Langit sudah gelap sejak beberapa jam yang lalu, tapi Alice belum juga bangun dari tidur panjangnya. Sejak Suho pergi tadi, Sehun sama sekali tidak beranjak dari tempatnya. Duduk di dekat sofa tempat Alice berbaring sembari mengawasi si vampire berambut hitam disana.
sambil sesekali maniknya memperhatikan seisi rumah yang... entah kenapa rasanya seperti tidak asing dengan suasana rumah ini. Ada tungku pemanas di dekat tempatnya duduk, kaca besar tertempel pada dinding disamping sofa yang ditempati Alice, beberapa mainan kecil tergeletak berantakan diatas meja hias. Rasanya seperti pernah melihat benda-benda itu.
Dan yang paling membuatnya penasaran adalah pintu kamar dengan cat coklat tua disana. Ada kertas yang tertempel di daun pintu tersebut. Kertas dengan gambar seorang anak laki laki sedang berdiri di atas pohon besar.
Tangan Sehun menyentuh kertas tersebut, merasakan kasarnya kertas tua yang masih menempel cukup kuat pada daun pintu. Hingga perlahan tangannya mendorong pintu kayu tua di hadaannya menimbulkan bunyi decitan cukuk keras. Laki-laki itu meringis, sekilas menoleh pada Alice takut suara pintu barusan mengganggu istirahat gadis itu. Dirasanya tidak ada reaksi apapun dari pemilik tubuh yang terbaring di sofa sana, Sehun melanjutkan langkahnya memasuki ruangan dibalik pintu. Dengan sedikit pencahayaan dari tungku api di ruang tengah, Sehun bisa melihat keseluruhan isi kamar. Jantungnya terasa ngilu begitu melihat tempat tidur dengan seprai warna biru tua yang sudah sangat kotor di ujung kamar.
"Ibu...." Lirihnya dengan suara bergetar. Bukan hanya suara, tubuhnya juga sedikit ikut bergetar seiring lipatan-lipatan memori yang perlahan terbuka bersamaan dengan pandangannya yang berusaha mengenal ulang seisi kamar.
Kakinya menendang sebuah benda ketika ia mencoba mendekati tempat tidur. Tubuhnya membungkuk untuk meraih benda berdebu yang ternyata sebuah robot gundam tanpa lengan. Helaan panjang terdengar bersamaa suara gedebug pelan dari bokongnya yang menghantam lantai kayu. Sehun jatuh terduduk dengan tangannya yang mencengkram erat robot tadi.
"Ibu... aku fikir aku tidak akan bisa melihat semua ini lagi..." ia mendekap gundamnya begitu erat. Susah payah menahan tangisannya.
- Sehun POV -
Benar saja, rasanya tidak asing begitu aku menginjakkan kakiku di tempat ini. Begitu juga rumah ini. Seperti pernah melihat setiap jengkal bangunan sekaligus isinya dan... dugaanku tidak salah. Ini rumahku! Ini tanah kelahiranku! Ohh aku fikir tempat ini sudah rata dengan tanah karena kejadian waktu itu tapi semuanya masih sama.
Termasuk kamarku. tempat tidurku. Mainanku yang berserakan semua masih sama seperti terakhir aku melihatnya sebelum Ayah membawaku pindah ke Seoul. Begitu juga dengan aroma ini. Bibi bilang aroma kamarku seperti wangi parfum ibuku. Tidak tau kenapa selalu seperti ini bahkan hingga sekarang. Itu kenapa sejak dulu aku selalu manggil ibuku setiap masuk ke dalam kamar. Rasanya seperti beliau menyambutku dengan hangat didalam kamar.
"Sehun?..."
Ah? Apa itu? Seperti ada suara yang memanggilku? Kepalaku menoleh ke segala arah mencari sumber suara tersebut.
"Se...h-hun...?"
Ada lagi!! Keningku berkerut begitu mendengar suara yang kedua. Suara seorang gadis tapi bukan seperti suara Alice...
Oh! tidak!
Aku bergegas keluar dari kamar menghampiri Alice di ruang tengah.
Vampire itu masih tertidur pulas diatas sofa. LALU SIAPA TADI YANG MEMANG-- Shit!
Mataku menangkap bayangan pada kaca besar yang terpasang di dekat Alice. Aku lupa soal kaca dan makhluk itu.
"Sehun? Sehun kau mendengarku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Me
FantasyMugkin Alice adalah satu-satunya vampir yang ketakutan ketika melihat hantu. Eh? Entahlah, hantu atau makhluk apapun itu namanya. Yang jelas makhluk itu selalu muncul di cermin, genangan air, kaca mobil, atau benda benda lainnya yang dapat memantulk...