Nata

305 7 2
                                    

tidak.... !!!!!!! teriakan wanita itu mengusir sunyi yang menguasai ruang tamu,

"Maa.. Tidak bisakah mama mengerti,  ini sulit untukku. Aku tidak mau mah kumohon jangan paksa aku".. Ucap wanita itu lirih.

"Kenapa .. tolong jangan paksa aku" ...
wanita itu kembali bersuara kali ini lebih tenang tapi menyiratkan luka teramat dalam, wanita itu menangis dalam diam tanpa kata tapi terasa pilu dengan air mata yang mengalir tanpa perlu izin sang pemilik mata.

"kenapa mama tidak bisa ngerti aku. Aku tidak ingin menikah tidakk"!!!.. Gadis itu berteriak frustasi ia tak lagi bisa berfikir dengan jernih.

"natasya!" suara bentakan itu menggema dalam ruangan  bernuansa putih dengan hiasan yang ditata sedemikian rupa sehingga menampakkan kemewahan yang memikat mata

"Natasya!! Mama ini mama kamu". suara wanita paru baya ini tak kalah sengit, dari wanita  yang sedang menatapnya marah dan kecewa. "jangan bersikap berlebihan", kali ini mama nata memelankan nadanya yang terkesan dingin dan mengintimidasi... aku tidak menikahkanmu dengan pria tua bangka atau om om hidung belang.. ujarnya sarkastik.

"Mama hanya ingin yang terbaik untukmu".. 

nata yang mendengar itu memicingkan mata dengan ekspresi tak percaya... nata tidak menyangka mamanya bisa mengatakan hal itu dengan sangat tenang seolah-olah hal ini adalah hal biasa..

"Hah.". suara   nata terdengar meremehkan

"Terbaik untukku ma?" nata berujar dengan nada sinis..... "Terbaik yang seperti apa yang mama maksud.. Apa dengan memaksaku menikah dengan orang yang tidak kucinta, seseorang yang tidak kukenal aku akan bahagia.. ?
aku tidak mencintainya, bagaimana mungkin aku menikahi orang yg tdak aku cintai aku tidak mau maa .."

Kali ini suara sang gadis terdengar sangat terluka badannya gemetar menahan isakan 

"Tidak!!!!!!!!!!!  aku tidak mau menikah !!! ! mama berhak mencarikanku jodoh tapi tidak dengan memaksakan kehendak mama kepadaku..."

" a ..ak kuu. Maa akk Plakk!!!" tamparan keras menghantam wajah gadis yang masi dengan air mata yang mengalir tanpa henti. Suasana menjadi hening nata diam kaku syok dengan sikap kasar sang mama.

"Natasya dengar mama..!   mama tdk mau mendengar kata penolakan darimu.." Wanita paruh baya ini menatap penuh amarah, pada wanita yang memanggilnya mama.

"Sebagai seorang anak seharusnya kamu bersyukur mama mau mencarikan jodoh untukmu, ingatt jangan coba-coba menentang mama!!,  karna jika itu terjadi maka mama dengan senang hati membuat adikmu menggantikan posisimu dan seperti yang kamu tau adikmu sangat penurut dan tidak keras kepala seperti mu..." ucapnya tegas.

Deg!!!!... mata nata terbuka sempurna seperti tersambar petir nata terdiam  membeku ditempatnya.. tak lagi bisa berkata hanya mampu mematung ditempatnya

 wanita paruh baya itu  melangkah dengan santai,pergi begitu saja tanpa memperdulikan bahwa ada orang yang amat terluka karna ucapannya.

Tanpa rasa bersalah wanita paruh baya itu melangkah angkuh tak ada niat sedikitpun  menenangkan hati sang anak yang terluka

Nata terdiam dalam posisi duduk dilantai enggan untuk beranjak dari tempat ia skarang. Tubuhnya lemas tak ada tenaga
Setelah kepergian ibunya ruangan itu seketika hening
Ia masi menangis dalam diam ...sesekali terdengar isakan.. Nata  terdiam kaku memikirkan bagaimna mungkin ibunya tega menikahkan dirinya dengan orang yg tak ia cintai.

terlebih lagi  dengan mudahnya mengatakan bahwa adiknya akan menggantikan posisinya jika ia menolak..
"adikku masi sangat muda untuk menikah.." Lirihnya dengan isakan yang ditahan

Akggrrrrh.....!!!
nata berteriak frustasi ia bingung ia tak ingin menikah tapi..
"Tapi jika aku menolak maka adikku yg harus menggantikan posisiku. Akhhh ... "

"Tidak!.
Tidak, Aku tidak boleh egois.. Cukup aku saja yg terluka adikku tak boleh terlibat dalam hal ini..
adikku masi terlalu muda ia punya sejuta impian yang harus ia gapai .. "

"Jika memang harus ada yang berkorban maka itu pasti dan memang seharus nya adalah aku.. "

"Akhrrrgg...'"
ia kembali berteriak membuat kesunyian itu lenyap seketika dengan suara yang begitu menyayat hati bagi siapa saja yg mendengarnya.
Ia terbiasa menangis dalam diam. terbiasa, Memendam rasa sakitnya tak ingin adik yang dicintainya mengetahui bahwa ia sedang terluka.

Kringggg kringg
Suara handphone membuyarkan lamunannya .. Nata segera bangkit dan bergerak menuju sofa yang tak jauh dari tempatnya duduk mengambil hpnya yg sedari tadi berbunyi

"Hallo kakakkkkkkkkkk".. .

"astaga anya kamu apa apaan sih, bisa tidak sekali ajha kamu tuh klo nelpon tidak usah teriak2, kuping kakak sakit nihh..." ucapnya berusaha terdengar biasa saja.

"Habisnya kakak lama banget angkat telpon, anya kan jadi khawatir.

"Ia ..ia.. ada apa anya.."
Kak hari ini aku ijin nginep rumah teman yach soalnya bsok mau ujian jadi rencananya mau belajar bareng ..
Boleh yach kak pleasee... ucap gadis dari sebrang telpon

"Baiklah kakak ijinkan tapi ingat kamu tdk boleh kmana2. Kakak bisa percaya sama kamu kan anya.."

"Kakakkk aku mencintaimu. Kaka tenang ajha aku enggak akan nakal hehehe.. "

"Dasar, baiklah kaka percaya jaga dirimu.." 

Kak...!
Hem kenapa lagi anya?

Kok suara kakak kok beda yach kayak orang habis nangiss ..
kaka enggak apa2 kan?

"Deg!!!" naya tersentak kanget mendengar pertanyaan adiknya tapi iaa masi bisa mengendalikan dirinya dan menjawab dengan tenang, bahwa ia baik2 saja.
"Bukan nangis anya tapi kaka cape banget dari kantor mau langsung tidur" ucapnya bohong. akhirnya ia menutup telpon.

"Syukurlah anya sedang berada dirumah temannya, sehingga ia tak perlu melihat semua ini. Drama menyedihkan ini cukup aku saja yang tau.. Adik kesayanganku tak perlu terlibat".

Nata bangkit dari sofa kemudian bergerak menaiki anak tangga yang tak jauh dari tempatnya duduk.. Sesekali nata menyeka air matanya yang seakan tak mau berhenti, dengan perasaan lelah dan lemas Menuju lantai atas, menuju kamarnya.

Tapi sebelum sampai diatas dia berbalik seakan sadar seseorang sedang menatapnya iba..
"Non nata butuh sesuatu..." tanya orang menatap nata kawatir, Wanita yang sudah berusia sekitar 50 tahun ini tersenyum lembut terlihat sangat tulus, rasa khawatir terpancar jelas dari wajah yang telah berkeriput tanda orang itu tak lagi muda..
Nata sesegukan  menahan isakan, berusaha tegar dihadapan orang yang menatapnya, melangkah turun dari tangga menghampiri orang yang telah mengasuhnya dari kecil...

"Bi'... " nata tersenyum menahan tangis... "Tolong rahasiakan kejadian ini dari anya yah bi''
Nata mohon yah bi, nata menggenggam tangan pengasuhnya. tangannya yang masi bergetar...

"Yang sabar yach non,, ia bibi tidak cerita ".. Pengasuhnya tersenyum sambil mengelus lembut  punggung tangan anak majikannya yang terasa sangat dingin. "Makasih bi' "
nata memeluk bibinya,, skarang "bibi tidur ajha  tidak usah nunggu anya dia nginap dirumah temannya.." ucapnya tenang berusaha terlihat baik-baik saja.

"Ia, non nata juga istirahat yach,  jangan terlalu dipikirkan yach non.. "
Nata mengagguk dan tersenyum tipis, kembali menaiki anak tangga masuk kekamar dan
menghempaskan tubuhnya kasar kekasur. Ia memejamkan mata kembali mengingat bagaimana tanpa rasa bersalah ibunya mengatakan akan menikahkannya  dengan orang tak ia kenal..

Tanpa rasa cinta bagaimna mungkin ia akan bahagia.. Mengingat hal itu tetesan air mata kembali mengalir dari ujung mata yang terpejam, nata  Menggigit bibir bawahnya mencoba menahan tangis yang sangat menyesakkan dadanya.

Tanpa sadar  ia tertidur dengan air mata yang belum kering.
wajah gadis itu benar2 lelah, Raut wajah itu meski terlihat tenang tetap saja menyiratkan kekecewaan, bingung bercampur rasa takut...
Apapun itu, ia tak bahagia.

Mungkinkah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang