang ditakuti oleh vampir maupun makhluk lain. Begitu juga kelima anak-anaknya, mereka begitu takut padanya ya walaupun terkadang mereka merasa malu memiliki ayah yang selalu bertingkah berlebihan dalam segala hal.

Dan wanita dalam pelukannya adalah Mizuhara Kiko. Wanita itu setengah vampir. Tadinya manusia seutuhnya dengan kemampuan pengendalian darah yang entah darimana ia dapatkan ketika pertama bertemu dengan Jiyong. Berubah menjadi setengah vampir setelah menikah dengan Jiyong. Setidaknya Kiko bisa menjadi penetral dalam keluarga itu, sifatnya yang lembut dan ramah pada siapa saja sangat disukai oleh anak buah Jiyong dan vampir-vampir lain yang mengenal keluarga mereka. Begitu berbeda dengan suami dan kelima anaknya.

Sesungguhnya bukan soal anak-anaknya yang dipikirkan Jiyong. Dia sedang menatap langit, melihat warna langit dan bagaimana awan bergerak diatas sana. Semenjak Jun dan Jennie berangkat ke Cove Crown, hampir tiap malam vampir pengendali segala jenis naga itu melihat keadaan langit yang sama. Ia seperti pernah melihat keadaan langit semacam itu. Seperti malaikat sedang murka pada malam hari, tapi keadaannya tidak separah itu. Hanya aneh saja, ada yang berdenyut di dadanya. Pastinya itu bukan jantungnya karena jantung vampir sudah tidak berdetak seperti manusia. Denyutan yang seolah memaksanya mengingat kejadian lima tahun lalu.
-

Another MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang