They're Coming!

110 10 0
                                    

"Saya yakin tuan bisa menyelesaikan semuanya dalam semalam. Tapi kenapa harus satu satu seperti ini? Bukankah akan membuat makhluk lain jadi meningkatkan kewaspadaan mereka dan membuat kita kesulitan nantinya?"

Braakkk!!

Makhluk besar berbulu terpelanting jauh hingga menghantam pagar rumah di pemukiman tersebut. Suara lolongan memilukan untuk yang terakhir dari serigala tadi memecah kesunyian malam itu sebelum si makhluk besar berbulu coklat gelap terkapar tak bernyawa lagi.

Seorang laki-laki tinggi yang melempar serigala tadi tersenyum miring menyaksikan buruannya meregang nyawa di depan sana. Perlahan tubuhnya berbalik menghadap laki-laki lain yang berdiri tak jauh darinya.

"Kau meragukan kemampuanku hah?!" Mata merah laki-laki tinggi tadi menyala dalam gelapnya tempat mereka berdiri. Menatap marah atas ucapan kurang ajar laki-laki dengan kemeja hitam disana.

"Eng.. ma-maaf tuan. Bukan maksud saya unt-"

"Hahahaha tidak masalah Joon."

Laki-laki yang dipanggil Joon itu mencuri pandang takut-takut pada tuannya. Terlihat bingung dengan ucapan si tuan.

"Justru aku suka kalau melawan mereka yang memiliki kewaspadaan lebih tinggi. Tidak seperti para werewolf lemah disini!" Kaki kanan si laki-laki jangkung itu menginjak begitu dalam perut werewolf lain yang sejak tadi tergeletak tak bernyawa disebelahnya, hingga bunyi patahan tulang semakin kentara memecah heningnya pemukiman werewolf disana.

-
-

Pagi ini sepertinya menjadi pagi paling ribut dalam rumah besar keluarga Kwon sejak malam dimana Jiyong menceritakan kisah tentang Anna pada Alice.

Sejak malam itu suasana di rumah dengan ornamen naga menjadi lebih sunyi dari biasanya. Rasanya lebih sepi daripada ketika kelima anak-anak Jiyong berada di asrama. Tak ada yang berani membuka suara terlebih dahulu. Meskipun Alice lebih sering menghabiskan waktunya untuk berburu makanannya di hutan. Hanbin sempat mencoba untuk mendekati dan mengajak adiknya bersenda gurau, bahkan menemani Alice pergi ke hutan. tapi tak ada respon baik dari Alice. vampir cantik itu hanya sesekali menanggapi pembicaraan Hanbin.

Tapi pagi ini berbeda. Semua anak buah Jiyong seperti menyemut di rumah itu dengan wajah panik. Bobby dan Hanbin juga tak kalah paniknya. Mereka berdiri gelisah di dekat ayah mereka.

"Ternyata lebih dari separuh werewolf di pemukiman timur tewas, tuan" Seunghyun sedikit membungkuk setelah selesai memberikan laporan yang didapatnya pada Jiyong.

Jiyong hanya diam sambil memejamkan matanya. Sedang berhubungan dengan vampir atau makhluk lainnya siapa entahlah yang bisa memberinya petunjuk tentang kejadian luar biasa ini.

"Brengsek!!!"

Lecutan listrik milik Jiyong menyebar ke seluruh ruangan secara mendadak. Membuat beberapa anak buah dan kedua putranya berjengit kecil kebelakang, kaget dengan serangan mendadak. Bahkan beberapa properti dalam ruangan itu bergerak dari tempatnya.

"Leeteuk memberitauku kalau penyerang semalam hanya dua orang!!. Siapa iblis bajingan yang sok kuat hingga melanggar undang undang kaum iblis?! Sialan!"

"dua orang, dad?! Waahh daebak..." Bobby menyauti dengan nada tak kalah terkejutnya.

"Daebak kau bilang?! Bodoh! bagian mana yang kau bilang daebak saat ia mencoret perjanjian semua makhluk iblis dan membunuh lebih dari separuh werewolf di pemukiman werewolf sendiri?!!" Kepala Bobby berhasil mendapat pukulan telak dari ayahnya.

Another MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang