Another Kwon twins

124 10 0
                                    

Malam ini adalah malam kesepuluh Alice berada di rumahnya sendiri. Dan belum juga ia berhasil berbincang berdua dengan ayahnya hanya untuk menanyakan tentang makhluk misterius itu. Belakangan ini ayahnya terlihat sibuk di luar rumah, pergi bersama Seunghyun entah kemana.

Berbeda dari malam kemarin, saat ini pemimpin keluarga Kwon itu sedang berada di rumah, menyibukkan diri di dalam ruang kerjanya. Alice fikir tidak ada salahnya kalau mala mini saja dia menemui ayahnya, sebelum nanti tidak sempat lagi meminta sedikit waktu ayahnya untuk ngobrol empat mata.

"Daddy..."

Tangan kurus Alice perlahan membuka kenop pintu ruang kerja Jiyong. Gadis itu memelankan suaranya ketika memanggil Jiyong yang sedang duduk dibalik meja kerjanya.
Jiyong yang sudah menyadari keberadaan putri kesayangannya sejak sebelum ia memasuki ruangan, kini sudah tersenyum lebar menyambut kedatangan Alice.

"Masuklah, El. Jangan kaku seperti itu, kau seperti beribu tahun tidak bertemu dengan daddymu saja hahaha" suara tawa Jiyong memenuhi ruang kerjanya. Sang putri perlahan mendekat dan berdiri tepat di depan meja Jiyong

"Dad, aku..." Alice menggantungkan kalimatnya. Dia merasa ragu untuk bertanya pada ayahnya tentang semua masalah ia selama ini.

"Aku tau hari ini akan datang."
Jiyong bangkit dari kursi, kepala keluarga Kwon itu berjalan mendekati putrinya. "Aku tau pada akhirnya kau sendiri akan datang padaku untuk bertanya tentang segala keanehan yang kau alami beberapa tahun ini" kedua tangan Jiyong memegang pundak Alice, maniknya menatap manik putrinya yang memiliki warna senada dengannya.

"Dad... hhh... aku tidak tau harus bagaimana lagi. Aku rasa aku benar benar lemah karna tidak bisa melawan makhluk itu... hiks..." akhirnya air mata itu jatuh juga. Jiyong tidak pernah sekalipun melihat putrinya menangis. Bahkan ketika Alice masih anak anak, dia terluka akibat jatuh dari pohon saat pertama kali ia mencoba melompati pohon bersama kedua kakaknya, dia tidak menangis sekalipun. Padahal Jiyong tau diusia segitu, kemampuan vampirnya belum penuh menguasai tubuh kecil putrinya.

"Aku... daddy maaf  kali ini aku membuatmu kecewa karena aku sangat takut dengan keadaanku yang seperti ini..." suara Alice semakin lirih. Vampir cantik itu takut jika ayahnya akan marah ketika mendengar bahwa ia merasa ketakutan. Alice tau ayahnya sangat tidak suka mendengar kata takut dari semua anaknya.

"Tak apa sayang. Tak apa kalau kau takut..." kedua ibu jari Jiyong perlahan mengusap air mata putrinya. "Daddy minta maaf atas semua kebingungan dan ketakutan yang kau rasakan selama ini"
Dahi Alice mengernyit bingung. Ayahnya tidak marah tapi malah minta maaf? Kenapa ayahnya minta maaf karena masalah ini?
Seperti mengerti pertanyaan dalam kepala putrinya, Jiyong tersenyum sembari mengecup kening Alice begitu lembut.

"kalau saja daddymu ini tidak egois dan buta hati ketika itu, mungkin sekarang kau tidak akan ketakutan akan hadirnya dia, tapi kau dan dia masih tertawa dan bermain bersama..."

Kebahagiaan vampir terkuat, Kwon Jiyong, pada hari itu mungkin adalah puncak kebahagiaan yang pernah ia rasakan seumur hidupnya. Setelah dua kali dikaruniai dua bayi laki - laki, sekarang sepertinya tuhan sedang begitu baik pada makhluk terkutuk seperti dirinya. Untuk yang ketiga kalinya Kiko berhasil melahirkan bayi vampir dengan selamat. Dan yang lebih membahagiakan lagi, mereka akhirnya mendapatkan bayi perempuan. Bukan hanya satu, tapi dua sekaligus. Ya bayi kembar.

Kwon Anna dan Kwon Alice. Mereka berdua tumbuh sama cepatnya seperti kedua kakaknya. Mereka berdua tumbuh menjadi vampir yang cantik dan anggun.
Tapi, ketika tinggi badan mereka layaknya anak manusia berusia 5 tahun, perbedaan itu mulai tampak. Alice tumbuh jadi vampir kecil yang kuat, dia sudah mahir melompati pohon dan atap atap rumah. Dia juga sudah bisa berlari begitu capat menyamai kecepatan kedua kakaknya. Biarpun tubuhnya belum bisa dengan cepat beregenerasi ketika terluka, tapi Alice kecil sudah bisa menahan rasa sakit apapun di tubuhnya.

Another MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang