She smiles at me

112 11 0
                                    

Siang itu seperti biasanya kepala sekolah akan berkeliling di kastil sekolah. Sekedar mengawasi kegiatan di dalam kelas atau menyapa beberapa anak-anak yang berkeliaran di koridor. Mr. Song selalu menyempatkan diri ditengah waktunya yang begitu sibuk mengurus sekolah dan bolak balik ke rumahnya yang berada di langit. Terkadang dia harus pergi ke kantor kementrian untuk sekedar melapor keadaan Cove Crown.

Song Il kook. Usianya sudah berabad-abad lamanya. Malaikat yang sangat disegani dimanapun. Tak ada makhluk yang tidak takut dengannya. Beliau sempat ikut dalam perang yang terjadi di tanah Cove Crown berdiri sekarang. Memperjuangkan undang-undang perdamaian antar iblis.

Beliau melewati koridor belakang kastil sekolah. Disana ia bertemu dengan vampir muda, putri dari vampir terkuat yang sangat ia kenal juga. Tidak perlu memanggil vampir itu karena vampir itu sudah menghadapkan tubuhnya pada Mr. Song kemudian membungkuk memberi hormat pada kepala sekolahnya. Aura energi kekuatan milik malaikat seumur Mr. Song sudah vampir itu rasakan jauh sebelum Mr. Song berada di dekatnya, itu mengapa ia langsung menyadari keberadaan malaikat paruh baya itu.

“kenapa hanya sendiri? Dimana Yinghan?” tanya kepala sekolah begitu sudah berada di samping Alice. Alice tau kepala sekolah hanya berbasa basi. Beliau pasti tau dimana sahabatnya itu berada dan sedang apa sekarang tanpa perlu bertanya lagi.

“sedang berada di kelas pengendalian khusus malaikat” jawab Alice lembut. Ia jawab juga sebagai tanda hormat atas pertanyaan kepala sekolah.

“aku senang kau bisa berteman baik dengan kaum kami” ucap Mr. Song tiba-tiba membuat Alice mengerutkan dahinya. Tidak paham dengan perkataan beliau.

“bukankah memang sudah seharusnya seperti itu? Undang-undang perdamaian yang anda perjuangkan ribuan tahun lalu tentunya diajarkan oleh orang tuaku pada semua anak-anaknya”

Suara tawa Mr. Song yang begitu besar memenuhi koridor belakang kastil sekolah. Tangannya menepuk pundak Alice dengan pelan.

“ya ya ya. Dan kau harus bersyukur dengan kehidupanmu sekarang, karena sudah mengorbankan banyak hal. Kalau saja hal itu tidak terjadi, takdirmu tidak akan berada sedekat ini padanya” dagu Mr. Song mengendik ke arah belakang Alice. Buru-buru Alice menolehkan kepalanya menuju arah tatapan Mr. Song. disana ada Sehun berdiri. Sepertinya anak itu baru datang dari lapangan belakang kastil. Sehun memasang tampang bingungnya mengapa kepala sekolah dan Alice menunjuk padanya.

Kembali tawa Mr. Song yang menggelegar terdengar disepanjang koridor. Alice menatap kepergian Mr. Song dengan kebingungan melanda pikirannya. Apa maksud semua pembicaraan dari kepala sekolah? Takdir? Bersyukur? Membawa Sehun dalam ucapannya juga.

Kepala sekolah mengusak rambut coklat Sehun sembari berjalan melewatinya keluar kastil. Segera vampir laki-laki itu berlari menghampiri Alice.

“apa yang dia katakan?” tanya Sehun penasaran kenapa kepala sekolah menunjuk dirinya saat ia baru saja memasuki koridor.

“dia? siapa yang kau maksud dengan ‘dia’?” tanya Alice balik.

“kepala sekolah tentu saja. Siapa lagi yang berbicara denganmu barusan memangnya?”

“kau benar-benar tidak punya sopan santun sedikitpun ya, Oh Sehun. Kau ‘men-dia-kan’ kepala sekolah? Apa orang tuamu tidak mengajarkanmu tata krama?” Alice sudah tidak mengerti lagi dengan sifat Sehun yang kurang ajar bahkan pada kepala sekolah.

“memang tidak. Kau fikir kau selalu berlaku sopan huh?”

Kalimat Sehun barusan begitu menampar wajah Alice. Iya memang benar terkadang Alice juga berlaku tidak sopan pada beberapa orang. Tapi ini kepala sekolah, beda lagi urusannya. Dan Sehun tidak pernah berlaku sopan pada siapapun!

Another MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang