The Beginning

157 15 4
                                    

-Alice POV-

Dentuman jam raksasa yang terpasang pada dinding ruang tengah seakan menyambutku ketika aku memasuki rumah. Kulirik sebentar pada benda berisik itu. Pukul 11 malam rupanya. Aku terlalu lama berkeliaran di luar rumah hahaha.

"Sudah makan malam, sayang?"

Suara lembut dari ujung tangga terdengar menggema menyamai dentuman jam tadi. Itu ibuku yang entah sejak kapan sudah berada di sana.

"Sudah mom" jawabku singkat sembari tersenyum kecil. "Ribut sekali di luar. Apa harus dilakukan penjagaan seketat itu?" Lanjutku mengomentari keberadaan puluhan anak buah ayahku yang berjaga di sekeliling rumah.

Perlahan ibuku menuruni anak tangga, berjalan menghampiriku kemudian mengusak lembut pundakku. "Penjagaan dari daddymu. Sementara dia dan Seunghyun tidak ada di rumah"

"Daddy seperti meremehkan kemampuan Hanbin dan aku. Lagipula iblis gila mana yang berani menyerang kediaman seorang Kwon Jiyong?"

Wanita cantik di depanku tertawa cukup keras begitu mendengar ucapanku. "Sudahlah. Tidak perlu kau urusi segala sikap berlebihan daddymy itu. Istirahatlah, El... aku tidak mau wajah cantik putriku ini memudar karna kelelahan"

Satu kecupan diberikan mommy di keningku sebelum aku pergi menaiki tangga untuk menuju kamarku

- -

Lama aku menatap pantulan wajahku pada cermin kamar mandi setelah aku membasuh wajah. Aku baru sadar akan sesuatu. Anna sudah tidak pernah muncul lagi dimanapun.

Sejak daddy menceritakan tentang Anna pada malam itu, keesokan paginya aku tidak melihatnya pada cermin kamar mandi maupun cermin di meja rias. Apa dia merasa sudah tenang di alam sana jika aku sudah tau tentangnya? Tapi aku belum sempat berbicara dengannya. Sekedar minta maaf dan mengucapkan rasa rindu...

Dengan cepat aku menggelengkan kepalaku kemudian keluar dari kamar mandi dan segera untuk tidur. Sudahlah. Aku harus cepat beristirahat untuk mempersiapkan tenaga esok hari. Tidak mau berlarut lagi akan masalah ini.

- -

"Ku fikir kau tidak berminat untuk bergabung dengan kami, El" vampir jangkung didepan sana berjalan menghampiriku sembari terkikik geli ketika melihatku datang.

"Waktu liburan bukan hanya digunakan untuk tiduran di rumah sembari nonton tv dan ngemil saja kan, Park Chanyeol?" Sahutku mengikuti ucapan Mr. Jongsuk yang pernah ia katakan saat hari pertama beliau mengajar. Dan disana Chanyeol hanya mendecih sebal tak mau menanggapi lebih jauh lagi.

"Kita tunggu 15 menit lagi kalau Sehun belum juga datang kita akan pergi tanpa dia" itu Irene dengan blouse biru mudanya berdiri anggun disamping Suho, kekasihnya.

Ohh iya, memang benar diantara semua yang berada di rumah Yifan kemarin hanya Sehun saja yang belum ada di sini, dibawah jembatan dekat sungai Han sesuai tempat perjanjian kita kemarin.

Apa anak itu menutuskan untuk tidak ikut dengan kami? Ah sayang sekali kalau sampai Sehun tidak ikut padahal aku penasaran bagaimana ia berada di medan perang sesungguhnya. Bagaimana vampir yang sama sekali tidak pernah berburu akhirnya terjun dalam pertempuran yang nyata, bukan hanya di kelas pertahanan.

Dahiku berkerut begitu menyadari Chanyeol sedang memperhatikanku sembari tersenyum geli sejak tadi. Oh tidak! Sialan sekali si telinga lebar itu! Dia membaca pikiranku hah?!

"Kau yakin dia akan datang, Yeol? Aku rasa Sehun tidak begitu menyukai hal hal seperti ini..." ucap Jongdae ragu, ia bertanya pada Chanyeol untuk kesekian kalinya. Werewolf itu tau bagaimana Sehun begitu tidak menyukai kaumnya. Apalagi kali ini mereka pergi karena sebuah kejadian yang menimpa kaumnya, dan mereka juga akan ke pemukiman para werewolf. Dia sungguh tak yakin Sehun melepas egonya hanya untuk membantu kaum yang jauh dari kata akrab dari Sehun. Sedangkan yang ditanya hanya tersenyum bangga sembari mengendikkan dagunya menuju pada sosok tinggi dengan surai coklatnya yang berayun terkena angin siang, berlari kecil mendekati kami.

Another MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang