Oh Sehun

101 9 0
                                    

-Author POV-

Sehun menghempaskan tubuhnya pada ranjang besar di kamarnya. Jam dinding yang tergantung diatas meja belajar menunjukkan pukul 12:25. Untung dia pergi bersama Chanyeol, pulang jam segini tidak akan membuat ayahnya murka. Dia sudah bergidik ngeri ketika pukul 11:30 Chanyeol dan Yinghan tak kunjung kembali, dalam kepalanya sudah berputar rakaman-rekaman apa saja yang akan ayahnya lakukan padanya kalau dia pulang sangat larut.

Kali ini setidaknya Sehun bisa bernafas lega. Ayahnya hanya diam ketika dia pulang ke rumah, dan dia bisa berjalan dengan selamat sampai di kamarnya sekarang. Sehun rasa dia sudah seperti manusia saja dengan segala peraturan jam malam yang diterapkan ayahnya. Ah, seperti anak gadis lebih tepatnya!

Sejak ia dan ayahnya pindah ke Seoul, ayahnya mengatur segala sesuatu yang dilakukan Sehun. Seolah ayahnya adalah tuhan dalam kehidupannya, berhak mengatur apapun dan Sehun sendiri tak berani membantah satupun perintah ayahnya. Sebab dia tidak akan mau lagi menanggung akibat jika dia membuat ayahnya marah. Akibat segala peraturan itu juga membuat kehidupan remaja Sehun selama ini terasa begitu membosankan, sangat membosankan malah.
Selama ia masih sekolah di sekolah biasa bersama manusia, sekalipun ia tidak pernah pergi keluar bersama teman-temannya hanya sekedar main game di game station. Saat itu dia pikir ayahnya melarangnya untuk bermain dengan teman-temannya karena semua temannya adalah manusia, ayahnya takut kalau Sehun lepas kendali dan menyerang temannya, parahnya sampai menghisap habis darah temannya.

Tapi hari ini, untuk pertama kalinya dia bisa keluar rumah bersama teman-temannya tanpa mendapat hukuman fisik dari ayahnya. Berterima kasih pada Chanyeol yang pintar sekali berbicara, sahabatnya itu bisa membuat ayah Sehun terlihat biasa saja tau anak tunggal keluarga Oh itu pergi hingga malam. Entah memang Chanyeol yang pintar merayu atau ayahnya muak dengan ocehan Chanyeol jadi beliau tidak terlalu mempermasalahkan kenapa mereka baru pulang jam segini.
Terserahlah. yang jelas Sehun senang, tidak harus menerima rasa sakit pada tubuhnya akibat hukuman yang ayahnya berikan. Walaupun rasa sakitnya tidak sama dengan sakit pada hatinya ketika mengingat kenapa ayahnya mulai menjadi vampir diktaktor di keluarganya.

Sehun kecil baru saja lahir lima bulan yang lalu, tapi tinggi badannya sudah sebesar anak berumur 12 tahun. Dia tumbuh tampan dan cerdas sebagai keturunan Keluarga Oh. Tak ada yang mengenal asal usul keluarga tersebut kecuali fakta tentang pemimpin keluarga Oh yang notabennya adalah ayah Sehun adalah manusia setengah vampir. Sedangkan ibunya benar2 manusia.

Sejak Sehun lahir dia belum sempat merasakan pelukan hangat dari ibunya karena sang ibu seorang manusia tidak sanggup lagi bertahan hidup setelah berhasil melahirkan bayi vampir.

Sehun tumbuh di lingkungan yang bisa dibilang tidak layak. Hidup diantara vampir level rendahan yang selalu menentang peraturan apapun dari raja para vampir. Tidak pernah mendapat sedikitpun perhatian dari ayahnya. hampir setiap hari sang ayah tidak pernah berada di rumah. Entahlah, Sehun sendiri tidak tau kemana ayahnya pergi dan tak ada keberanian hanya untuk bertanya kemana ayahnya pergi ketika ayahnya berada di rumah.

Sehun kecil yang berbadan begitu kurus terbiasa mengurus dirinya sendiri, walau terkadang ada seorang wanita paruh baya yang datang ke rumahnya hanya untuk membuatkannya makanan atau membersihkan rumahnya. Wanita itu kakak kandung mendiang ibunya. Beliau terkadang datang bersama seorang anak perempuan. Usianya lebih tua dari Sehun, duduk di bangku kelas dua sekolah menengah atas katanya. Gadis itu putri dari bibinya. Dengan kata lain dia adalah sepupu Sehun.

Hidup Sehun lumayan berwarna semenjak dia mengenal gadis itu. Dia mulai lebih sering berbicara, keluar rumah, bahkan melangkahkan kakinya jauh dari lingkungan tempat tinggal.

Another MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang